2

1.1K 109 1
                                    

Pagi ini si kembar sudah rapi dengan seragamnya. Nathan dengan seragam SMA Mahardhika sedangkan Fathan seragam SMA Purnama. Yupss mereka berada disekolah yang berbeda, dan itu adalah keinginan Fathan.

"hari ini buna mau ke Bandung ada kerjaan, jadi adek berangkat sama kakak dulu ya" ucap buna, saat ini mereka sedang sarapan

"nggak ada penolakan" potong Nathan cepat. Dia tahu, Fathan akan menolak keras.

"bahkan gue belum ngomong apa-apa" dengusnya

"gue tahu lo bakal nolak" ucap Nathan

"udah cepat habiskan sarapan kalian. Nanti telat" ucap buna

"iya bun" mereka pun melanjutkan sarapannya.

"aku udah selesai bun, ayo" ajaknya kepada Fathan

"buna aku berangkat dulu. Bye buna" pamitnya. Kemudian mereka berangkat ke sekolah bersama dengan Fathan yang duduk dibelakang Nathan.

"Nath ntar helm nya gak usah dibuka" peringat Fathan

"kenapa emang ?" tanya Nathan

"males denger komentar netizen" jawab Fathan

"hahaha ada-ada aja lo" balas Nathan

Tak terasa kini mereka sudah sampai didepan gedung SMA Purnama. Fathan pun turun dari motor Nathan tak lupa pamit kepadanya.

"gue masuk dulu, hati-hati bawa motornya" ucap Fathan sedangkan Nathan hanya mengangguk

"inget yang gue bilang semalem" ucap Nathan kemudian tersenyum. Meskipun Nathan menggunakan helm yang fullface, tapi Fathan tahu kalau saudaranya itu sedang tersenyum.

"iya" jawab Fathan

"yaudah gue berangkat dulu" ucap Nathan kemudian menyalakan mesin motornya dan meninggalkan gedung SMA tersebut.

Setelah Nathan menjauh, Fathan melangkah masuk menuju loby. Dan saat berjalan menuju kelasnya, banyak sekali pasang mata yang memperhatikannya.

"tumben anak mama gak berangkat bareng mama" ucap salah satu siswa bername tag Radit, tapi Fathan diam saja kemudian melanjutkan jalannya menuju kelas.

"guys gue punya rencana buat ngerjain dia" ucap Radit kepada teman-temannya

"apa ?" tanya salah satu temannya

"lihat aja pas istirahat ntar" ucapnya kemudian tersenyum miring.

******

Kini Nathan sudah sampai di sekolahnya, dan sekarang dia sudah duduk dikelas bersama para sahabatnya.

"tumben siang Nath ?" tanya Revan

"nganterin Fathan dulu" jawabnya

"tumben mau dianter sama lo ?" tanya Kenzo

"buna yang minta, soalnya buna gak bisa nganter, mau ke Bandung" jawab Nathan

Tak terasa bel masuk berbunyi, dan selang berapa menit Pak Cepi masuk ke kelas.

"baiklah sekarang keluarkan buku kalian, bapak hanya akan mengulang materi sebelumnya. Tolong diperhatikan baik-baik karena setelah ini kita adakan ulangan" ucapnya

Para murid pun hanya bisa mengangguk pasrah.

Pak Cepi langsung menerangkan materi yang sudah dipelajari sebelumnya, sedangkan para siswa dengan serius memperhatikan penjelasan tersebut. Termasuk Nathan dkk. Mereka merupakan siswa terbaik diangkatan mereka, dan sering mengikuti lomba olympiade, bahkan mereka selalu mengharumkan nama sekolah.

"sekarang masukan kembali buku kalian, bapak akan membagikan lembar soal dan lembar jawaban" ucap Pak Cepi. Kemudian mulai membagikannya kepada murid.

"berhubung jam pelajaran kedua kosong, jadi kalian santai saja mengerjakannya, tak usah terburu-buru. Nilai ulangan hari ini akan ditambahkan dengan nilai ulangan semerster nanti. Dan yang sudah selesai bisa langsung dikumpul dan tunggu diluar" lanjutnya setelah selesai membagikan lembar soal dan jawaban.

