Happy reading♡
^^^^
Mereka berempat tiba di kantin. Leeo juga ikut karna Leeo telah mengenal Zera dan Kara. Namun tidak Nitta Leeo tidak mengenalnya.
"Kita duduk situ yuk." Kara menunjuk meja di pojok. Meja itu di tempati dua cowo yang bisa di bilang tampan(ya dong kan cowo masa cantik.)
Nitta dan Zera melihat meja yang di tunjuk oleh Kara tadi. Tanpa babibu Leeo langsung mendatangi meja itu.
"Woi Lee, enak banget lo bisa sekelas sama pacar gue." Kata salah satu di antara dua cowo tersebut. Dia Reno mantan fackboy. Kenapa bisa di bilang mantan. Jawabannya hanya satu, dia sudah jatuh ke Zera. Ya Reno adalah pacar Zera teman Nitta.
"Alhamdhulilah adek gue ga sekelas sama lo." Ujar cowo yang di samping Reno. Dia adalah Zero, kaka kembaran Zera. Dan dia juga sudah punya pacar. Pacarnya itu Kara teman Nitta juga.
"Ye. Lo kok gitu sama adek ipar?" Tanya Reno.
"Bodoh ga ngurus bacotan lo."
"Bang jangan gitu sama pacar gue dong." Sewot Zera.
"Ya Allah, gue prihatin sama kota surabaya ini." Kata Kara tiba-tiba.
"Ha? Lo kok tiba-tiba bilang gitu?" Tanya Nitta yang tidak mengerti.
"Iya lah prihatin. Gimana ga prihatin. Kalo kota surabaya punya penduduk yang oon-oon, gila, kang bacot, bucin akut, dan ga jelas kayak mereka."
Jleb
Satu kalimat. Beribu tusukan.
"Woi santan lo kalo ngomong ga di saring ya?" Protes Zera.
"Ker aku juga ikut?" Tanya Zero.
"UDAH DIEM NGAPA KALIAN. GUE UDAH LAPER JANGAN DEBAT MULU." Lerai Nitta.
Akhirnya mereka duduk manis. Mereka tinggal menunggu pesanan yang di pesan Reno dan Zera.
"Eh lo Nitta adik bang Natta tang udah lulus itu kan?" Tanya Zero. Di angguki Nitta. Nitta tak heran lagi jika penghuni sekolah jaya sakti mengenal Natta. Karna Natta di kenal dengan sifat badboy dan prestasi akademik dan non akademiknya.
Tak berselang lama makanan yang di pesan tadi datang.
Mereka makan dengan nikmat. Sampe rak terasa bel istirahat berahir.
"Jancok. Baru juga ketelen ni makanan. Dah masuk aja. Ga duwe akhlak seng mencet bel." Maki Reno dengan bahasa jawa dan indonesia.
"Yo selow bro ga usah meso ga jelas ngunu." Ujar Zero.
" yo lah, den masuak kaleh dulu yo"
"Woi terus sadia mangan hamu ini?" Tanya Zera dengan bahasa Batak.
" Iih lae aku kada ingatan." Jawab Reno dengan bahasa banjar.
"Mabbelleko. ette bawanno dega doimu." Ujar Kara dengan bahasa Sulsel.
"Aing orang kaya, moal pien te boga duit." Sombong Reno dengan bahasa Sunda.
"Gaya sia sombong pisa." Sahut Leeo degan bahasa bandung.
"Gue ga paham sama bahasa daerah yang kalian gunain." Aduh Nitta.
Semuanya tertawa. Mereka lupa kalo ada Nitta.
"Wes talah. Mending nang kelas." Ujar kara.
"HE KALIAN KENAPA MASI DI SINI. GA DENGER BEL MASUK?" Mereka berenam serempak menoleh ke sumber suara tadi. Dan
KAMU SEDANG MEMBACA
Leeonitta2
Teen FictionPerbedaan bukan lah penghalang untuk dua hati bersatu. Dua insang yang di takdirkan bersatu oleh tuhan namun tak di restui oleh alam. "ke-kenapa Lee?" "maaf Nitt." "KENAPA LO TEGA SAMA GUE." bentak Nitta di barengi air mata mengalir. "maaf," ujar Le...