Bab 7

1.2K 172 10
                                    

Aku lagi suka banget sama lagu itu. Ehehhehe... Anggep aja soundtracknya Promise ini ya... 🤪😂

_______________________________________

Baim sedikit mengernyitkan alisnya saat melihat foto yang terpajang di layar ponselnya. Lalu Baim berbicara.  "Harus ya foto ini?"

"Harus dong, ya sudah ayo kita makan dulu. Aku lapar," sahut Leo.

Lagi dan lagi Leo terus menggandeng tangan Baim kemanapun mereka pergi, tanpa menghiraukan pandangan orang lain. Lagi pula orang juga hanya menganggap mereka kakak beradik. Yang Baim tidak sadari adalah, baju yang di pakai ternyata Couple dengan Leo. Leo sengaja membelikan baju yang sama. Lalu saat tanpa sengaja melihat bayangan di kaca Baim langsung berontak dan protes.

"Apa? Jadi baju kita sama? Apa maksudnya ha?" ujar Baim.

"Kenapa? Emangnya salah? Gak kan, hah, lagian orang pasti menganggap kita adik kakak." ujar Leo dengan pedenya.

"Dasar sinting," ujar Baim.

"Sinting-sinting, tapi sayang kan?" seru Leo.

"......" Baim diam dan pergi berjalan duluan.

"Eeeh, tung..." Leo mengejar Baim, tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat Baim terdiam dan terpaku kesatu arah.

Leo melihat Glen bersama Handra tengah berjalan berdua lalu Leo berbicara. "Kenapa diam?"

Baim lalu melihat Leo dan kemudian berbicara. "Dari dulu aku pengen banget beli sepatu itu, tapi harganya mahal sekali."

Leo sedikit lega, ia berpikir kalau Baim melihat Glen dan Hendra, tetapi pada kenyataannya Baim emang melihat Glen, tapi ia tidak menghiraukan dan fokus melihat sepatu itu. Leo berbicara. "Aku akan membelikannya untukmu."

"Tidak perlu, aku akan membelinya sendiri nanti disaat aku sudah punya uang. Aku gak mau merepotkan orang lain," ujar Baim.

"Kalau begitu, kau harus bekerja untuk mendapatkam uang. Tapi kita masih SMA, mana ada orang yang mau memperkerjakan anak sekolahan." sahut Leo.

"Nanti, ada saatnya. Yuk kita makan dulu, katanya lapar?" ujar Baim.

Leo mengangguk, lalu mereka berjalan kearah restoran yang ada di dalam Mall itu. Kali ini Leo tidak menggandeng Baim, melainkan merangkul bahu Baim. Mereka sampai di sebuah restoran mewah, tetapi Baim tidak ingin makan disana.

"Jangan disini, mahal." ujar Baim.

"Ya sudah, kita makan bakso itu saja." ujar Leo.

Baim mengangguk, lalu mereka masuk ke tempat bakso yang ada di Mall itu. Mereka sudah memesan makanan mereka, lalu tidak lama kemudian pesanan merekapun datang. Seperti biasa, Leo memberikan beberapa miliknya. Tapi kali ini Baim menolaknya, Leo kemidian berbicara.

"Kenapa? Aku tidak mau kau menolaknya." ujar Leo.

"Kau selalu memberiku lebih, kalau cuman makan mie mana kenyang." ujar Baim.

"Baiklah, kali ini aku akan makan sampai kenyang." ujar Leo.

Baim tersenyum, entah kenapa tiba-tiba Baim menyodorkan bakso ke mulut Leo, alias menyuapinya. Leo heran, tanpa penolakan ia menerima bakso itu dari tangan Baim. Leo sangat senang, lalu bergantian Leo yang menyuapi Baim. Adegan itu terlihat oleh Glen. Namun Glen tidak tau siapa laki-laki yang bersama Baim. Glen sedikit terbakar api cemburu, namun untuk apa ia cemburu? Ia sudah memiliki Hendra. Lalu kemudian Glen dan Hendra pergi dari sana, melanjutkan belanja mereka.

Leo dan Baim selesai makan, lalu setelah membayar mereka melanjutkan jalan-jalan mereka. Tidak terasa waktu sudah sore, Leo dan Baim memutuskan untuk pulang. Lalu saat di parkiran Leo berbicara. "Apa kau tidak sedih lagi?"

BL- PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang