The Huang

765 82 0
                                    

"Jam berapa?"
"Jam 11 siang,apakah ada kelas?"

Ada jeda sejenak,Renjun mengingat apakah dia punya kelas siang.
"Tidak. Baiklah jam 11 aku sampai rumah"
"Terima kasih sayang~"

Setelah itu telepon ditutup. Hhh besok dia harus ke kediaman Huang. Ibunya menelepon tadi dan mengatakan tuan besar Huang,,kakek Renjun menginginkan cucu tunggalnya untuk pulang ke rumah.

Katanya ada meeting besar dengan perusahaan terbesar di Kanada. Dia sebagai cucu tunggal juga sudah biasa ikut meeting seperti ini. Memang sudah dari kecil,dia dilatih untuk menjadi otak bisnis,pewaris tunggal perusahaan mereka. The Huang.

Memang tidak masalah,tapi jika dia bertemu sang kakek,dia tidak akan bisa keluar dari rumah itu,tentu saja untuk pendalaman materi.

Renjun jujur saja bosan,dia sudah mendalami bisnis,bahkan kuliahnya bidang bisnis dan manajemen selalu meraih nilai A. Tapi kakeknya belum juga memberikan satupun cabang perusahaan untuk dikelolanya. Kakeknya bilang agar dia fokus dulu ke kuliahnya. Apakah sang kakek meremehkan cucunya?

Ok,sekarang lebih baik tidur,dia cukup lelah hari ini. Tugas belum selesai,terlebih sepulang dari cafe tadi melihat jika Jaemin,mantan kekasihnya pindah asrama tepat di sebelah asramanya. Ok Renjun harus menguatkan hati saat melihat Jaemin dan Minju berjalan bersama,bahkan bergandengan di depannya.

Membuka selimut,menaikkannya sebatas dada,kemudian menutup mata
"Good night,Ren"
----
"Meeting akan dimulai sebentar lagi"
Renjun merespon dengan anggukan,lalu memakai jas yang semula tersampir di pundaknya.

Memasuki ruang meeting bersama sang kakek,saat ini tidak ada manager,tentu saja karena ada Renjun.

"Halo tuan Lee"
Sapa sang tuan Huang pada rekan kerjanya kali ini. Mendengar sang kakek yang kelihatan santai,Renjun menebak mungkin mereka teman perusahaan yang sudah lama menjalin kerja sama. Apalagi sang kakek mengadakan meeting di rumah,bisa disebut mansion. Dia lalu membungkuk badan sebagai tanda selamat datang.

"Halo Huang"
Ooh bahkan si tuan Lee ini memanggil marga sang kakek tanpa embel embel tuan. Dan sang kakek tidak marah. Ok digaris bawahi. Tidak marah. Biasanya sang kakek menilai tidak sopan pada orang yang memanggilnya seperti itu. Ingat!!. Harga diri

Lalu Renjun dan sang kakek duduk. Sekilas Renjun melihat pemuda seumuran atau lebih tua satu tahun duduk bersisian dengan tuan Lee. Mungkin cucunya?

"Aku kesini membawa cucuku, Lee Minhyung"
Aah benar dia cucunya.
Minhyung berdiri,membungkuk sopan
"Lee Minhyung,tuan Huang dan..."
"Huang Renjun,cucuku"
Sang kakek Huang menyahut
"Aah iya,dan Huang Renjun"
Diakhiri senyum manis

Renjun ikut berdiri lalu melempar senyum manis
"Huang Renjun imnida,cucu tunggal Huang dan calon pewaris The Huang"
Diakhiri bungkukan kembali.
"Selamat datang di mansion Huang,tuan Lee dan anda,Lee Minhyung" Lalu duduk kembali.

"Woaah cucumu sangat profesional Huang,"
Sang Lee itu mengomentari perkenalan diri Renjun. Dia sudah biasa bertemu cucu dari teman perusahaannya,tapi hanya perkenalan biasa,tidak menyebutkan dia pewaris tunggal atau semacam itu. Pasti cucu sahabatnya ini dilatih sejak kecil.

"Tentu,bahkan nilainya selalu + di kelas"
Renjun menanggapi pujian kakeknya dengan senyum.
"Hahha,sangat pintar ya"
Renjun tersenyum kembali.

"Bisa kita mulai meetingnya?"
Itu Renjun,sang kakek mengangguk menyetujui ucapan cucu tunggalnya,diikuti pihak Lee.

"Apa yang kalian tawarkan pada kami?"
Mulai tuan Lee

"Semacam barter tuan,kami punya pulau,tidak bisa dibilang besar,tetapi lokasinya sangat strategis untuk pariwisata. Saya dengar anda juga sedang mengembangkan bisnis pariwisata."
Renjun mulai menjelaskan. Tuan Lee tersenyum,kalau itu barang dari keluarga Huang maka tak usah diragukan lagi masalah mutu.

"Apa yang kalian inginkan?"
Tanya tuan Lee

"Tanah didaerah Gangnam tuan,itu cukup luas,bagaimana?"
Renjun melanjutkan

"Hmm..untuk apa lagipula tanah itu."
"Rencananya kami akan membangun motel,tuan"
Cucu Huang kembali menimpali.

"Apa tidak terlalu kecil untuk sebuah motel?"
Renjun tersenyum memandang Lee itu.
"Disana sangat strategis, apalagi belum banyak motel di Gangnam. Alasan anda sulit diterima,saya juga sudah cek tanahnya,saya tau itu tanah anda yang paling bagus kualitasnya,bukan maksud saya menyinggung tanah anda yang lain."
Renjun menjeda,
"Ayolah tuan,pulau kita tak kalah menarik bukan?"
Renjun melempar senyum manis.

Si Lee itu berucap woahh tak menyangka cucu Huang begitu pintar menawar.

"Baiklah,tapi aku mau survei pulau dulu,jika aku tertarik,aku mau menerimanya dan tanah ku jadi milikmu"

Renjun tersenyum menyetujui

"Anda tidak akan menyesal,pulau kita tanahnya subur,laut sekeliling bisa digunakan wisatawan untuk diving,airnya jernih. Itu bisa menjadi permulaan yang bagus untuk penilaian pulau kita."

"Baguslah. Kapan kita kesana? Bisa Minggu depan?"
"Tentu tuan,kita bisa pergi dengan helikopter pribadi."
"Oke,aku tunggu"


Setelahnya mereka berempat keluar dari ruang meeting.

"Mau makan siang bersama Lee?"
"Eoh?tentu Huang"

"Aku tidak menyangka kau begitu pintar menjelaskan ini itu"
Itu Minhyung dengan nada sarat akan kekaguman
"Terima kasih pujiannya,tuan Lee"
"Panggil saja aku Mark,sebenarnya aku lahir di Kanada"
Renjun tersenyum
"Oke,Mark,panggil saja Rey"
"Kau punya nama Inggris?"
"Sempat tinggal disana beberapa tahun saat masih kecil"
Mark hanya ber'oh' ria,lalu melanjutkan jalannya dan Renjun ke meja makan.

----
"Huuh lelahnya"
Gerutu Renjun sambil melepaskan jas,kemudian merebahkan badannya ke kasur.
Saat ini dia di asramanya,kakeknya mengijinkan dia tidak dirumah dulu karena Renjun mengatakan tugasnya banyak yang belum selesai.
Tenang,ayahnya pemilik kampus ini,jadi Renjun tak perlu dimarahi ketika keluar kampus. Saat akan pergi bertemu keluarga,tuan Huang,ayah Renjun memberitahu semua penjaga kampus agar Renjun diijinkan keluar.

Renjun selesai membersihkan badan dan sudah memakai piyama,naik ke atas kasur,buka selimut,naikkan sebatas dada,terlelap.




TBC

Halo💚
Pembacanya baru dua nih🙂
Vote nya boleh kali ya...
Bye Sijeuni💚😗

Jum,25 Sep 20

Daegu Loves (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang