04. Koko dan Cici

805 37 9
                                    

Mengapa harus ada hitam dan putih?
Mengapa harus ada jahat dan baik?

Betrand menggoreskan penanya dengan asal di atas kertas berwarna putih miliknya, Entah mengapa hatinya terasa sesak, sudah bberapa kali dia coba membuang nafasnya demi meraih tenang miliknya namun percuma, ingatan nya selalu mengajaknya kembali kekejadian kemarin, dimana dia sedang berjalan menuju tempat kerja sang ayah. Ada beberapa orang yang menghampiri nya. Tiba² dengan kasar orang itu memaki nya bahkan beberapa kali mengeluarkan kata² yang tak pantas ia dengar, bukan betrand tidak mau membalas tapi dia selalu ingat pesan ayahnya. Kejahatan tidak boleh di balas dengan jahat.

Betrand memegang dadanya lebih tepat merematnya, berharap dapat mengurangi rasa sakit yang dia rasakan tak terasa air matanya jatuh begitu saja. Bukan sedih, tapi kecewa, luka namun tak berdarah.
Dia menunduk kan kepala di meja belajar miliknya, sambil terus menangis, tampa sengaja thalia masuk kekamar dan mendapati kokonya sedang menangis.

"Nyo,,, " sapa thalia bingung
Betrand kaget memandang thalia dengan spontan. sejak kapan adik cantiknya itu berada di dalam kamarnya.
Pasti thalia sedih melihat dia menangis.
Betrand menghapus air mata nya dengan cepat Lalu tersenyum kepada thalia.
"Iya princess,,," jawab betrand serak.
"You kenapa nangis?? Ai sad kalo you nangis" tanya thalia lagi yang membuat betrand semakin sesak. Benar yang orang² katakan thalia si malaikat kecil. Karna jiwa pedulinya sangat tinggi, seperti ayah dan bunda. Itulah alasanya mengapa dia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan.
" You adik ai kan ci,,," tanya betrand pada thalia, sebenarnya tidak usah di tanyakan pun pasti jawaban nya iya. Betrand hanya ingin menepis semua yang haters katakan kepada diriny.
"Iya,.  Ai adik you dan akan selamanya begitu.  you akan selalu jadi kakak ai sama thania" jawab thalia
"Tidak ada yang boleh misahin kita bertiga, you ai dan thania akan selalu bersama ayah bunda" tambah thalia lagi.

Deg.
kali ini betrand sudah tidak menangis, tapi dia diam mencerna kata² thalia. Anak yang umurnya baru 5 tahun sudah berpikir se dewasa itu, tapi kenapa di luaran sana orang² yang lebih dewasa darinya tidak bisa berbuat baik seperti thalia, tidak bisa setulus thalia. Masih ada yang berfikir jahat. masih ada yang membuly adiknya, membuly ayah bundanya bahkan thania yang masih bayi pun jadi bahan bulyan mereka.

Betrand menghampiri thalia lalu memeluknya dengan erat, bahkan beberapa kali  mencium kening thalia dengan tulus.

"You jangan sedih lagi ya. ai, thania,ayah dan bunda akan selalu sayang sama you, you nggak boleh dengerin orang lain, you cuma boleh dengerin kita"
Ucap thalia lebih tulus lagi, sambil mengerjapkan mata indah miliknya dan memberikan senyum tulusnya untuk betrand.
"Thanks ci,, aii saaaayang banget sama you"balas betrand sambil menggendong thalia si malaikat kecilnya.

Ayah bunda yang mendengar kan percakapan mereka dari balik pintu, merasakan bangga dan terharu luar biasa. Ada sesak di dalam dada mereka namun bukan kekecewaan melainkan rasa bangga, melihat anak²nya dapat memberikan semangat satu sama lain, bahkan thalia yg masih berumur 5 tahun dapat memeberikan nasihat buat kokonya yang sedang down.
Mereka adalah media bagi ayah bunda.
Ibarat kertas putih, bagai mana cara kita menggoreskan tintanya dan hasilnya akan seperti apa, itu tergantung cara kita masing².

Hidup lah tampa memikirkan hal² yang tidak perlu di pikirkan, dan jika kamu membenci berlebihan, maka.. ada yang salah dengan hatimu??.

*********The Krucils**********

The KrucilsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang