Bab 28. Akhir Dari Semua (end)

613 51 76
                                    

"Assalamu'alaikum." Gadis bernama Ayra itu mengucapkan salam ketika melangkah memasuki rumahnya.

Pandangan Ayra mengedar ke sekeliling rumah yang sepi seakan tidak berpenghuni. "Mama ... Ayra pulang!" ucap gadis itu sedikit berteriak. Tapi tetap saja tidak ada jawaban yang terdengar.

Ayra pun melangkahkan kakinya ke arah belakang rumah, namun nyatanya ia tidak menemukan siapapun di sana. Gadis itu lantas berbalik badan lalu melangkah menuju lantai atas.

"Mamaaa!" panggil Ayra lagi sembari menaiki anak tangga. "Mama, Ayra pulang ...."

Ketika gadis itu sampai di lantas atas, pemandangannya tidak jauh berbeda dengan yang di bawah. Sepi dan sunyi itulah yang Ayra rasakan, hanya ada suara jarum jam dinding yang bergerak.

"Kok gak ada yang jawab, sih? Mama ke mana, ya?" gumam Ayra pada dirinya sendiri. Gadis itu sedikit gusar saat berucap, karena tidak suka melihat rumahnya yang sepi.

Kemudian Ayra pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Kebetulan sekali pada saat itu terdengar kumandang Adzan, jadi Ayra berniat untuk mandi lalu melaksanakan sholat Ashar.

🕊🕊🕊

Hari semakin sore, masih ada cahaya matahari yang terlihat dari langit. Terdengar suara burung-burung yang berkicau saat melewati atap di setiap rumah. Bersamaan dengan itu Ayra keluar dari kamarnya setelah menunaikan ibadah sholat Ashar-nya.

Suara berisik yang berasal dari dapur membuat Ayra langsung melangkahkan kakinya menuju ke sana. Ia menebak bahwa seseorang yang berada di dapur itu adalah Dita, dan ternyata tebakannya memang benar.

"Mama," panggil Ayra pelan namun cukup terdengar dengan jelas.

Spontan Dita menoleh, melihat putrinya yang tersenyum ke arahnya. "Iya, Nak. Kamu udah pulang ternyata," gumam Dita sembari terus melakukan aktivitasnya.

"Mama dari mana? Tadi pas Ayra pulang, kok Mama gak ada?" tanya Ayra masih dengan posisi berdirinya.

"Itu lho ... ada tetangga baru di depan rumah kita, jadi tadi Mama ke sana."

"Oh ... terus Kak Reyhan mana, Ma?" tanya gadis itu lagi saat menyadari bahwa Reyhan masih tak terlihat olehnya.

"Belum pulang kuliah kayaknya. Tadi Kakak kamu itu berangkatnya siang," ucap Dita sambil membersihkan tangannya yang basah dan menatap ke arah putrinya.

"Yaudah deh, Ayra balik ke kamar ya, Ma."

"Eh, Sayang. Kamu gak makan?" Pertanyaan Dita membuat langkah Ayra terhenti seketika.

Gadis itu menoleh. "Nanti aja, Ma, nunggu Kak Reyhan. Ayra mau makan bareng Kakak," ucapnya lalu tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

Tanpa Ayra sadari, ada seulas senyuman yang menghiasi wajah Dita kala mendengar pernyataan putrinya. Bagi Dita, ucapan Ayra tersebut mengandung banyak makna yang semuanya adalah kebaikan.

Dengan perlahan Ayra kembali menaiki anak tangga dan ingin pergi ke kamarnya. Namun hal itu tidak terlaksana saat netranya tak sengaja tertuju pada pintu dari sebuah ruangan.

Ruangan dengan pintu bercat hitam itu tak lain adalah kamar milik Reyhan. Entah kenapa Ayra merasa hatinya tergerak untuk pergi ke ruangan itu. Kemudian ia pun mengarahkan kakinya menuju kamar tersebut.

Gadis Perindu Kakak ✔ [Proses revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang