🌟○○•♧•○○🌟
Suara dentingan gelas berisi wine terdengar menggelegar seisi ruangan. Acara perkumpulan bulanan yang selalu diadakan untuk membahas setiap perkembangan membuat Seo Johnny dan rekan-rekannya sangat berantusias.
"Gue denger-denger Lia hamil?" Xiaojun membuka obrolan penting yang membuat seluruh atensi tertuju padanya. Mengingat Jeno tidak ada, ini mungkin menjadi kesempatan baik untuk menggibahkannya.
Johnny menoleh, bersandar pada kursi dan tersenyum kecil. "Kita udah kasih toleransi buat Jeno. Tapi kalo sampe besok dia gak bayar, kita harus buat negoisasi." Johnny menenggak wine sedikit di ujung bibir.
"Culik Lia dan ibunya. Setelah itu, ayo kita mulai permainannya." Tambah Johnny.
🌟○○•♧•○○🌟
Ditengah-tengah sinar matahari yang sedang memancarkan aura panas, Hyeobin berjalan lemah. Tertunduk sambil terus berharap jika diujung gerbang dia akan bertemu dengan Jeno sebagai seorang jemputan.
Kepalanya pening bukan main. Namun ketika sampai didepan gerbang, tidak ada Jeno disana, hanya ada beberapa siswa-siswi sekolah yang membandel karena tidak mengikuti jam pelajaran.
Hyeobin izin pulang, beberapa hari ini, kondisi tubuhnya begitu tidak memungkinkan untuk memulai aktifitas.
Dia menghela, lalu berjongkok, "Kak Jeno mana sih." Nafasnya terengah, merasa sesak dan ingin segera merebahkan diri diatas kasur kamar.
Hyeobin sudah akan menangis jika saja Lucas tidak datang bersama mobilnya. Pria itu turun, menghampiri Hyeobin yang sudah merintih pelan menahan sakit.
"Heh? Lo gak hubungin Taeyong?" Lucas terlihat panik, meremas kedua bahu Hyeobin pelan-pelan. Namun dia tidak menjawab, hanya terus meringis sambil mengerutkan kedua alis.
"Ayo gue anter pulang." Lucas membantu Hyeobin berdiri perlahan-lahan,
"Lepasin tangan lo."
Mereka berdua menoleh, mendapatkan tangan seorang Jeno yang bertengger keras dibisep Lucas sebagai tanda untuk segera memberhentikan tindakan.
"Gue tau lo sibuk, jadi Hyeobin sama gue." Kata Jeno. Tatapan mereka bertemu, beradu garang bak panasnya arang.
"Lo bawa motor, Hyeobin lagi sakit. Jadi lebih baik dia sama gue dulu."
Mendengar ucapan Lucas, Jeno berdecih sambil tersenyum untuk meremehkan. Memindahkan tubuh mungil Hyeobin yang sedang oleng kebelakangnya. Lalu dia maju selangkah, mendongak sedikit demi menantang lawan mainnya.
"Hyeobin sama gue, dengan atau tanpa izin dari lo." Suara Jeno terdengar menuntut. Setelah itu dia berbalik, menuntun tubuh gadisnya untuk mendekati motor Austin Racing dan membantu Hyeobin naik perlahan-lahan.
Jeno menghela, "Nanti aku beliin obat." Katanya, agak malu. Karena hari ini adalah hari pertama mereka memutuskan untuk saling menyapa dengan sebutan aku-kamu.
Jeno menaiki motornya, mengambil kedua lengan Hyeobin dari belakang. Membiarkan gadis mungil itu menenggerkan lengan di pinggangnya yang kekar, "Peluk, aku janji gak akan ngebut." Hyeobin hanya mengangguk lemah, menyandarkan kepala yang berdenyut dan hangat itu di punggung Jeno.
Sedangkan Lucas, dia berdiri tegak. Memerhatikan dua sejoli didepannya dengan tangan terkepal. Sampai mereka berlalu, Lucas masih tetap diam di tempat.
Kriingg kriinggg
Atensi Lucas teralihkan, memandang layar pipih berwarna hitam saat nama seseorang tertera disana untuk memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OLETHROS || Lee Jeno ✅
Fanfiction"Suatu kebimbangan yang hadir bersama dengan kehancuran." 1 on #nct21 [06.12.20]