[9]

612 78 7
                                    

"Ada yang bilang, temenan sama perempuan itu asik. Meski terkadang mereka sering pakai perasaan." -Daffa.

°°°

"Eh, lo Daffa kan ya?"

Minho menoleh, sedikit menyipit heran melihat seorang gadis menyapanya.

"Iya."

"Kenalin, gue Jia."

Minho mengangguk. "Gue Daffa."

"Iya gue tau. Lo gak kenal gue?"

"Lo bilang nama lo Jia."

"Anak baru di kelas lo," balas gadis itu sambil tersenyum.

"Oh ... Oh! yang punya gantungan kucing itu?"

"Hah?"

Belum sempat Minho menjawab, seorang gadis lainnya datang dari arah yang berbeda. Gadis itu tersenyum, kemudian menyapa Yeji alias Jia itu.

"Yuk buruan pulang, kita ke rumah gue," ajaknya.

"Ke JB kali."

"Eh, gue duluan," pamit Minho, namun belum sempat pergi, Aisha segera menahan tangannya.

"Lo ikut aja yuk!"

"Ke mana?"

°°°

"Ini namanya kedai Janda Bahenol," ujar Yeji dan Aisha langsung mengangguk-angguk.

"Di sini isinya cewe semua, cowo dilarang masuk," tambah Aisha.

Minho mengangguk. "Terus? Kok gue diajak?" tanyanya.

"Ya itu artinya lo spesial, bisa masuk ke sini."

Aisha melangkah masuk diikuti Yeji dan Minho. Minho yang masih kebingungan memilih untuk masuk saja, toh tidak rugi juga.

Begitu masuk, warna ungu menyala sudah menyambut kedatangan Minho. Pria itu mengernyit, heran kenapa banyak sekali ornamen berwarna ungu. Oh, namanya juga kedai Janda Bahenol, ya jadi warnanya serba ungu. Dan di sini ramai, dapat Minho lihat semuanya wanita, kecuali dia.

"Mau apa?" tanya Aisha.

"Apa aja, yang seger. Gue haus," jawab Minho.

"Oke, bentar." Aisha kemudian berjalan pergi meninggalkan Minho dan Yeji yang memilih untuk duduk di pojokan.

"Jadi? Kenapa gue diajak ke sini? Ini tempat apa?" Minho mengedarkan pandangannya, masih penasaran kenapa dirinya dibawa ke situ.

"Ini kedai punya orang tuanya Letha. Biasanya cowok gak boleh masuk, tapi dia biarin lo masuk. Gue gak tau kenapa," jelas Yeji. "Oh iya, Letha itu ... Orang yang tadi."

Minho hanya mengangguk saja sembari menunggu Aisha yang katanya bakal balik lagi.

Selagi menunggu, pandangan Minho terus tertunduk menatap ponselnya yang terus mendapatkan notifikasi dari Jisung. Minho menghela napas, dia ingat belum memberi kabar apa pun pada kekasihnya itu, dan sepertinya sama sekali tidak berniat memberi kabar.

°°°

"Res, habis ini mau ke mana?" tanya Jongho sambil menggoyangkan botol minuman di tangannya.

"Pulang aja lah, gue udah ngantuk," jawabnya.

Jongho mengangguk. "Haduh, kenapa Pak Aryo suka banget bikin muridnya kelimpungan, ya?" gumamnya. "Kemaren kita disuruh jenguk si Andika gara-gara satu minggu gak ada kabar, terus sekarang kita disuruh les di rumah beliau. Pu--"

I'm Serious || HyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang