Bab 1

4.3K 293 23
                                    

Ini adalah cerita baruku, judulnya "PROMISE" sebuah janji yang selalu dinanti olehnya.

Happy Reading...

_______________________________________

"Berjanjilah padaku, kalau kau akan kembali menemuiku disini." ujar anak remaja itu.

"Aku berjanji akan menemuimu disini, ketika aku lulus SMA dan kuliah, lalu sukses dan memiliki pekerjaan. Aku akan menjemputmu disini, di taman ini. Aku janji," ujar remaja satu lagi.

Mereka saling berucap janji satu sama lainnya untuk bertemu kembali di taman itu, taman dimana tempat pertama kali mereka bertemu. Taman yang menjadi saksi bisu percintaan mereka terucap, taman yang menjadi saksi dikala mereka bertemu dan saling memadu kasih, bermain bersama, mengerjakan tugas sekolah bersama.

______________________________________

Di sebuah kota yang sangat padat penduduknya, tumbuh seorang remaja yang sangat tampan, ia terkenal ramah dan cerdas di lingkungan tempat tinggalnya yang tidak terlalu besar. Sederhana namun saling menjaga satu sama lain. Baim, sapaan akrab remaja itu kepada semuanya. Ia selalu bangun pagi dan selalu rajin membantu neneknya. Baim kecil dan di besarkan oleh nenek dan kakeknya. Sementara ibu pergi entah kemana semenjak ayahnya meninggal dunia.

"Baim bangun nak, hari sudah pagi. Ayo mandi lalu sarapan dan pergi kesekolah." ujar Nenek Sarinah.

"Iya nek, ini Baim udah bangun kok." sahut Baim.

Baim bersiap-siap akan pergi kesekolah, lalu tak lupa ia sarapan dahulu. Bahkan ia menyiapkan bekal untuknya makan siang nanti di sekolah. Ia tidak pernah mengeluh dengan keadaan keluarganya yang sederhana. Ia selalu mensyukuri apa yang ada saat ini, ia tidak banyak mengeluh, ia juga tidak banyak berharap.

"Kakek, nenek, Baim pergi sekolah dulu ya." ujar Baim.

"Sudah membawa bekalmu nak?" ujar Kakek Bayu.

"Sudah kek, Baim udah bawa kok. Kalian jangan lupa sarapan ya," ujar Baim.

"Iya nak, kamu hati-hati." sahut Nek Sarinah.

Baim mengangguk, lalu ia pergi kesekolah, di depan gang sudah menunggu sahabatnya yang bernama Mario, lalu mereka pergi kesekolah bersama. Mario selalu membawa sepeda motor maticnya sebagai kendaraan untuk pergi kesekolah, tidak lupa dua helm untuknya dan Baim.

"Baim, nanti ada pasar malam loh. Kamu mau ikut tidak?" ujar Mario.

"Nyetir aja yang benar, nanti saja kita bahas pas di sekolah." ujar Baim.

"Oke..." sahut Mario.

Mario menancap gas motornya, Baim yang terkejut langsung memegang pinggang Mario erat-erat. Lalu mereka pun sampai sekolah. Sesampainya di sekolah, mereka di hebohkan oleh suara para siswa yang histeris dan mengeluh-eluhkan seseorang.

"Itu ada apaan sih, pada lebay banget begitu." seru Baim.

"Biasalah ada anak baru, dengar-dengar katanya keren dan keceh," sahut Bima salah satu sahabat Baim yang muncul di hapadapan mereka.

"Oh, masih kecean juga aku kemana-mana." sahut Mario.

Memang kenyataannya Mario tampan dan kece, banyak siswi yang mengidolakannya. Terlebih Bima juga tampan dan keren, tubuhnya atletis dan hobi main basket. Beda halnya dengan Baim, ia tampan dan manis, senyumnya mampu melelehkan siapa saja yang melihatnya. Kulit putih bersih dan mulusnya membuat siapa saja iri dan kagum, terlebih wajahnya yang selalu tampil glowing. Padahal ia tidak memakai skincare apapun. Baim, Mario, dan Bima berjalan di koridor sekolah, lalu melihat siswa baru yang di kerumunin banyak orang, saat siswa baru yang bernama Leo itu melihat Baim, Baim membuang muka lalu berjalan ke arah lain.

Merasa terabaikan, Leo sedikit panas, ubun-ubunnya seperti terbakar. Padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya, entah kenapa Leo merasa penasaran dengan Baim. Lalu Leo hanya mengangkat bahunya dan menikmati kepopulerannya di sekolah itu. Meski baru ia sudah punya banyak teman, bahkan punya geng sendiri. Baim dan kedua sahabatnya masuk kedalam kelas, lalu ia melihat murid baru itu satu kelas dengannya. Bangku Baim tepat berada di belakang Bima, sementara Mario berada di sebelah Bima. Bangku hanya bisa di duduki masing-masing satu murid saja. Sementara Leo duduk tepat di pojok kanan dekat jendela, di belakang Baim murid gendut bernama Samuel.

Guru mulai masuk kedalam kelas, lalu memyuruh semua murid berdiri. "Selamat pagi semuanya, silakan berdiri dulu. Dan buat murid baru ayo perkenalkan diri kamu di depan."

Leo berjalan melewati Baim, aroma parfume mewah dan mahal mencuat di hidung Baim, membuat Baim ingin bersin. Ia menutup hidungnya agar tidak bersin, lalu Leo memperkenalkan dirinya di depan semua murid. Para murid perempuan dan yang lain terkesima, tidak dengan Baim. Ia sedikit trauma dengan orang kaya dan banyak uang seperti Leo. Sebisa mungkin ia tidak akan akrab atau dekat dengan Leo. Karena hal itu sangat menyiksa batinnya dan pasti akan mengingatkannya pada sebuah Janji itu. Tak terasa air matanya mengalir begitu saja saat mengingat remaja yang berjanji padanya kala itu. 'Glen....'

Baim menghela napas, Bima menoleh kebelakang lalu melihat Baim yang menghapus air matanya. "Kau kenapa? Apa kau teringat dengan pria bodoh itu?"

"Tidak apa-apa, aku cuman kelilipan." ujar Baim.

Mario, menulis sebuah kertas dan melemparkan kepada Bima. 'Baim kenapa!'

Lalu Bima membalas dan menuliskan sesuatu di belakang kertas milik Mario. 'Sepertinya dia teringat dengan Glen,'

Mario tidak membalas itu lagi, Mario dan Bima saling pandang. Lalu mereka melanjutkan pelajaran mereka. Semua murid belajar dengan tenang dan damai, pelajaran itu terus berlanjut hingga jam istirhat tiba. Lalu Mario, Bima, dan Baim pergi ke kantin bersama. Leo terus memperhatikan Baim, ia melihat senyuman manis Baim, tetapi kenapa kesedihan muncul di mata hitam legam Baim. Ia semakin penasaran dan terus mencari tau kehidupan Baim.

"Baim kamu bawa bekal apa?" tanya Mario.

"Cuman nasi goreng sama telur ceplok yang aku buat tadi," sahut Baim.

"Padahal udah sering di bilang gak usah bawa bekal, kan ada kita bisa bayarin makan di kantin." sahut Bima.

"Gak ah, aku gak mau merepotkan siapa-siapa." ujar Baim.

"Ya sudah, eh tadi aku bertanya padamu, ikut ya ke pasar malam. Ayolah," ajak Mario kepada Baim.

Baim diam, lalu Bima bericara. "Oh jadi kau cuman ngajak Baim doang gitu? Terus aku kamu anggap apa ha? Aku ikut,"

"Hehehee, maaf.... Iya boleh kok, tapi Baim nih mau apa enggak, jangan bilang dia mau ketaman itu lagin nanti malem nungguin orang gak jelas." ujar Mario.

"Iya aku ikut..." sahut Baim.

"Seriusan? Kau gak keteman itu kan? Ah senangnya," ujar Mario.

"Kalau gitu nanti malam aku jemput kalian ya." sahut Bima.

Mario dan Baim mengangguk, lalu mereka memakan makanan mereka. Leo yang mendengarnya pun berencana mengikuti mereka, lalu gadis cantik bernama Liana datang menghampiri Leo. Lalu Leo berbicara. "Lili, kau kenal dengan anak itu?"

Liana melihat kemana arah telunjuk Leo, lalu berbicara. "Oh Baim, siapa sih yang gak kenal sama anak ganteng dan senyumannya yang membuat hati meleleh. Anak itu baik banget, cerdas, bahkan beberapa kali jaura kelas, apa lagi kalau ada lomba sains tingkat provinsi, duuuuh dia juara terus."

"Ooo, lalu kenapa dia nampak sedih terus?" ujar Leo.

"Hmmm, yaaaah walau dia berusaha menutupi kesedihannya dengan keceriaannya itu, tetap akan terlihat juga pada akhirnya. Btw dia anak yatim, ayahnya meninggal sejak usianya dua tahun lalu, sementara ibunya tidak tau pergi kemana sejak ayahnya meninggal. Ia di rawat kakek dan neneknya saja." sahut Liana.

"Mungkin itu yang membuatnya sedih..." ujar Leo yang bernasib sama tidak punya ibu.

Bedanya, ibu Leo meninggal. Sementara Baim ibunya pergi begitu saja entah kemana.

Bersambung......

Kyaaaas kyaaaass kyaaa

Jangan lupa vote dan komen ya....

Aku up bab 1 dulu, kalau kalian suka aku bakalan lanjut.

BL- PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang