Hai jangan lupa komen and votenya ya... Thank u...
"Aku menangis di tengah derasnya hujan, agar orang lain tidak tahu aku sedang menangis.
Aku menari di tengah derasnya hujan, agar orang tidak tahu kalau aku sedang tersakiti."_______________________________________
Mario, Bima, dan Baim sudah sampai di pasar malam yang sangat ramai sekali. Mereka langsung membeli tiket semua wahana. Tidak ketinggalan Leo juga membeli tiket yang sama untuk semua wahana permaianan. Leo hanya membuang-buang uangnya, karena tujuan utamanya bukanlah untuk bermain wahana, melainkan memgabadikan moment untuk si Baim. Ia selalu memotret wajah Baim yang ceria setiap saat bermain wahana apa saja.
"Baim, Mario. Masuk kerumah hantu itu yuk." ajak Bima.
"Kau yakin berani masuk kesana?" ujar Baim.
"Berani dong, ayok masuk kesana." ujar Bima.
Mario dan Baim mengangguk, lalu Leo tidak berani masuk kesana. Ia paling takut dengan hantu, dia hanya menunggu diluar. Dari kejauhan ia melihat Glen bersama pemuda lain, terlihat sangat mesra dengan pemuda itu. Baim, Bima, dan Mario keluar dari rumah hantu itu dengan tertawa terbahak-bahak. Leo menoleh dan melihat Baim dari jauh, lalu Baim mendadak ekpresinya berubah saat melihat Glen bersama pria lain.
"Kak Glen..." ujar Baim kapada Glen.
"Oh, hai... Apa kabar Baim, kenalin ini Hendra. Hendra kenalin ini temenku, namanya Baim." ujar Glen dengan entengnya memperkenalkan Baim sebagai temannya.
"Halo, Baim..." ujar Baim dengan suara yang sedikit gemetaran.
Mario melihat ekspresi Baim sedikit sedih, ia pun berbicara. "Baim, yok kita naik Bianglala."
Mario dan Bima menarik tangan Baim, lalu pergi meninggalkan Glen dan Hendra. Glen cuek, lalu ia pun pergi bersama Hendra meninggalkan pasar malam itu. Mario, Bima dan Baim tidak jadi naik Bianglala, mereka duduk di bangku taman dekat situ, Leo mengikuti lagi. Lalu Bima berbicara.
"Berengsek banget itu orang, gak punya hati. Itu tu orang yang selama ini kau tunggu Baim? Sadarlah dan buka mata kau ha, tega dia mencampakan orang yang udah setia menunggu selama tiga tahun ini." ujar Bima emosi.
"Kau kenapa marah-marah? Lagian selama ini dia tu nganggep aku cuman adiknya doang kok. Gak lebih, cuman agak kecewa aja sebagai abang gue kenapa dia lupain gue gitu aja." ujar Baim.
"Oh, kirain lebih dari abang atau apa gitu." ujar Mario.
"Ya udah yok, udah jam sepuluh malam nih," ajak Baim untuk pulang.
"Mario, aku nginap dirumah kau aja ya." ujar Bima.
"Ya udah ayok." ujar Mario.
Baim diam saja dari tadi, lalu ia pun berbicara. "Kalian pulang aja duluan ya, aku mau jalan kaki aja. Lagian gak jauh ini."
"Baik-baiklah kau Baim, gak usah aneh-aneh." ujar Mario.
"Aku serius, aku mau ke apotik itu bentar, kalian duluan aja." ujar Baim.
"Ya sudah kalau gitu, kau hati-hati. Kabarin kalau udah sampai rumah." ujar Bima dan Mario.
Baim mengangguk, lalu ia berjalan menuju ke Apotik untuk membeli obat sakit kepala. Leo masih mengikuti Baim, lalu Baim berjalan sambil menikmati angin malam. Saat ia melewati taman itu, ia melihat Glen disana. Lalu Baim menghampiri Glen yang sedang duduk di taman.
"Sudah lama aku tidak kesini," ujar Glen.
"Sudah tiga tahun lebih." sahut Baim.
"Hendra itu..." ujar Glen.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- PROMISE
Teen FictionDI TENGAH GELAPNYA MALAM DAN HIRUK PIKUK KOTA, SEORANG REMAJA DUDUK DI BANGKU TAMAN KOTA. GERIMIS IA TIDAK PERDULI, IA MENANTI "JANJI" YANG TAK KUNJUNG DATANG, DI TEMANI SEEKOR KUCING LIAR YANG MELIUK-LIUK MANJA DI KAKINYA. AKANKAH JANJI ITU DATANG...