part 4

56 7 0
                                    

Happy reading

"Gimana, sadar gak Lo?"

Ayo lah, ini sudah lama sejak kematian dahulu.

"Ayo lah Xal, move on. Udah lama juga kejadian nya" bujuk Akbar.

"Lo gak tau apa yang gue rasa Bar,"

"Gue meraka gak becus, gue kecewa sama diri sendiri. Gak bisa adil sama adik"

"Sekarang lo harus bangkit, lo gak mau liat mama sama adik lo sedih kan?"

"Hmm, Makasih Bar"

Akbar tersenyum, dia berdoa agar sahabat nya dapat bangkit dari keterpurukan nya.

Akbar tau masalah nya apa.

"Lo harus bisa buat papa sama kakak lo bangkit"

Laxal memikirkan ucapan Akbar, tidak seharus dia begini. Dia harus bangkit dan keluarga nya.

Huh

"Masalah ada untuk di hadapi bukan di hindari"

"Sabar, seberat apa pun masalah lo, Lo harus berusaha dan berdoa. Gue yakin setelah ada masalah akan ada kebahagiaan"

Akbar menepuk pundak Laxal, menyemangati nya untuk ke luar dari keterpurukan, memang kan itu fungsi sahabat?

"Makasih Bar mau jadi sahabat gue sampe sekarang"

"Sama-sama"

"Xal gue pulang dulu ya, ada meting gue"

"Iya, gue juga pulang"

Mereka pulang dari cafe yang di bangun Lama dan di kelola oleh Laxal, Laxal membangun perusahan sendiri dan mengurus cafe Lana, sedangkan abang nya Alex memegang perusahaan ayah nya.

💛
💙

"Bangkit Gra, gak mungkin lo kaya gini terus"

"Lo perhatiin Raya, Laxal, Alex. Jangan buat kesalahan lagi dengan mengabaikan salah satu anak mu lagi"

"Berat, setiap gue lihat Raya pasti gue lihat Lana. Meskipun sifat mereka bertolak belakang tadi mereka sama"

"Gue bakal inget terus sama dia," jelas Agra.

"Kalo lo ngindarin Raya karena itu, Lo bisa buat kesalahan lagi, ayo lah," jelas Dalna.

"Gue gak bisa lama-lama disisi, gue pulang dulu ada meeting" pamit Dalna.

Agra memikirkan ucapan sahabat nya itu, ya dia bertekat untuk merubah semua nya, dia tidak ingin mengulangi masalah yang sama lagi.

Menghubungi seseorang untuk menyiapkan makan malam, menghubungi anak-anak untuk berkumpul nanti malam di resto.

"Semoga nanti malem lancar" ucap Agra.

Di tempat lain. Seseorang sedang frustasi, karena kehilangan seseorang. Pertama seorang adik ke dua seorang kekasih.

Kekasih nya mengkhianati nya karena mengetahui bahwa Alex mempunyai kekurangan.

"Akh, kenapa begini sih. Awas aja lo" ucap Alex.

Membanting semua barang yang ada di meja, berantakan satu kata yang menjelaskan keadaan ruangan nya.

"Hiks..."

Memegang kenapa nya, menjambak rambut nya sendiri, fi hianati dan di tinggalkan dalam.waktu yang berdekatan. Alex sangat susah menerima kenyataan tersebut.

"Kenapa? Kenapa begini"

AKKHH

Kacau, semua kacau.

"Kakak, kakak" ucap seseorang.

Mengetuk pintu dengan tergesa-gesa, dia takut terjadi sesuatu kepada kakak satu-satunya itu.

Membuka pintu nya yang ternyata tidak terkunci. Berjalan masuk, kaget karena ruangan sangat berantakan. Mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan.

Berjalan ke arah kakak nya yang duduk di pojokan.

"Kakak"

"Kakak" ucap Laxal sambil memegang pundak kakak nya.

Memeluk kakak nya, menguatkan.

"Kakak ke kamar Laxal dulu ya"

Laxal membopong kakak nya menuju kamar nya yang hanya berseberangan.

"Kakak duduk dulu"

Mencari kotak obat dan berjalan ke arah Alex, mengobati tangan dan kaki karena terkena pecahan beling.

"Kakak sabar ya,"

"Kakak harus bangkit, kakak gak mau liat mama sama adik sedih kan"

"Kakak harus bisa lanjutin hidup kakak, meskipun tanpa dia"

"Dia... Dia udah hianati kakak Xal" ucap Axel.

"Berarti kakak harus berusaha membuat dia menyesal dengan kakak sukses," nasihat Laxal.

"Semangat kak, bangkit. Sukses bangkain mama sama adik di atas" ucap Laxal.

"Kakak mandi dulu, habis itu kakak tidur. Biar besok pikiran kakak fres" ucap Laxal.

Alex hanya mengangguk saja, berjalan ke kamar mandi adik nya dan membersihkan tubuh nya.

Menghela nafas pelan, untung dia datang tidak terlambat. Meminta bibi untuk membersihkan kamar sang kakak, dan pergi mengurus perusahan nya sendiri.

💙
💛

"Ayo lah Daf, susah amat sih. Tinggal dateng doang" ucap papa Dafa.

"Kanu datang lah Daf, cuman duduk sam dengerin aja" bujuk mama nya.

Menghela nafas, "Iya, Dafa besok datang" ucap Dafa.

"Gitu dong, itu baru anak papa"

"Yaudah kalo gitu papa sama mama mau ke resto dulu. Mau kencan" ucap papa sambil mengandeng mama.

"Lupa umur"

Menaiki tangga menuju atas, pergi mandi dan tidur. Hari ini terasa melelah kan, tanpa sadar, hari ini dia tidak mengingat Lana dan membicarakan tentang masalalu.

Apa Dafa sudah move on?
Atau Dafa sudah tidak perduli lagi?

Hanya Dafa dan autor yang tau.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya. Kalo ada kesalahan maaf, kalian bisa komen jua untuk membetulkan

Dafa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang