~ Chapter 5

104 63 148
                                    

Aku tidak dapat tidur malam ini.

Aku sangat prihatin dengan pikiranku sendiri.
Apakah aku benar-benar terbiasa dengan tempat ini?

Aku sudah di sini selama hampir sebulan sekarang, dan aku tidak pernah mencoba melarikan diri. Karena sepertinya tidak ada orang yang menunggu di luar untukku ...

Aku ditinggalkan oleh orang tuaku ketika aku berusia 5 tahun, dan aku dibesarkan di sebuah panti asuhan bernama Firdaus, maka nama keluargaku ... apa, ya?

Aku ingat melihat melampaui gerbang institusi sebagai seorang anak sekitar usia 7 tahun, dan melihat teman sekelasku di ambil oleh keluarga bahagia yang memegang tangannya dan tersenyum padanya.

Di usia itu, aku sudah paham bahwa aku sudah terlalu besar untuk diadopsi. Tak satu pun dari pasangan cantik yang baru menikah menginginkan seorang gadis kecil seusiaku.

Seumur hidup, aku terkurung. Aku harus terbiasa hidup sendiri atau pun mandiri.

Sampai dia muncul ...

Bayangan tubuhnya yang berdarah kembali padaku seperti pukulan di perut.

"Jangan terlalu senang. Sebagian besar bukan milikku." Aku teringat saat mendengar suaranya yang dalam dan kasar di pikiranku.

Aku berguling di tempat tidur kerasku. Dia orang yang berbahaya, aku sudah tahu itu, dia menculik ku dan membuatku tertawan, selain itu ia juga memaksaku menjadi pelayan pribadinya!

Tapi selain itu dia tidak pernah menyakitiku. Itu memungkinkan aku untuk memasak dan melakukan kebutuhan pribadinya. Sesekali kami menonton film bersama (dia menempatkan apa yang dia inginkan dan aku harus menonton ... tapi tetap saja) dan sebelumnya dia mengundangku untuk makan di meja bersamanya.

Mencurigakan.

Aku bahkan tidak tahu namanya atau apa yang dia sembunyikan di balik topeng bodoh itu.
Ini! Aku akan mencoba mencari tahu lebih banyak tentang dia.

"Jika aku melakukan segalanya dengan benar, dia mungkin menjawab satu atau dua pertanyaan ...," gumam ku.

Dengan rencanaku dalam pikiran dan ingin mempraktikkannya, pikiranku akhirnya mati seketika dan diriku terjatuh ke dalam tidur tanpa mimpi.

~

Makan malam telah usai dan aku mengawasinya dari balik bahunya menuju ruang tamu.
Hari ini adalah Jumat tanggal 13, dan dia terlihat sangat bersemangat sepanjang hari.

Semua saluran menayangkan film dan cerita horor.

Dia berjalan perlahan. Hari ini ia mengenakan tank top hitam bertuliskan "Happy Friday 13 Th", pergelangan tanganya dihiasi gelang kulit dengan bilah tajam kecil, dan celana gaya militer.

Saat dia duduk di sofa, aku selesai menyeka piring terakhir. Aku berjalan menuju kamar dengan tenang. Hanya ketika aku tiba dan duduk di sebelahnya di lantai marmer dia menyalakan TV. Waktu berlalu dengan cepat saat dia dan aku menonton "Pembantaian gergaji mesin".

Karena aku ingin tahu lebih banyak tentang dia dan aku ingin dia berada dalam "Suasana hati yang baik" (jadi ketika aku mengajukan pertanyaan, dia tidak akan marah atau aku akan tahu bagaimana cara bunuh diri) aku mulai tertawa dan berpura-pura bersenang-senang ketika pembunuh secara brutal membunuh salah satu korban dengan gergaji, membuat darah dan bagian tubuh bocah itu terbang kemana-mana.

"Haha ... sangat pantas!" Aku berseru saat aku tersenyum pada imitasi joker terbesarnya.

Dia menoleh padaku dan juga di balik topengnya aku bisa melihat kilau di matanya. Dia tidak mengatakan apa-apa dan mengalihkan perhatiannya ke film tersebut.

Terus-menerus.

"Pergi, bunuh dia!" aku bergumam pada bagian khusus yang disembunyikan salah satu gadis.

"Kuharap dia mengeluarkan nyari si pirang bodoh ini," ucapku.

Kali ini aku mendengar tawa kasarnya. Aku melihat dia dan ikut tertawa juga. Dia sepertinya puas dengan prilaku yang ku buat, dan juga bahunya lebih rileks.

Tidak akan sesulit itu.

5 menit kemudian dia sudah merasa lebih nyaman, pria pendiam dan aneh telah memberi jalan kepada seorang pria dengan tawa dan komentar jahat. Anehnya, seluruh situasi itu menyenangkan.

"Naaaouu!" Protes Monster tersebut setelah melakukan dua tusukan dan jatuh ke tanah.

"Dia tidak akan mati. Kami tidak akan pernah mati," jawabnya dengan tenang. Seakan-akan ia sama dengan Monster itu.

Aku mendengarkan apa yang dia katakan dan 2 menit kemudian aku menyadari bahwa dia benar. Iblis ataupun Monster itu bangkit melawan semua logika dan kembali mengejar manusia malang yang cukup beruntung untuk menyeberangi jalannya.

"Huuh sekarang mereka begitu tersesat," kataku.

"Yeah, Jangan pernah meragukannya." jawabnya.

Setelah kami menyelesaikan Film Maraton tersebut. Aku melihat jam dan sekarang pukul 2:30 pagi. Punggungku terasa sakit karena berada di posisi yang tidak nyaman begitu lama. Ia pergi mencari kunci untuk membawaku kembali ke kamar sel ku, sementara jantungku berdegup kencang.

"Aku akan bertanya sekarang."

Ini kesempatan terbaik yang aku miliki. Kami tertawa dan menonton semua Film Horor yang ia inginkan, dan dia sepertinya sedang dalam suasan hati yang baik.

"Hei...," panggilku dengan nada kecil seakan akan aku berbisik. Dia tidak mendengarkan dan terus membelakangi ku.

"Hey!" bentak ku seakan menembak.

Kali ini dia mendengarku. Perlahan-lahan ia berbelok ke arahku. Mengerikan!

"Oke... Sekarang."

"Aku pikir ... aku melihat dirimu setiap hari, dan selalu ketika aku memikirkan dirimu aku tidak tau siapa nama mu? ... Karena aku disini dan aku tidak akan kemana-mana ... kupikir kau bisa ... hmm ...," ocehku. Aku berbicara cepat kilat, sementara lapisan tipis keringat dingin menutupi diriku.

"Jeff," sahutnya. Ia menyela perkataanku. "Namaku, Jeff."

Aku terbelalak dan berkedip berkali-kali. Aku tidak berpikir bahwa ia akan mengatakannya tanpa marah padaku.

"Oh ... namaku adalah-"

"Aku tau namamu, Sarah," sambungnya menjawab ku. "Aku tau segalanya tentangmu ketika aku menculik dirimu," dia menekankan kata menculik. Membuatku merasa ngeri.

Dengan itu ia mengingatkan aku tentang siapa dia dan apa yang dilakukannya.

"Sudah waktunya kau untuk kembali ke sel mu," katanya muram. Kami bertatap muka, dan dadaku naik turun dengan kecepatan napas yang belum stabil.

Bersambung ... ⌨︎

Jeff si Pembunuh TahananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang