Chapter - 05

135 21 2
                                    

Happy Reading..

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    HUFT...

Helaan napas panjang berhembus kasar dari bibirku. Dengan menatap malas pada bunga bunga yang berada ditaman belakang sekolah. Aish.. kenapa aku jadi galau ya? Satu sisi aku merasa kesal tapi, satu sisi lain ada secercah rasa senang. Sebenarnya perasaan apa ini.

“Bengong aja. Mikirin aku ya?”

Kepalaku spontan menoleh ke sumber suara yang berada disebelah ku. Sesaat kemudian mataku memutar malas dan memalingkan wajahku kearah lain.

“Lo nggak bisa ya nggak gangguin gue sehari aja?” tanyaku mulai kesal atas kehadiran Sehun.

Bukannya tersinggung, Sehun malah terkekeh dan mendekatkan duduknya kearahku. Dengan cepat aku menjauhkan diri darinya.

“Ngapain sih?!” teriak ku spontan saking kesalnya. Kulihat Sehun menghentikan aksinya dan menatap dalam dalam tepat kemanik mataku.

“A-apa?” tanyaku tergagap. Matanya terasa menusuk dalam ke mataku.

“Sikap Lo begini yang bikin gue suka sama Lo.” ucapnya pelan dengan terpaan deru napasnya mengenai permukaan wajahku membuat rasa asing menjalar di seluruh tubuhku.

Kurasa benar adanya, Sehun memiliki magnet dimatanya. Rasanya aku sulit berpaling dari manik segelap malam itu.

“Eh liat deh. Itu bukannya Sehun ya?”

“Iya, Itu Sehun. Tapi, kok duduk berduaan gitu ya sama Luhan? Bukannya mereka musuhan?”

Samar samar telinga ku mulai mendengar percakapan. Awalnya biasa biasa saja, toh nggak penting juga. Namun, tubuhku menegang kala ucapan nyelekit dari salah seorang yang ada disana itu berbicara.

“Lo nggak tau? Kan udah kesebar kalo Luhan itu PHO. Kasian ya Irene, ia pokus untuk kerja diluar kota eh tunangan nya malah selingkuh disekolah. Ckck, nggak habis pikir kenapa Luhan punya prinsip hidup serendah itu.”

Deg.

Luhan, tidak apa apa. Itu bukan apa apa. Itu hanya mimpi buruk oke? Anggap aja itu angin lalu. Yah.. itu bukan masalah besar.

“Hei! Kalian bilang apa barusan?”

Kepalaku menoleh kearah Sehun yang sudah berdiri mendekat kearah kedua orang cewek itu. Dengan cepat aku ikut berdiri dan langsung menarik paksa tubuhnya agar tidak membuat keributan hingga membuat mereka jadi bahan tontonan siswa siswi sekolah.

“Udah. Ngapain sih? Nggak usah cari ribut deh.” ucapku dengan menseret tubuhnya agar menjauh dari sana. Seolah tenaga ku bukan apa apa, Sehun bahkan tak bergerak sama sekali. 

“Lepas.”

Satu kata itu berbunyi dingin dan tak terbantahkan. Jujur saja aku takut, yah.. munafik jika aku bilang kalo Sehun tidak menyeramkan jika sudah mengeluarkan aura kejamnya. Tapi, mau bagaimanapun aku harus bisa menepis ketakutan itu agar benar benar tidak terjadi keributan.

the Perfect BOYFRIEND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang