12. Jarak

921 56 12
                                    

Sakit itu.
Ketika bisa bersama namun tak bertemu. Bersama namun berjarak.
Bersama namun tak bisa menyentuh.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi. Tampak seorang remaja yang masih asyik dengan dunia mimpinya. Ayah Ruben tampak menjahilinya dengan menggelitiki perutnya yang sispax. mencium pipinya yang tembem dan menggoyang goyangkan badanya yang mungil. Namun remaja itu belum berniat untuk bangun.

"Hik hik hik, Nyo... Nyo.." tangis Thania terdengar lantang di telinganya membuat matanya terbuka. Ayah Ruben tersenyum di sambut peluk hangat dari putranya.

Rupanya telinganya begitu peka jika mendengar adik cantiknya itu menangis dan memanggil namanya. Betrand melepaskan pelukan sang Ayah lalu turun dari ranjang tingginya berniat untuk menemui Thania yang tengah menangis.

"Eh,, eh.. mau kemana?" Tanya Ayah Ruben.

"Mau gendong Thania, dia panggil² Onyo" ucapnya sambil terus berjalan.

"Onyo dan Cici untuk sementara waktu belum boleh ketemu Thania dulu ya.. " jelas Ayah.

"Kenapa??"

Protesnya bingung dan sedih.
Ada rasa sakit di dadanya saat dia tidak boleh menggendong adik kecilnya.

Namun Ayah berusaha menjelaskan tentang keadaan Thania yang sedang sakit cacar air. Jika mereka bersentuhan kemungkinan besar akan tertular.

Untuk sementara waktu Thania dan Bunda tinggal di lantai atas, sedangkan Ayah, Thalia dan Betrand tinggal di lantai bawah.

Betrand dan Thalia sedang berada di meja makan, jika biasanya mereka antusias di meja makan. Tidak untuk hari ini. Karna Betrand dan Thalia hanya memainkan sendok di piring nya.

"Loh,, kenapa nggak habis makannya, Sayang? " tanya Ayah Ruben kepada kedua buah hatinya. Karena makanan nya hanya di aduk aduk saja.

"Ayah suapin ya??" Tawarnya. Mencoba memberikan semangat pada kedua buah hatinya.

Bukannya mereka senang seperti biasanya, mereka malah menggeleng kompak. Yang membuat ayah tak kalah bingung dan bagaimana membujuk ke dua anaknya untuk sarapan.

"Nggak ada Bunda" jawab Thalia menahan air matanya yang hampir jatuh.

"Nggak ada Thania" Betrand pun melakukan hal yang sama.

"Ai kangen..." Jawabnya bersamaan.

Orang tua mana yang mampu melihat anak²nya sedih, tapi ini semua Ayah Bunda lakukan demi kebaikan anak anaknya. Ayah pun melakukan video call dengan Bunda untuk mengetahui ke adaan Thania.

"Bunda,,, ai kangen..." Ucap Thalia sedih.

"Ai juga Bund," Ucap Betrand tak mau kalah dengan adiknya itu.

"Thania mana Bund?" Tanya Betrand.

Bunda mengarahkan phonsel nya ke Thania, tampak Thania sedang asyik sarapan. Betrand merasa lega, walaupun belum bisa menggendong adiknya itu, setidaknya adiknya untuk saat ini baik² saja.

Setiap 30 menit sekali Ayah mengontrol perkembangan Thania. Sedangkan Betrand dan Thalia asyik bermain hoverboard. Di tengah asyik nya bermain tiba-tiba terdengar suara tangisan dari lantai atas  yang ia sangat hafal, yaitu Thania.

"Ci,, dengar itu nggak?" Tanya Betrand memfokuskan pendengarannya yang di ikuti oleh sang adik.

"Thania Nyo.." jawab Thalia.

Mereka pun meninggalkan hoverboardnya dan berlari menuju lantai atas. Belum lagi kakinya menginjak anak tangga, Ayah sudah melarang mereka untuk pergi.

"Thania Ayah,,,, " Rengek Betrand. Ayah tau, pasti putranya itu amat sedih dan khawatir karna tangis adiknya itu lumayan kencang. Wajar jika Betrand dan Thalia sedih karna sudah dua hari tidak bisa menggendong adiknya. Tapi mau bagaimana?? Keadaan yang membuat mereka berjarak.

"Nyo,,, Nyo.,." Tangis Thania yang terlihat dari layar phonsel milik Ayah nya itu.

"Iya sayang,, Onyo di sini. " Betrand berusaha menenangkan adiknya.

"Cepat sembuh ya, biar bisa di gendong sama Onyo lagi" ucapnya lagi namun kali ini suaranya terdengar setengah menahan tangis.

Jika saja sakit adiknya bisa di pindahkan ke pada dirinya, pasti akan ia lakukan dengan senang hati. Adiknya masih kecil, belum bisa bilang mana yang sakit, mana yang perih. Betrand dan Thalia menatap adiknya itu dengan pandangan iba dan penuh rindu.

Ayah Bunda paham apa yang di rasakan Putra putrinya. Pasti mereka amat sangat merindukan satu sama lain. Namun ini semua Ayah Bunda lakukan demi kebaikan anak²nya.
Jarak ini memang menyiksa mereka tapi satu hal yang yang pasti, mereka saling melengkapi dan menyayangi satu sama lain.

*****The Krucils*****

The KrucilsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang