LEEONITTA||003

78 29 10
                                    

Happy reading♡...

🙃

"Kalian debat mulu. Jangan-jangan kalian jodoh." Ejek Reno.

Leeo dan Nitta langsung menatap Reno tajam.

Sementara yang lain hanya cengengesan.

________________________________________

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Semua siswa maupun siswi telah berhamburan.

"Gila jam setengah tiga panas banget ya."

"Kalo mau adem sono ke kutup. Samperin saudara lo."

"Hilih."

"Hahaha. Sekarang surabaya kayak jakarta ya. Padet dan panas."

"2in Nitt.".

"Lee, ngapa lo megangi pipi mulu dah?"

Leeo,dia menoleh sekilas.
"Gigi gue sakit Ro."

"Lah ngapa bisa?" Leeo hanya mengangkat bahunya.

Setelah berbincang-bincang sambil berjalan. Mereka sampai ke parkiran.

"Kalian bawa kendaraan sendiri kan?" Tanya Nitta.

"Iya,emang kenapa?" Ujar Kara.

"Not father si."

"Ha?" Sahut Zera.

"Ga, papa Zer. Lo kudet amat njir."

"Bangsat lo bang." Zera melotot tajam pada Zero. "Gue sama Reno, Kara sama Zero. Leeo sendiri dan lo juga sendiri." Lanjutnya.

"Ya udah gue pulang duluan." Pamit Nitta. Nitta telah di jemput oleh abangnya. Namun teman-temannya pada heran.

"Itu pacar Nitta?" Tanya kara.

"Gila ganteng benget." Reno langsung melotot.

"Ekhem."

Zera tersadar. Dia hanya menyengir.

Di sisi lain

"Lama banget ya tuhan. Lo habis ngapain si?"

"Habis sekolah lah bang." Jawab Nitta.

"Serah. Dah lah mending kita makan dulu. Gue laper." Ujar Natta.

"Bayarin tapi."

"Lo kalo makan sama gue emang pernah bayarin gue?" Sinis Natta. Nitta terbahak mendengar itu. Memang benar kalo dia makan bersama Natta dia punya prinsip. Tidak akan keluarkan uang jika bersama Natta.

_____________________________________________

"Nitt." Sapa seeorang dari belakang. Nitta menoleh dan terkejut.

"Leeo, lo kok ada disini?"

"Gue mau beli sesuatu buat nyokap gue."

"Oh."

"Lo sendiri?"

"Gue mau cari kanvas."

"Buat apa?" Tanya Leeo.

"Kepo lo kayak Neneknya Dora."

"Njir."

"Mau cari bareng ga?" Tawar Leeo. Nitta mengangguk,mereka berdua berjalan beriringan. Sebenarnya Nitta agak insecure. Bagaimana tidak,Leeo jauh lebih tinggi darinya. Nitta hanya sebatas pundak Leeo.

Mereka terus berjalan hingga berenti di toko alat lukis. Leeo menengok Nitta.

"Beli sana gue tunggu di depan." Nitta mengangguk. Selang beberapa menit Nitta datang dengan membawa dua buah kanvas dan satu paket cat air tak lupa dengan kuasnya.

Leeonitta2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang