-PERTEMUAN KEMBALI-
=========================
SEBUAH ungkapan paling klise itu mengatakan jika hidup bagaikan sebuah roda. Alias berputar.
Apa yang berada di bawah bisa naik ke atas. Begitupun sebaliknya. Jadi kalau orang melihat sebuah kehidupan yang seakan mulus-mulus saja berarti ia belum memahami betul konsep roda itu seperti apa. Karena sejatinya proses hidup memang akan terus begitu. Ada proses yang harus dilewati untuk mencapai puncak. Bisa jadi melelahkan, bisa jadi menyakitkan. Itulah yang dinamakan perspektif. Tiap orang akan melihat dari sudut pandang yang berbeda. Bisa mulus, bergelombang atau bahkan dirasa sangat berliku.
Seperti aku. Seperti roda kehidupan yang kujalani. Meski kenaikannya gak begitu signifikan, terlihat sangat merangkak, tapi paling tidak aku merasakan kemajuan. Untuk yang lebih baik tentunya. Tapi lagi-lagi seperti pepatah yang juga klise, "Semakin tinggi pohon, semakin lebat buahnya dan semakin kencang angin menerpanya"
Maka aku tak boleh senang dulu dengan jabatan baru yang baru saja kusandang ini, Production Assistant (PA). Sebuah jabatan yang mungkin masih sangat kecil di level perusahaan, tapi seperti yang kubilang bahwa kebaikan itu meski sedikit tapi ada kemajuan. Bahkan naluriku sebagai manusia yang tidak pernah merasa puas itu seketika muncul manakala jabatan sebagai PA-ku baru saja kudapat. Aku ingin menjadi seorang produser. Benar, selanjutnya itulah keinginanku.
Dengan kesibukan dan tanggung jawab yang bertambah, belum lagi ini adalah dunia yang cukup baru bagiku, mau tidak mau aku harus belajar cepat. Di dalam tim yang memang sudah pada kukenal sebelumnya, aku yakin di keluarga baru inilah nasibku ke depannya akan dipertaruhkan. Support mereka akan jadi hal paling berharga dalam membawa kelangsungan karirku.
"Jangan lupa, setelah meeting dengan redaksi nanti siang, kamu harus make sure untuk tayangan malam ini gak ada mistake. Make a good relationship with your producers, ya. Dan satu lagi, sorenya kamu ketemu sponsor bareng anak humas" papar Nadia rinci sebelum aku turun dari mobilnya.
Oh iya lupa, support dari kekasih juga sangat berpengaruh. Malah dia sepertinya yang paling berpengaruh saat ini. Lihat saja barusan, bahkan ia yang lebih hafal apa saja yang harus kukerjakan hari ini sebagai seorang PA di minggu pertama.
"Owww... Thank you my manager... Aku udah catat di note kok" kuraih tangannya dan menciumnya.
"a manager? Really??"
"My love and my life hehe" bisikku menambahkan.
"Tapi orang pelupa kayak kamu emang butuh manajer nih kayaknya" ledeknya membuatku tersenyum. "Nanti ya kalau aku udah jadi pemeran utama Fast & Furious haha"
"Huuu mimpi!" ia mencubit hidungku. "Ya udah. Good luck ya beb pendaftarannya. Awas, kalau udah beres langsung ke kantor, jangan lirik-lirik dulu cewek kampus" ujarnya meledek.
Kampus?
Benar.
Hari ini Nadia gak mengantarku ke kantor, ia menjemputku pagi-pagi sekali untuk mengantarkanku ke salah satu kampus ternama di negeri ini. Tidak lain terkait melanjutkan sekolahku di bangku master.Setelah melakukan pendaftaran melalui online, aku diminta mengirimkan berkas yang mereka butuhkan ke penerimaan mahasiswa baru.
"Gak lah honey... By the way, makasih ya selalu ngedukung aku. Sampai-sampai kamu mau loh nganter aku sejauh ini" aku mengecup keningnya.
Lalu turun dari mobilnya setelah itu.
"Aku duluan ya..." kata dia.
"Hati-hati. I LOVE YOU!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSIT
Romance[COMPLETED!!!] - Pernahkah jatuh cinta pada seseorang yang sudah berkeluarga? - Pernahkah menjalani hubungan jarak jauh? - Pernahkah mencintai secara diam-diam? Atau... Pernahkah kamu menyukai seorang wanita tetapi dalam waktu bersamaan kamu juga me...