✨ ; sink

1.4K 283 8
                                    

•inside•

Tubuh Haechan meremang setelah mendengar ucapan Mark yang seperti ingin memakannya hidup-hidup.






Napasnya semakin memburu ketika sosos Mark yang masih bengis mencengkram rahangnya kasar.







Haechan sudah lelah menangis, tenggorokannya terasa perih luar biasa. Haechan rasanya sudah diambang maut saat ini.




Kepalanya terus berputar kala mencium bau anyir dari pergelangan tangannya yang masih terikat dengan tali kuat.




















"Ja-jangan.. hiks—arghh, ple-please..."
























Mark semakin kasar menggoreskan pisau kecil di tali-temali yang mengikat pergelangan tangan Haechan sampai menembus kulitnya.



Perut Haechan rasanya seperti diaduk mencium bau darahnya sendiri. Mark badebah brengsek. Apa dia tidak tahu Haechan hampir sekarat saat ini.






















Tapi rupanya tidak sampai di situ saja. Haechan disentak berdiri lalu di seret paksa keluar tempat ini.


Haechan menggeleng lemah. Langkahnya terseret kasar di tanah yang becek. Bibirnya bergetar ketakutan saat Mark mengajaknya di tempat yang gelap dan banyak hewan malam yang terdengar.












Haechan mengrenyit merasa tidak asing dengan tempat ini. Tiba-tiba tubuh menegang. Ini danau? Danau yang sering Haechan datangi.












"Ma-mark.. i-ini.. —"










"AAAAA..."








BYURRR!!!



















Belum sempat ucapan Haechan selesai tubuhnya lebih dulu didorong kasar menembus dinginya air danau.


























Wajah Haechan bertubrukan dengan kasar air danau yang gelap dan dingin. Haechan panik luar biasa dia tidak cukup pandai berenang.










Apalagi tubuhnya lemas bukan main. Haechan tidak bisa melihat apapun sekarang.



















































































































Ataukah memang ini akhir dari semua mimpinya? Haechan merasa tubuhnya terasa ringan sekarang.

inside ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang