•Inside•
Ini bukan mimpi. Ini bukan mimpi!!!
Haechan berulang-kali sudah menggeleng kencang mengusir segala pikiran buruknya saat ini.
Kakinya terikat, tangannya juga terikat. Bahkan bibirnya tertutup lakban hitam yang kian membuatnya sulit bernapas.
Haechan memberontak kuat menendang-nendang udara kosong yang terasa dingin di permukaan kakinya.
Sial. Sial. Sial.
Bahkan sebelum Mark yang mungkin akan membunuhnya. Haechan terlebih dahulu akan mati karena udara yang sangat dingin.
Haechan terlalu lelah menangis. Badannya lemas bukan main. Betapa paniknya Haechan ketika membuka mata dan melihat sekitar yang gelap gulita dan pengap.
Lalu tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang. Badan Haechan langsung meremang seketika. Tangisannya kian terdengar pilu dan menggema.
Mark mendekati Haechan dengan membawa pencahayaan kecil lewat lilin. Wajah Mark bisa Haechan lihat walaupun tidak terlalu jelas.
Haechan menggeleng panik dan memundurkan kepalanya ketika tangan Mark terangkat memegang pipinya.
Sret...
Haechan hampir mengumpat ketika Mark membuka lakban di mulutnya dengan kasar.
"Jahat!" Haechan berucap lirih hampir hilang ditelan udara malam yang dingin.
Mark memiringkan kepalanya menatap tajam Haechan dengan senyum mengerikan. Seolah Haechan akan dijadikan bahan untuk memasak sup daging.
"Lepasin!"
"Nanti."
Haechan mendelik, "LEPASIN!"
Mark sama sekali tidak mempedulikan teriakan Haechan. Tangannya mencengkram rahang Haechan erat. Lalu mendekatkan bibirnya di telinga Haechan.
"I will kill you, little boy."
KAMU SEDANG MEMBACA
inside ✓
Gizem / Gerilim[don't forget to follow brillantemine] tentang haechan dan mimpinya yang menjadi nyata. - haechan ft. mark
