[08]

2 0 0
                                    

Semuanya bukan kebetulan alena yang benar-benar suka k-pop menemukan orang yang mendekatkan dengan agama. Orang yang selama ini dia cari sosok irham yang bisa mengerti dan tak pernah marah dan selalu menghargai, tidak semua cowok memiliki sosok itu.

“Al, kenpa senyum-senyum sendiri?” ucap mamanya saat melihat alena duduk di pojok jendela sambil tersenyum.

“Nggak ma, lucu aja sama acara pensi tadi.” Tanpa memandang mamanya langsung mengambil handuk bergegas mandi.

***

“Assalamu’alaikum,” seruan orang dari luar rumah.

“Wa’alaikumsalam,” sambil membenarkan krudungnya.

PAPAAA... pelukku langsung menangis lama tak bertemu pa.

“Iya nak, kamu udah tambah dewasa aja, oh iya bentar lagi kan kamu lulus kamu ngajar di pondok ya nak, bukankah kamu udah banyak pengalaman disini.” Cerocos ayahnya.

“Iya pa, alena sudah pintar ngajar anak kecil, semua orang yang diajarkan sekarang sudah banyak yang hafal juz 30.” Sambil menyiapkan makan siang ibu menimpali.

Semua orang tidak ada yang tahu perilaku alena yang selalu mengaji dan menghafal dalam sepertiga malamnya.

Mereka hanya tahu alena yang berubah karena tergila-gilanya dengan k-pop. Semua itu hanya untuk mencari orang yang peduli dengannya dan orang yang benar-benar mencintai budayanya.

***

“Al, lo mau nonton koser gak nih? besok exo comeback!” anggela menyamperinya lalu menghuntam pertanyaan.

“Mau dong itu gak boleh ketinggalan”  Timpalnya dengan cepat.

gue fikir lo bener-bener berubah, ternyata...

Alena hanya tersenyum dan berkata,”bukan berarti hobby gue akan hilang jika gue menghargai budaya gue sendiri dong.

Irham yang mendengarkan obrolan mereka tersenyum lebar, karena alena sudah bisa menhargai budayanya sendiri walau tetap menyukai dengan k-pop. Irham sangat yakin sebenernya alena adalah orang terpandang.

Hanya saja kenakalannya yang menjadi orang tidak tahu detail tentang alena.

***

Lambat laun alena dan irham sering bersama alena tak berubah dengan gaya busana moeslim k-popnya dan irham dengan busana ala kadarnya.

“Ham, lo gak malu kah berteman dengan gue?” Tanya alena dengan ragu.

“Tidak, kenapa malu? Malah mau kenalin lo sama keluarga gue.” Sontak alena terkejut

“APA... gue gak salah dengerkan? Ham jangan ngawur ah, kita masih sekolah.”

“Yah gakpapa al, jujur nih gua semenernya ada rasa sam lo, yah mungkin orang bilang klo anak sekolah itu cintta monyet, tapi gue yakin banget klo ini bukan cinta biasa gue yakin juga klo lo bukan orang biasa.” Jelasnya dengan santai.

***

Bahagia bisa barengg irham, tapi juga bimbang atas percakapannya. Sepanjang jalan alena melamun hingga desi berjalan di sampingnya memanggilnya, lari terengah-engah tak sadar juga.

Moeslim K-Pop [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang