Chapter 7

234 39 23
                                    

"Sudah ku bilang jangan panggil aku papa! Kalau ada pelanggan cewek nanti mereka salah sangka! Nanti gak jadi terpesona dengan paman~" Hyewon mencubit pipi mochi gadis 4 tahun itu.

"Paman sakiiit!!! Mama tolong!" Protes gadis bernama Eunha itu saat Hyewon memainkan pipinya.

"Hye, sudah lepaskan!" Eunbi menjitak kepala Hyewon. Eunha tertawa saat Hyewon meringis kesakitan.

Hyewon adalah pembuat roti di toko milik Eunbi. Hyewon dulunya adalah seorang Pastry Chef di sebuah restoran ternama, namun berhenti dari tempatnya bekerja karena ingin memulai lagi dari nol. Hyewon bertemu Eunbi saat Ia sedang mencari tempat sewa untuk membuka cabang di kota ini. Kebetulan saat itu Hyewon juga sedang mencari pekerjaan baru. Eunbi mengajak Hyewon untuk bekerjasama mengembangkan toko roti itu.

Hyewon bisa langsung akrab dengan Eunha, anak semata wayang Eunbi karena mempunyai hobi yang sama. Mereka sama-sama mencintai makanan melebihi apapun. Eunha suka sekali mengisengi Hyewon dengan sebutan "Papa", apalagi saat Hyewon tengah menggoda pelanggan wanita di toko mereka. Walalupun menjengkelkan dan sering bikin ulah, namun Hyewon tidak pernah marah pada gadis mungil itu. Ia sudah menganggap Eunha seperti anaknya sendiri, terlebih anak itu tak pernah benar-benar merasakan kasih sayang dari ayah kandungnya sejak meninggalkannya dua tahun lalu.

Di sisi lain, Yena hanya terdiam mengetahui Eunbi sudah mempunyai anak. Meski jujur jauh di lubuk hatinya ia sedikit lega karena Hyewon bukanlah papa dari anak itu, tetapi kenyataan Eunbi sudah pernah menikah semakin membuatnya insecure. Haruskah ia tetap memperjuangkan Eunbi? Bisakah ia menerima anak Eunbi sebagai anaknya sedangkan ia sendiri belum pernah menikah? Mampukah ia berkomitmen? Yena benar-benar dilanda kebingungan saat itu. Perasaanya seperti dimainkan dalam satu hari, bahagia, sedih, lega, kecewa, bingung, tidak yakin, semuanya ia rasakan dalam waktu yang bersamaan.

***

Minju berlari menuruni tangga dengan terburu-buru saat Chaewon, Yujin, dan Wonyoung sudah berkumpul di galeri.

"Bagaimana hasilnya? Kalian udah melihatnya? Udah keluar?" Minju memborbardir mereka dengan pertanyaan.

"Kak Minju, tenanglah!" Gertak Yujin.

Meskipun mereka berusaha tetap tenang, tapi terlihat jelas raut ketegangan di wajah masing-masing dari mereka.

Yujin membuka link di ponselnya dengan tangan bergetar. Sebuah halaman terbuka. Keringat dingin mulai mengucur di kening mereka. Mereka perlahan membaca list finalis di halamam tersebut untuk mencari nama tim mereka.

"Iris...Iris...Iris..." Ucap Wonyoung saat mencari nama mereka bak sedang membaca mantra.

"IRIS!!! YEAY KITA BERHASIL KE TAHAP SELANJUTNYA!!! RUNAWAY WE ARE COMING!" Teriaknya ketika menemukan nama tim mereka di list tersebut.

"Itu b-b-berarti kita masuk f-final?" Tanya Minju memastikan, hatinya berdebar hebat.

Chaewon mengangguk. Ia spontan melompat ke dalam pelukan Chaewon sangking bahagianya. Ia memeluk tubuh pria itu dengan erat, tak sadar air matanya mengalir membasahi kaos yang Chaewon kenakan. Minju melepas pelukannya. Ia mendapati Chaewon menatap tepat ke dalam matanya.

"Sudah ku bilang lo pasti bisa! Selamat ya..." Ucapnya sembari tersenyum. Minju mengangguk.

Mereka merayakannya dengan membeli pizza ukuran jumbo dan soda. Mereka bersenang-senang dan berpesta hingga hari mulai petang.

Sudah waktunya mereka pulang ke rumah masing-masing. Lagipula mereka memang harus segera meninggalkan galeri karena sudah waktunya toko di lantai atas tutup. Saat Chaewon akan beranjak pergi, Wonyoung mencegahnya dengan menarik lengannya pelan.

You Made Me a Beautiful Dress (END ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang