Tak terasa sudah seminggu Nathan menggantikan Fathan disekolah. Dan selama seminggu itu pula, Vira dibuat curiga oleh sikap Nathan yang dia kira itu Fathan.
Hari ini setelah bel pulang sekolah berbunyi, Vira memutuskan untuk mengikuti Nathan, karena rasa penasarannya yang terlalu tinggi. Selain karena sikapnya, Vira juga dibuat curiga karena Fathan lebih sering membawa mobil sendiri dibanding diantarkan oleh orang tuanya.
Setelah Nathan keluar dari lingkungan sekolah, Vira langsung menjalankan motornya mengikuti mobil Nathan dengan jarak yang tidak terlalu dekat.
Skip
Saat ini Nathan sudah tiba dirumah sakit. Setelah memarkirkan mobilnya, dia langsung ke ruangan Fathan.
Sedangkan Vira, dia dibuat bingung karena Nathan yang dia pikir Fathan masuk kerumah sakit yang sama saat dirinya dirawat. Vira pun terus mengikuti Nathan. Dan langkahnya berhenti saat melihat Nathan memasuki salah satu ruang rawat. Setelah Nathan masuk, Vira melangkahkan kakinya mendekati ruang rawat tersebut, dan berdiri didepan pintu ruangan tersebut.Sedangkan didalam ruangan, Nathan sama sekali tak menyadari bahwa sedari tadi dirinya diikuti oleh teman Fathan.
"buna" panggilnya
"oh kakak udah sampe ? Sini duduk" ucap Buna. Nathan pun menghampiri buna yang duduk disofa.
"buna ngerjain apa ? Udah makan siang ?" tanya Nathan
"buna lagi meriksa keuangan butik. Udah, tadi buna makan dikantin" jawab buna
"Adek gimana bun ?" tanya Nathan sambil memandang Fathan yang terbaring di bangsal
"masih sama belum ada kemajuan" jawab buna. Terdengar helaan nafas dari Nathan.
"doain aja ya, mudah-mudahan adek cepet sadar" lanjutnya"iya bun" jawab Nathan tanpa mengalihkan pandangannya dari Fathan.
"kakak udah makan ?" tanya buna, tapi Nathan hanya menjawab dengan gelengan kepala
"kenapa belum makan ? Makan dulu gih" ucap buna"ngeliat adek sakit gini, nafsu makan kakak ilang bun" balas Nathan dengan pandangan kosong.
"eits kakak gak boleh gitu, kakak punya maag jadi gak boleh telat makan. Buna tau kakak gak tega lihat adek kaya gitu, tapi kakak juga harus jaga kesehatan kakak, kalau mau nangis, nangis aja. Gak ada yang larang kok cowok nangis" ucap Buna. Dan saat itu juga Nathan nangis dipelukan buna. Dadanya sakit ngeliat kondisi adiknya yang lemah.
Selama Nathan menangis, buna gak tinggal diam. Dia terus mengusap punggung Nathan buat ngasih ketenangan. Dan setelah 15 menit, tangisan Nathan berhenti.
"Sekarang kakak makan ya, buna beliin dikantin" ucap buna
"iya bun" ucap Nathan sambil melepas pelukannya dari buna. Kemudian mengusap air matanya yang masih mengalir dipipi.
"udah jangan nangis lagi. Jagain adek bentar, buna mau beli makan" ucap Buna dan dibalas anggukan oleh Nathan.
Diwaktu yang sama, tepatnya diluar ruangan Fathan. Vira mendengar semua percakapan ibu dan anak itu. Bahkan Vira mendengar suara tangisan. Tapi Vira nggak tau siapa yang dibicarain, karena mereka hanya menyebut kakak dan adik, tanpa menyebut nama.
Tapi saat mendengar seseorang membuka pintu, Vira langsung berlari dan bersembunyi dibalik dinding.
"Fathan punya adek ?" gumamnya
Karena takut ketahuan, akhirnya Vira memutuskan untuk pulang.
Didalam ruangan, Nathan berdiri disamping bangsal dan menatap sendu adiknya yang terlihat tak punya beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD TWINS [HIATUS]
RandomCerita ini dalam ditahap revisi.. Semua part dicerita ini bakal direvisi ulang termasuk cast / tokohnya.. Jadi buat yang udah baca sorry banget.. Bahasa non baku Mengandung kata kasar Writter : agusthine93