Note:
Font Italic adalah isi hati/pikiran
Hitomi tengah asyik tenggelam oleh plot dalam novel yang sedang Ia baca di perpustakaan saat Ia melihat sepasang sepatu berhenti di depannya. Hitomi mendongak untuk melihat wajah pemilik sepatu itu.
"Lo Hitomah, bukan? Temennya Minju?"
"Hitomah? Dia ngomong sama gue?" Ucap hati Hitomi.
"Iya kak? Nyari Minju?"
"Oh gak kok, kebetulan gue lagi nyari buku terus ngelihat lo duduk sendirian di sini"
"Oh..."
Hitomi hanya mengangguk karena tak tahu harus merespon apa. Merasa canggung dan terintimidasi oleh Yena sebagai kakak tingkatnya.
"Gue boleh gabung duduk sini?"
"Oh! Boleh kak!"
Hitomi segera merapikan buku-bukunya yang berserakan di atas meja, memberi ruang untuk Yena menaruh tasnya. Ia tak sengaja menyenggol tempat pensilnya hingga jatuh berserakan. Hitomi bangkit dari kursi untuk memunguti pen dan pensilnya itu. Yena berjongkok ikut membantunya. Ingin rasanya Hitomi merobek wajahnya karena malu telah bertingkah konyol di hadapan seniornya itu.
"Santai aja, gak usah gugup gitu! Gue gak lagi ngospek lo kok" Yena tertawa kecil.
"Iya kak hehee" jawab Hitomi diikuti tawa canggung.
Hitomi bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain. Nyatanya dia orang yang mudah gugup di depan orang yang belum Ia kenal. Meskipun begitu, Ia bisa menjadi sangat cerewat ketika sudah merasa nyaman dengan lawan bicaranya. Setelah Yena mengambil tempat, Hitomi kembali fokus melanjutkan novel yang sedang Ia baca.
"Wah! Jarang loh ada mahasiswa yang tertarik baca novel itu. Letaknya aja ada di rak paling ujung, rak yang paling jarang dikunjungi."
"Eeeeh? Benarkah?" tanya Hiichan dengan bahasa Korea logat Jepangnya.
"Iya, cover yang kurang eye catching ditambah menggunakan bahasa inggris bikin banyak yang malas membacanya."
"Gak mungkin! Padahal ini seru banget!"
"Setuju! Beruntung gue dulu gak ketipu sama covernya terus memutuskan buat nyoba baca."
"Kayaknya selera novel kita sama deh. Nanti kalau lo udah selesai baca, kasih tahu gue ya! Gue pingin ngerti pendapat lo"
"Siap kak!"
"Sssst!" seorang perempuan menegur mereka agar tidak berisik.
"Maaf, maaf."
Yena dan Hitomi terkekeh sambil menutup mulut mereka dengan telapak tangan.
"Hitomah! Nanti jam 2 siang gue mau bantuin Ssamu ngambil gambar Minju. Lo mau ikut gak?" bisik Yena.
***
"Cut!" teriak Chaewon.
Terdengar eluhan Yujin yang sedari tadi memegangi boomer. Begitu juga Wonyoung yang bertugas di lighting. Sudah sekian kali mereka take adegan yang sama tapi tak ada satupun yang membuat Chaewon puas.
"Ayo kita coba lagi. Minju, yang serius!"
"Baik kak!"
"Cut!"
"....Cut!"
"Minju jangan membelakangi kamera!"
"Cut!"
KAMU SEDANG MEMBACA
You Made Me a Beautiful Dress (END ✔)
FanfictionMinju belajar lebih keras dari yang lain demi bisa diterima di kampus impiannya. Namun tak banyak yang tahu tentang alasannya yang lain, yakni demi bertemu kembali dengan cowo yang telah lama ditaksirnya. Note: Genderbend