"baik pak" jawab semua murid

Para murid pun mengerjakan soal tersebut dengan khidmat. Hanya Nathan dkk yang terlihat santai. Santai disini bukan berarti mereka asal-asalan mengisi, c'mon mereka jura olympiade sudah pasti mereka dapat dengan mudah mengisi, tapi bukan berarti mereka juga sombong.

Satu jam sudah terlewat, Nathan dkk sudah menyelesaikan soal tersebut, dan sudah mereka kumpulkan. Dan sekarang mereka sedang berada didepan kelas sambil menunggu jam istirahat.

"pulang sekolah latihan kuy, udah lama banget gue nggak ngedance" ajak Nanda

"hayuklah, gue juga pengen ngelatih vokal gue lagi nih" ucap Revan

"gimana Nath, Fathan bisa nggak ?" tanya Kenzo

"ntar gue tanya orangnya" ucap Nathan.

"lo ikut aja Nath, dari pada bosen dirumah" ajak Kenzo

"oke lah, ntar gue berangkat bareng Fathan" ucap Nathan

Terlalu asyik mengobrol hingga mereka tak menyadari kalau bel istirahat sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Akhirnya mereka pun pergi ke kantin.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya di SMA Purnama, terlihat seorang siswa sedang ditarik menuju taman belakang oleh sekelompok siswa lainnya, dia adalah Fathan.

"heh mana duit lo siniin" pintanya

"gue gak bawa duit" balas Fathan singkat

"gak usah boong sama gue, mana duit lu siniin" paksanya

"gue gak bawa duit Radit, duit gue udah lu ambil semua" ucap Fathan
"segitu miskin nya lo sampe malak gue tiap hari ? Kekayaan yang selalu lo banggain mana ?" lanjutnya

"berani lu sama gue ?" tanya Radit kemudian menonjok perut Fathan

"gue udah cape, salah apa gue sama lo ? Mana Radit yang gue kenal dulu ?" teriak Fathan

Bughh..

Bughh..

"lo salah banyak sama gue, gara-gara lo Dinda jauhin gue, gara-gara lo juga Dinda ninggalin gue" teriak Radit

"Itu salah lo sendiri. Kalau aja lo gak main belakang dari Dinda, dia gak bakal mutusin lo. Mikir goblok, Dinda sakit hati ngeliat kelakuan lo" balas Fathan teriak

"asal lo tahu, gua gak pernah main belakang dari dia, gua sayang sama dia" teriak Radit

Bughh

Bughh..

Radit kembali menonjok perut dan wajah Fathan dan terakhir dia mendorong Fathan dan langsung membuat Fathan tak sadarkan diri karena kepalanya terkantuk batu yang ada dibawah pohon dan menyebabkan darah mengalir dari kepalanya, belum lagi wajahnya yang sudah babak belur.

"cabut" ucapnya kepada teman-temannya.

Mereka pun meninggalkan Fathan yang tergeletak tak sadarkan diri.

Putra yang baru saja keluar dari perpustakaan dibuat terkejut karena melihat seseorang tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dari kepalanya, dan saat didekati ternyata itu Fathan teman sekelasnya. Karena panik, dia langsung berlari menuju ruang guru.

Tak lama kemudian, Pak yudi dan beberapa guru lain berlari ke arah taman, dan mereka terkejut melihat keadaan Fathan.

"Putra telepon ambulance sekarang" perintahnya dan langsung dituruti oleh Putra

Tak lama kemudian, ambulance datang. Para siswa yang tidak tahu apa-apa terkejut karena tiba-tiba ada ambulance datang ke sekolah, dan mereka lebih terkejut lagi saat melihat petugas rumah sakit mengangkat salah satu teman mereka.

"Fathan" gumamnya

Setelah Fathan dimasukan kedalam ambulance, Pak Yudi langsung meminta Putra untuk menemani Fathan didalam ambulance, sedangkan dirinya akan mengikuti dengam membawa mobilnya.

BAD TWINS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang