[10] END

9 0 0
                                    

Irham tersenyum dan alena tak mengerti apa maksut senyumannya. Alena bergegas ambil air wudhu dan segera solat karena dia gak mau ketinggallan konsernya. Dia benar tak hiraukan irham yang sedari tadi senyum kepadanya.

“Ham, kamu sehat kan?” tanya alena selepas solat dan hendak pergi.

“i-iya kok aku sehat.” Jawaban gugupnya membuat alena bingung.

Alena gak banyak waktu untuk ngobrol panjang, akhirnya alena pergi dengan kebingungannya kepada irham.

“ya udah aku duluan ya?” ucap alena sambil meninggalkan irham.

Irham tidak berhenti sampai disini membuntuti alena, keseriusannya dengan alena dan ingin tahu tentang alena semua aktivitas alena diikutinya.

Hanya saja tidak ada yang tahu apa yang dilakukan irham. Hingga irham yang tak sudi menonton konser sampai membeli tiket konser dan memandang alena dari kejauhan.

“lo emang anak k-pop Al, tapi lo gak pernah ninggalkan keajiban lo sebagai orang muslim lebih tepatnya lo adalah moeslim k-pop.”  Tuturnya dalam hati sambil senyum-senyum.

Konser selesai irham masih tenggelam pada lamunannya dan tiba-tiba_

“Al, bukan itu irham ya?” tunjuk desi pada Alena.

“mana sih?” Sambil memicingkan matanya yang bingung dengan banyak orang, “gak mungkinlah irham kesini lo kan tau sendiri dia gimna dengan anak k-pp.”

“tapi Al, ini serius deh! Coba lo lihat bener-bener ke arah sana.” Tukas Meyca kepada Alena.

Alena belum melihat sosok irham dan teman-temannya udah menghela nafas. “yah udah pergi Al”.

Alena gak percaya dan bodo amat ngapain ngurus irham, misi dia mengajak temennya menunaikan kewajiban islam ja belum kelar, bentar lagi mau kelulusan pastinya gak ketemu mereka lagi, takutnya meeka lebih parah dari ini kelaknya.

***

Sangat terkejut saat di rumah keluarga besar pada kumpul di ruang tengah. Jika sudah terjadi seperti ini pasti ada hal penting yang akan di bicarakan. Alena bergegas bersih-bersih badan dan solat, lantas segera keluar dari kamarnya dan ikut bergabung kepada keluarganya.

“Alena apa kamu sudah punya lelaki pilihan untukmu?” tanya papa kepada alena.

Alena terdiam dan tak tahu ingin menjawab apa, karena alena hanya tahu irham orang baik dan tahu agama, alena belum sempat menyelidiki lebih dan kebetulan bertemu ibunya kemaren hanya sebatas tegur sapa.

“maaf pa, aku belum tahu orang pastinya, tapi kumohon papa jangan jodohkan aku dulu!” pinta alena dengan memohon.

“mungkin Alena ingin mengenal dengan lelaki yang mengantarnya beberapa minggu lalu pa.” Ucap mama kepada papa.

“oh... ya gakpapalah, papa kenalkan dengan pilihan papa, masalah kamu suka atau tidaknya nani urusan belakang sayang.” Tatapan papanya yang tak bisa ditolak saat bicara.

“iya pa, aku nurut aja deh.” Tunduknya saat menjawab.

Panggilan mama dan papa hanya untuk mengalihkan perhatian warga. Sejak dulu keluarga mereka tidak mau dipandang orang sholeh, karena akan banyak keluarga yang takut dan tidak mau berbaur dengan alena. Mereka berlagak sewajarnya seperti tak memiliki yayasan besar.

Hanya papanya yang bolak balik asrama rumah untuk memantau perkembangan asramanya dan santrinya. Ketika dipondok mereka menggunakan panggilan ummah dan abbah hanya dirumah saja mereka menggunakan panggilan papa dan mama.

“ya udah, besok papa bilang sama sahabat papa, apakah dia mau menjodohkannya denganmu.” Ucap papanya kepada keluarga besarnya.

Pertemuan ini dibuat bingung alena memilih irham atau memilih jodohnya papa. Alena ke kamar menenangkan diri dengan membaca AL-Qur’an.

Moeslim K-Pop [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang