Bab 2

1.8K 186 24
                                    

Hai maaf banget ya cerita sebelah kesannya buru-buru banget. Bukan karena cerita baru ini, tapi udah niat emg cuman buat Cerpen aja.

Oke jangan lupa vote dan komennya ya...

_______________________________________

Semua murid sudah kembali ke kelas mereka, lalu tiba-tiba Baim melihat Leo sudah berpindah tempat duduk dengan Samuel, Baim mendelik atau melotot ke arah Samuel. Sementara Samuel menunduk ketakutan.

"Samuel, kenapa kau pindah bangku?" tanya Baim.

"Ii-itu karena..." Samuel tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Lima belas menit sebelumnya...

"Heh gendut, pindah tempat sana. Kau duduk disana di tempatku, dan mulai sekarang aku duduk disini." ujar Leo.

"Aku tidak mau, aku sudah lama duduk disini, dan kau cuman anak baru." ujar Samuel.

"Oh melawan? Jangan sampai kau aku keluarkan dari sekolah ini," ujar Leo.

Mau tidak mau Samuel harus menuruti kata-kata Leo, Baim tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Kemudian Baim berbicara. " heh kau Kembali kebangkumu sekarang, sebentar lagi jam pelajaran di mulai."

"Apa masalahmu, aku duduk disini sekarang." sahut Leo dengan cueknya.

Baim duduk di bangkunya, ia merasa risih sebenarnya dengan keberadaan Leo yang duduk di belakangnya. Bima menoleh lalu melihat kebelakang Baim, ia melihat Leo yang sedari tadi memperhatikan Baim yang sibuk membolak balikan bukunya. Baim melihat Mario dan Bima secara bersamaan yang tengah melihat orang di belakangnya. Lalu ia melotot kearah dua sahabatnya itu.

"Baim, dia kenapa? Kok bisa pindah bangku." ujar Bima.

"Gak tau, udah biarin aja orang sinting begitu." ujar Baim.

Bima kembali berkonsentrasi dengan pelajaran, guru pun datang dan memulai pelajaran itu. Mereka semua belajar dengan tenang, beda halnya dengan Leo, ia tidak menulis apa yang guru terangkan. Ia justru melukis wajah Baim di halaman buku tulisnya di bagian belakang, ia melukis wajahnya tepat berada di belakang wajah Baim. Ia membuat sketsa persis seperti keadaan sekarang ini. Pelajaran pun selesai, bahkan semua murid sudah kembali kerumah mereka masing-masing. Seperti biasa, Mario dan Baim pulang bersama, kali ini di iringi oleh Bima di samping mereka.

Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah Baim, lalu Bima dan Mario ijin pulang dulu, dan nanti malam mereka akan pergi ke pasar malam.

"Kakek, nenek Baim pulang..." seru Baim.

"Ya sudah ganti pakaian habis itu langsung makan siang ya nak," ujar Nek Sarinah.

"Hmmm, tadi Baim udah makan bekal sih nek. Ya udah Baim mau ganti baju dulu, habis itu nyusul kakek ke pasar ya nek." ujar Baim.

"Iya nak..." ujar Sarinah.

Seperti biasa setiap pulang sekolah, Baim selalu membantu kakek Bayu di pasar untuk menjual sayur mayur hasil kebun mereka sendiri. Baim selesai, lalu ia bergegas pergi kepasar dan membantu kakeknya berjualan. "Kamu udah datang aja, tugas sekolahmu sudah di kerjakan?"

"Nanti aja kek bisa kok, lagian kan besok hari minggu, jadi bisa besok aja." ujar Baim.

Kakeknya hanya mengangguk, lalu Baim mulai menjajakan barang dagangannya. Diam-diam ada yang mengikuti Baim sejak dari sekolah dan sampai ke pasar sekarang ini. Orang itu memotret pakai ponsel miliknya. Leo, orang itu adalah Leo, setelah seharian ia mengikuti Baim, ia pun bergegas pergi dari sana. Leo pun  kembali kerumahnya yang mewah dan megah, sesampainya di rumah ada anak remaja lebih tua satu tahun dari Leo.

BL- PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang