"Kenalan dulu dong. Biar sayang."
°°°
Hyunjin menatap kepergian Minho dengan penuh tanya. Pria itu menatap lingkungan di sekitarnya, dan benar saja pikirannya saat ini dipenuhi dengan kalimat, "Sekolah ini beneran gak pada beres murid-muridnya"
Hyunjin bergidik ngeri, kemudian berlari menuju kelasnya.
Oh, pria ini bahkan melupakan niatnya untuk tidur saat istirahat tiba dengan menemui Minho, dan yang terjadi dia malah diacuhkan Minho.
"Sombong banget sih, jadi males kenalan," gumamnya.
Sampai di kelas, Hyunjin malah menghela napas. Saat ini keadaan kelasnya benar-bemar berantakan, penuh dengan suara tawa anak-anak, dan jika begini dia tidak bisa tidur!
"Eh, Res! Lo abis dari mana? Gak ke kantin?" sapa Jongho yang mendadak muncul di belakangnya.
"Nitip dong, apa aja ya." Hyunjin menyerahkan selembar uang oada Jongho lalu kemudian berlalu ke bangkunya.
Jongho terdiam di tempat. "ini maksudnya gue dibabuin gitu?"
°°°
"Ada anak baru, lo tau?" Minho melempar bukunya ke meja yang diikuti dirinya terduduk di meja.
Lia mengernyit. "Dia? Cewe itu?" tanyanya. "Tuh, kan! Lo naksir cewe itu."
"Bukannn. Yang gue maksud cowo, adik kelas."
"Setau gue sih iya ada. Dua, kan? Adik kakak. kalau gak salah namanya Rafael," jelas Lia.
Minho mengangguk saja mendengar penjelasan Lia. Kemudian memilih membenarkan letak duduknya, pria itu beralih duduk di kursi dan mulai membuka buku pelajarannya.
"Lo kenapa sih? Bukannya tuga yang itu lo udah selesai?" tanya Lia yang kesal ucapannya didiamkan.
"Ini catatan buat si Rahma, dia kan sakit seminggu kemaren," jelas Minho dengan jari yang sibuk mencatat tanpa menatap lawan bicaranya.
"Kok lo mau mau aja sih disuruh dia? Dikasih apa lo? Dibayar berapa?"
Tak!
Minho menyimpan pulpen nya di meja. "Lagian kasian dia sakit seminggu, gue cuma mau bantu," balas Minho yang kemudian kembali melanjutkan tugasnya.
"Serahlah."
Lia memilih untuk kembali mendengarkan musik lewat earphone nya, mendiamkan Minho yang terkadang isi pikirannya tidak pernah bisa ditebaknya. Kalau diibaratkan, Minho itu kaya cuaca. Sikapnya kadang dingin, kadang hangat, kadang-kadang juga goblok nya keluar.
Dan sekarang pria cuaca itu tengah sibuk mencatat ulang catatannya demi seorang gadis yang dipujanya. Enggak, dia melakukan itu murni karena ingin membantu gadis itu. Gadis yang namanya saja masih disensor ya.
Kemudian entah kenapa Minho tiba-tiba terbayang potret cantik seseorang. Mata tajamnya, pipinya yang berisi, juga bibir penuhnya. Subhanallah, figurnya bener-bener bikin istigfar.
"Gue beneran gila nih anjir," gumamnya sambil menggeleng berusaha menjauhkan bayangan Hyunjin dari pikirannya.
Jika dipikir-pikir ini cukup aneh. Maksudnya, dia dengan Hyunjin baru bertemu dua kali, dan kenapa harus terbayang-bayang wajah Hyunjin seperti ini? Ah, kayanya Hyunjin pake pelet.
"Ah, stres gue lama-lama." Minho menutup bukunya. "Ca, lo punya nomor si Rafael itu?"
Lia berbalik. "Udah gue bilang, nama gue Akyla, bukan Caca. Dan apa? Nomor anak baru itu? Gak ada."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Serious || Hyunho
Fanfiction"LO GAK SERIUS YA BANGSAT!" "Gue kurang serius apa lagi? Demi lo bahkan gue rela putusin 3 pacar gue yang lainnya." ⚠️Warn! BxB Boyxboy Boyslove ©darkiestxs