~ Chapter 1

152 68 163
                                    

Sarah....

Aku membuka mata dan melihat sekeliling. Kepalaku berdenyut kuat dan aku mengerang. Aku tidak tahu tempat ini. Kelihatannya seperti penjara dan benar-benar gelap, kecuali lilin yang menyala di atas meja. Aku menyadari bahwa diriku terjebak di sini dan jantungku berdebar kencang karena aku bisa merasakan gelombang kepanikan menyerang diriku.

"Tenang saja Sarah, ingat, dalam film horor, orang yang putus asa adalah yang pertama mati," menurutku.

Aku mencoba mencari tahu bagaimana diriku sampai di sini tanpa hasil.

Aku hanya ingat berjalan di jalan ketika diriku dikelilingi oleh 3 pria yang menatap ku dengan cara yang membuat darahku menjadi dingin.

Salah satu dari mereka mencoba meraih diriku, sementara yang lain tersenyum. Hal berikutnya yang aku ingat saat mendapat pukulan, dan aku akan pingsan adalah wajah ... bukan wajah, itu tampak seperti topeng yang tersenyum sinis, berjalan ke arah penyerangku ... dan berteriak. Banyak teriakan.

"Jadi ... kamu sudah bangun?" tanyanya.

"Kamu siapa?! Dimana kamu?" tanyaku.

Sangat gelap disini, dan untuk berpikir bahwa seseorang ada di sini ... mengawasi ku ....

"Segera kamu akan bertemu dengan ku, jangan takut dan ragu," suara dia rendah dan menakutkan.

"Tolong, ku mohon .... aku tidak melakukan apapun padamu, keluarkan aku dari sini. Aku tidak akan memberitahu polisi tentang apa pun ...," Aku bersumpah padanya.

"Ah, tapi kamu sudah ingin pergi? Karena kau tidak berterima kasih, apa kau tidak akan mengucapkan terima kasih kepada ... Salvador?" suara dia menjadi sarkastik ketika dia mengucapkan kata "Salvador."

Salvador > Penyelamat.

"Apakah kamu ... menyakiti orang-orang itu?"

"Sakit? Aku lebih suka kata-kata pembantaian, pembantaian, pembantaian, pemusnahan ...," dia mulai bercanda.

"Oh terima kasih, untuk membela diriku," Aku menjawab dengan tenang.

Aku mendengar tawa, diikuti oleh yang lain ... dan lainnya.

"Membela ... kamu? Tidak tidak Tidak. Aku tidak bisa membiarkan mereka mengganggu perburuanku."

"Per ... buruanmu?" Aku melihat sosok dengan sangat cepat di sebelah kananku dari pelana ku dan aku mati-matian mencoba melihat wajahnya.

"Dan siapa yang akan kamu ... buru?" - langkah ... mendekat. Mataku lebar dan titik hitam muncul dalam pandanganku.

Sebelum Aku jatuh ke dalam ketidaksadaran yang diberkati, aku mendengar dia menanggapi.

"Kamu."

Jeff si Pembunuh TahananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang