Chapter - 06

88 14 1
                                    

Happy reading..

"NGAPAIN Lo dirumah tunangan gue?!"

Aku tersentak lalu menoleh kebelakang dan yap. Seperti dugaan itu Irene. Irene disini dengan menatap nyalang kearahku. Ia mendekat aku memundurkan langkahku kebelakang hingga tubuhku terpojok pada dinding pembatas dapur.

Pak!

"Gue tanya. Ngapain Lo kerumah tunangan gue!" teriaknya nyaring dengan menggebrak dinding dibelakang ku.

Deg.deg.deg.

Aku merasa tubuhku melemas dan jantungku berpacu cepat menghambat pernapasan ku. Mataku nyalang kemana mana hingga tatapanku terarah pada Sehun yang hanya berdiri tegak disana. Ekspresi wajahnya sulit kutebak tapi, satu yang aku pastikan. Bahwa ia tidak mau ikut campur atas kejadian ini.

Rasanya aku pengen nangis tapi aku menahannya hingga kejadian itu berakhir saat Tante Yoona sudah berdiri disana. Irene melepas kukungannya membuatku tanpa berpikir panjang lagi berlari dari sana keluar dari rumah besar Sehun.

Air mataku berjatuhan. Aku berlari kencang tanpa arah tujuan yang ada dipikiran ku hanyalah kenapa Sehun tidak menghentikan nya? Kenapa Sehun tidak menghentikan nya? Katanya dia suka, tapi kenapa ia tidak menghentikan Irene?

"Hahaha.. dasar cowok brengsek! Cowok bangsat! Itu yang dia bilang suka? Haha.. anj*ng!" umpatku disela sela tangis.

Aku tidak tahu apa yang harus kutangisi untuknya? Apa yang kuharapkan darinya? Cinta? Suka? Dibela? Apa untungnya? Disini sudah jelas bahwa aku menjadi pemeran antagonis. Bahwa aku adalah gadis hina yang terlihat sebagai perusak hubungan orang. Padahal semua itu tidak benar. Semua itu bukanlah aku yang menginginkannya.

"Kenapa harus gue?? Kenapa harus gue yang jadi pemeran hinanya? Tidak bisakah biarin hidup gue tenang??" tangis ku makin menjadi hingga tubuhku merosot kebawah.

"Luhan?"

-Author POV-

"Sehun jelasin ngapain pelakor itu disini?!"

Sehun hanya menatap Irene dingin tanpa ekspresi. Sedangkan Irene terus memukul mukul pundak Sehun agar cowok itu menjawab nya.

Yoona yang sempat kaget melihat kejadian itu ikut terdiam. Matanya menatap putranya dan memberi isyarat setelah itu ia kembali kedapur.

"Pulang."

"Apa? Jadi kamu ngusir aku?? Kamu ngusir aku karena aku labrak kalian berdua iya?! Kamu itu tunangan aku Sehun! Kamu cinta sama aku nggak sih?!" teriak Irene keras dengan genangan air dipelupuk matanya.

Mata Sehun berubah nyalang kala perkataan terakhir Irene.

"Cinta? Huh! Bulshit! Lo kira selama ini gue cinta sama Lo? Lo kira gue baik dan hanya diam aja dengan tingkah Lo gue cinta sama Lo? Jangan mimpi! Kalo bukan karena perjanjian konyol opa oma gue. Ogah gue nikah sama jalang kek Lo!" setelah itu Sehun melenggang pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.

Irene terpaku ditempat. Air matanya sudah meluncur membasahi pipi. Dadanya nyeri membuat ia sesak napas. Keadaan lenggang seolah turut bersedih atas dirinya atas apa yang didengarnya dari orang yang sangat ia cintai.

"Aku hanya ingin kamu jadi milikku Sehun. Aku nggak mau kehilangan kamu.. hiks.."

-Sehun POV-

the Perfect BOYFRIEND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang