chapter - 02

163 25 7
                                    

Happy Reading..

         AKU beserta kedua sahabatku tengah duduk manis disebuah Cafe didekat sungai Han. Angin yang menghembus di area sungai membuat bulu kudukku berdiri.

“Sejuk banget dah.” ujarku mengusap usap kedua lenganku yang mulai kedinginan. Baekhyun memalingkan wajahnya dari ponsel yang sedari tadi ia pegang begitu juga dengan Kyungsoo.

“Kalian nggak dingin gitu?” tanyaku menanti jawaban keduanya, dan yah.. seperti sebelum sebelumnya mereka hanya menggeleng dan parahnya lagi mereka mengacuhkanku malah kembali lagi memainkan benda pipih itu. Ingin sekali rasanya ku buang benda sialan itu, untung aku anak yang sabar dan tabah jadi, aku memakluminya saja.

Slruppp.

Aku menyedot kasar jus Alpukat pesanan Kyungsoo dengan keras hingga menimbulkan suara yang bisa membuat perhatian teralih kearahnya.

Dan yah.. aksi ku berhasil, kini kedua sahabatku menatap ku dengan tatapan yang berbeda beda. Bukan Luhan namanya jika terlalu peduli dan terlalu cuek pada sahabatnya, asek.

Saat sepasang mata keduanya ingin berpaling lagi dariku, dengan cepat aku menceritakan kejadian disekolah tadi sontak membuat keduanya tak jadi berpaling.

“Sehun nembak gue!” kulihat Baekhyun nyaris tersedak air liur nya sendiri sedangkan Kyungsoo membola matanya tak percaya.

Demi apapun kulihat mereka kaget hampir mati. Bagaimana tidak? Seorang OH SEHUN yang notabenenya PRINCE SEKOLAH alias populer bagi kaum hawa menembak aku? Sudah menjadi rahasia umum bagi satu sekolah SMA SEULLI  bahwa Sehun dan aku sudah bermusuhan sejak lama bahkan kami kerap sekali adu mulut walaupun secuil pasir pakar masalahnya. Dan yang bikin WOW lagi, Sehun sudah memiliki calon tunangan, kalian tahu siapa? Bae Irene. Yah.. Irene sang model sekolah.

Prince sekolah berpasangan model sekolah? Bukankah itu serasi dan cocok? Aku mengatakan ini tentu saja bukan karena minder. Ih amit amit dah minder sama tuh nenek lampir. Nggak ngiri gue.

“Lo serius?!” Aku mengangguk saja, toh benarkan Sehun menembakku semalam?

“Halu Lo!” Sahut Kyungsoo ikutan tak percaya, aku berdecak sebal lalu menyeruput kembali minuman Kyungsoo hingga tandas.

“Yaudah sih kalo nggak percaya, nggak penting juga.” Sahutku cuek, emang nggak penting, kan aku nggak suka sama tuh cowok ngapain jadi bahas dia? Aku udah gila nih pasti.

Ku lirik sebentar raut wajah kedua sahabatku secara bergantian. Mereka shock. Aku membola mataku malas.

“Biasa aja lah bego. Ekspresi kalian berdua tuh minta dihajar tau nggak.” ujarku sinis, tapi mereka tak menjawab malah keduanya sudah beringsut lebih dekat dihadapanku dengan wajah wajah orang kepo.

“Terus? Lo terima?” baru saja mulut ku membantah ucapan Kyungsoo, suara Baekhyun lebih dulu menyahut.

“Ya gila kali Luhan terima. Dia udah punya tunangan woi, yang ada mati K.O Luhan sama nenek lampir kek Irene!” aku mengangguk setuju dengan ucapan Baekhyun.

“Enggaklah. Benar kata Baekhyun. Gila dong kalo gue terima musuh bebuyutan gue jadi cowok gue? Dan belum lagi gangguan makhluk halus seperti Irene itu nggak kebayang deh.” aku bergidik ngeri membayangkannya. Bukannya takut pada Irene, hanya saja aku terlalu malas berurusan dengannya yang ujung ujungnya seperti bocah SMP main bully bullyan. Nggak elit banget, sumpah.

the Perfect BOYFRIEND (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang