Bab 4

1.3K 179 29
                                    

Jangan lupa vote dan komennya ya gaes...

_______________________________________

"Eh, kau tidak tidur?" tanya Leo kepada Baim.

"Kalau mau tidur duluan saja, aku mau mengerjakan tugas sekolahku dulu." sahut Baim.

"Oooo, baiklah." ujar Leo sedikit Cuek.

Baim mengerjakan tugas sekolahnya, setelah selesai ia pun memutuskan untuk tidur. Tetapi tidak tidur satu ranjang dengan Leo, padahal Leo sudah memberi ruang atau tempat untuk tidur, bahkan posisi tangan yang di rentangkan agar Baim bisa berbantal lengan. Tapi harapan Leo sia-sia, Baim janya membenarkan selimut Leo yang tersingkap. Kemudian Baim pergi keruang tamu dan memilih tidur di ruang tamu. Tapi Leo hanya pura-pura tidur, ia melihat Baim keluar kamar dan tidur di ruang tamu. Saking lelapnya Baim tertidur, ia tidak tau diam-diam Leo memindahkan dirinya tidur di kamar.

Pagi harinya, Baim bangun dan terkejut saat dia sudah berada di kamar, dan dalam keadaan di peluk seseorang. Baim melotot, saat tau dirinya di peluk Leo. Lalu Baim menyingkirkan tangan Leo jauh-jauh darinya dan bangkit dari tempat tidur. Baim pergi keluar kamar dan menyapa kakek dan neneknya.

"Pagi nek, kek...." seru Baim.

"Pagi juga nak." sahut kakek dan neneknya.

"Pagi nek, pagi kek..." seru Leo yang juga sudah bangun.

Baim mengerutkan alisnya, lalu dengan jengah membuang muka. Kemudian kakek dan nenek Baim menyapa juga. "Pagi juga nak, bagaimana tidurmu, nyenyak?"

"Siapa namamu nak? Kamu satu sekolah dengan baim?" tanya Sarinah.

"Tidurku nyenyak sekali kok nek, apa lagi di sebelah baim. Oh iya, aku Leo kek nek, teman baru Baim di sekolah." ujar Leo.

"Tampan sekali, dan juga manis. Baim buatkan teh buat Leo ya," ujar kek Bayu.

"Gak perlu, dia mau pulang kok. Pulang sana, orang tuamu pasti mencarimu tu." sahut Baim.

"Baim gak boleh seperti itu sama tamu, ya sudah nenek buatkan teh sama sarapan ya, nanti selesai sarapan baru pulang." ujar nek Sarinah.

Baim hanya diam, lalu ia melihat Leo sedikit menang. Sarinah membuatkan teh, lalu sarapan untuk mereka semua. Lagi dan lagi Leo memberikan lauknya kepada Baim, bukan tidak suka, tetapi ia merasa Baim harus makan lebih banyak lagi. Selama ini Leo tau kalau Baim serba kekurangan.

"Kau, apa yang kau lakukan?" tanya Baim.

"Hanya memberi sedikit lauk ku padamu. Makanlah," ujar Leo.

Kakek dan nenek Baim menyaksikan itu tersenyum, selama ini Baim merasa kesepian dan tidak ada yang memperhatikannya. Melihat perlakuan Leo kepada Baim seperti abang dan adik, mereka pun ikut senang. Mereka melanjutkan sarapan mereka, jika di ingat selama ini Leo paling tidak suka berbagi, apa lagi memakan bekas makanan orang dia pun tidak mau. Tapi malam tadi ia bahkan minum teh di gelas bekas bibir Baim. Sarapan itu selesai, kemudian Leo berpamitan untuk pulang kerumahnya. Ia masih mengenakan baju Baim, lalu Glen melihat Leo.

"Dari mana saja kamu? Mentang-mentang udah besar, ya gak mesti gak pulang dek." ujar Glen.

"Bukan urusanmu." sahut Leo.

Selama ini, Leo dan Glen sangat akrab. Tetapi sejak Glen menerima wanita lain sebagai ibu mereka, Leo sedikit berjarak. Apa lagi sekarang saat tau Glen yang sudah membuat hati Baim sakit. Ia semakin membenci Glen. Glen merasa ada yang aneh dengan adiknya itu lalu ia berbicara.

"Kenapa kau berubah sekarang, dari kecil kita sangat dekat. Kenapa sekarang kau seakan membenciku?" tanya Glen.

"Hanya perasaanmu aja." ujar Leo.

BL- PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang