3

12.1K 1.2K 22
                                    

" Lisa kamu baik baik saja?"

Wanita paruh baya itu bangkit meninggalkan dagangannya dan menghampiri cucunya, dia merasa akhir akhir ini lisa selalu melamun .

" Kau masih menunggu gadis itu?" Tanya nya sembari mengusap pucuk kepala lisa.

Lisa hanya terdiam, tangannya sibuk mencabuti rumput di taman tempat dimana dia dan gadis bernama nini itu bertemu.

Karena tidak mendengar jawaban dari lisa, nenek lisa pun menghela nafasnya dan kembali menghampiri dagangannya.

Lisa pov

Ini sudah seminggu lebih aku menunggu gadis itu namun dia tidak pernah menunjukan dirinya lagi.

Kembali ku lirik gelang yang dia berikan pada ku, ada rasa sedikit kecewa karena dia tidak bisa menepati janjinya.

" Kamu kemana nini?" Gumam ku bertanya. Sedikit kesal karena aku tak  tau alamat atau apa pun, cuma tau nama dan wajahnya.

Aku merasa khawatir mengingat terakhir kepergian dia terlihat cemas dengan mommy nya, aku harap semuanya baik baik saja dan dia bisa kembali ke sini untuk menepati janjinya.

Lisa pov end

.

.

.

.

* Beberapa tahun kemudian*

Tok ..

tok..

" Nini  kamu sudah bangun sayang?"

Karena tak ada jawaban orang itu pun memasuki kamar putri tercintanya.

Ceklek..

Irene menghampiri ranjang jennie, dia bisa melihat putrinya tengah mendengkur halus.

Chup..

" Nini bangun" panggilnya mengusap kepala jennie.

Merasa terusik jennie perlahan membuka matanya lalu mendudukkan diri bersandar disisi ranjangnya.

" Cepatlah bersiap nanti kamu telat nini" irene kembali mengusap kepala putrinya.

" Em" dengan rasa kantuk jennie mengangguk dan mulai bangkit menuju kamar mandi.

Irene tersenyum melihat kepergian jennie. Dia sedikit merasa bersalah akan kondisinya yang mengharuskan mereka tinggal di new Zealand untuk menjalani pengobatan  lebih baik. Sebenarnya dia bisa menjalani pengobatan di Singapura namun daddy jennie meminta ke new Zealand mengingat orang tua irene menetap di sana.

Ini sudah sepuluh tahun lebih mereka menetap disini namun wajah murung jennie tidak pernah lepas, irene selalu membujuk menanyakan kesedihan  putrinya namun jennie hanya diam dan pergi begitu saja.

.

.

.

.

" Pagi putri ku sayang"

" Pagi dad" balas jennie yang ikut terduduk di meja makan.

Suho kembali menghela nafas melihat  putrinya selalu bersikap dingin.

" Kamu mau berangkat dengan daddy atau sendiri lagi ?" Suho bertanya sembari menyantap sarapannya.

" Aku bisa sendiri" balas jennie.

LOVE (jenlisa) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang