[10]

637 76 4
                                    

"Hari ke dua, kira-kira bakal bertahan berapa lama, ya?" -Ares.

°°°

"DAFFA MANA?!"

Minho yang tengah mengeringkan rambutnya pun berjalan ke luar, heran juga kenapa ada yang meneriaki namanya di malam hari begini.

"Eh, ka--"

"Si Bontot! Akhirnya ketemu juga ya." Saerom segera memeluk erat adik sepupunya itu.

"Ngapain sih, lepas ah." Minho berusaha melepasnya, dan tak lama permintaannya terkabulkan. Namun sebagai gantinya, dia menerima pukulan dari kakaknya itu.

"Sakit anjir, ngapain sih pukul-pukul?!"

"Kamu gak rindu apa? Kita udah lama gak ketemu," balas Saerom, kepala gadis itu menjulur mengintip rumah Minho yang malam ini tampak sepi.

Minho tersadar, pria itu menggaruk tengkuknya pelan sebelum akhirnya mengajak Saerom masuk ke dalam.

"Hmm, mau nginep berapa lama?" tanya Minho memecah kecanggungan yang entah kenapa bisa hadir.

"Dih, nanya gituan. Emang kamu gak rindu sama kakak, dek?" tanya Saerom sambil mengikat rambutnya yang mulai berantakan.

Lagi-lagi Minho menggaruk tengkuknya yang tak terasa gatal itu. "Ya ... Enggak."

"Bohong banget," terka Saerom. "Oh, Dika mana?"

"Dika udah tidur. Kakak gak liat sekarang udah jam 9 malem?"

Saerom menggeleng. "Baru jam 9, payah banget," katanya. "Oh iya, dia siapa?"

Merasa penasaran dengan yang ditunjuk sang kakak, Minho berbalik, dan terlihatlah Subin yang tengah meneguk minumnya dengan pandangan yang tak lepas pada ponselnya.

"Ezra, udah anggap aja gak ada," ujar Minho.

Pletak!

Subin melempar gelas di tangannya. "Enak aja, orang ganteng masa diskip."

"Bangsat, untung gelasnya plastik." Minho mengusap kepalanya yang terkena lemparan gelas. "Dah sana tidur. Kak Jovan di kamar yang biasanya aja, ya."

Seoram mengangguk, dan Subin juga mengangguk.

"Ini Ezra beneran?" tanya Saerom.

"Sebenernya, gue udah mati sih, tapi ya ... Dendam gue ke si bangsat itu banyak, jadi gue gentayangin dia," jelas Subin.

Bugh!

Saerom melempar bantal sofa di sampingnya. "Gue nanya serius, anjir."

"Ya lo pikir sendiri aja, gue mau pacaran dulu, bye!"

"Anjir, gue datang ke sini jauh-jauh, tapi masa gak ada yang mau nyambut?"

°°°

"Daffa, sekolahnya gimana? Rame gak? Belajarnya gimana? Udah punya pacar belum?"

30 menit berlalu dan kakak sepupunya itu terus saja mengajukan pertanyaan yang membuatnya naik pitam.

"Na--"

"Kak ... Bisa gak berhenti ngomong? Ini masih pagi, jangan bikin emosi."

"Ah ... Oke." Saerom mengangguk, lalu tak lama pandangannya tertuju pada Yujin.

Yujin menggeleng sembari membentuk silang dengan tangannya, seolah melarang Saerom untuk bicara lagi.

Memang, Minho paling tidak suka jika sedang makan diajak bicara, apa lagi pembahasannya cukup sensitif.

I'm Serious || HyunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang