Bab 10

1.2K 142 42
                                    

Hati Leo bersorak Sorai "Horeeeeee horeeeee hooreeeeee...." Ribuan bunga bertaburan di hatinya. Genderam drum dan lagu cinta pun berkumandang di dalam sana. (Berasa konser pak..) Leo kemudian mencium bibir Baim lembut, saat Baim di cium lama sekali, Baim mulai usil.

"Nenek..." seru Baim.

Leo buru-buru melepaskan pelukan dan ciumannya, lalu Baim terkekeh geli saat melihat ekspresi Leo yang sedikit kaget dan Syock. Lalu Leo berbicara. "Kau, nakal. Sini kamu."

Baim bangun dari tempat tidurnya, ia berlari kearah pintu lalu pintu terkunci, Leo mengeluarkan kunci dari sakunya. Baim merubah ekspresinya datar, lalu Leo mendekat. Baim memanyunkan bibirnya seperti anak kecil, Leo mendekat. Ia menekan Baim semekin menempel di pintu, lalu ia mencium Baim. Baim menyenggol adik kecil milik Leo, Baim merasakan ada yang sesak di celana Leo, memberontak ingin keluar dari sana. Tangan Baim pun masuk kedalam celana Leo, lalu menyentuh benda yang sudah mengeras itu, tangannya naik turun, bibir mereka masih menempel dan berciuman. Leo mengangkat tubub Baim dan membawanya keatas tempat tidur, lalu Baim mendorong tubuh Leo. Posisinya sekarang berada di atas Leo, lalu ia melorotkan celana Leo dan mulai mencium, mengulum benda pusaka milik Leo.

Sensasi hangat mengalir di sekujur adik kecil Leo, mengalir hangat hingga keubun-ubun. Leo kelojotan merasakan kenikmatan dari bibir Baim. Baim terus melakukan aksinya, lalu karena tidak tahan lagi, Leo menyemburkan cairan miliknya. Wajah Leo bersemu merah, antara nikmat dan tidak bisa di ungkap dengan kata-kata. Leo kemudian berbicara. "Sayang, buang cairan itu."

Baim tersenyum, lalu ia membuka mulutnya cairan itu tidak ada, dan Baimpun berbicara. "Maaf, aku tersedak, tanpa sengaja tertelan."

Leo tersenyum manis, lalu ia mendekati Baim dan menciumnya. "Itu tandanya kau benar-benar mencintaiku."

Adegan itu selesai, lalu mereka berdua bergegas mandi. Mereka sudah selasai mandi dan sudah berpakaian rapih. Hari sudah malam, kakek dan nenek menyiapkan makanan untuk makan malam. Bayu, Sarinah, Leo, dan Baim pun makan malam bersama. Setelah Leo dan Baim mengerjakan tugas sekolah mereka.

Drrrr drrrr

Ponsel Baim bergetar, lalu Baim membuka chat yang masuk.

Glen: "Baim, aku menunggumu ditaman malam ini."

Baim memperlihatkan isi pesan dari Glen kepada Leo, lalu Leo berbicara. "Temui saja, aku akan menemanimu sayang. Aku akan melihat dari jauh, aku ingin tau apa yang dia mau."

"Tapi..." sahut Baim.

"Tidak apa-apa sayangku, ayo kita pergi sekarang. Ini pakai dulu jaketmu, di luar dingin." ujar Leo.

"Kamu juga pakai jaketnya." ujar Baim.

"Iya sayangku... Panggil suami dulu." sahut Leo.

"Iya sumaiku, ayo kita pergi." ujar Baim.

Leo sangat senang mendengar ucapan "Suami" meski terdengar tidak wajar, karena mereka adalah sesama pemuda. Tapi bagi Leo, itu kebahagiaan tersendiri untuknya. Leo dan Baim sudah berpamitan dengan Sarinah dan Bayu untuk pergi ketaman dimana Baim sering menunggu Glen dulu. Mereka sampai,  Baim turun dan ia berbicara. "Aku temui dia dulu. Tapi...."

"Aku akan menunggumu disini, pergilah." ujar Leo.

Baim meninggalkan Leo dengan berat hati, jujur saja Baim sama sekali tidak ingin bertemu dengan Glen. Entah apa mau Glen sekarang ini, entah aoa yang mau di sampaikan Glen kepada Baim. Baim sampai dimana terlihat Glen tengah duduk di bangku menunggu Baim dengan sabarnya. Glen melihat Baim berjalan sedikit pincang, lalu Glen berdiri dan menghampiri Baim.

BL- PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang