✨ ; foreigners

2K 350 19
                                    

•Inside•





Selama perjalanan ke rumah sakit Haechan gak henti-hentinya mengoceh buat ayah geleng-geleng kepala sambil tersenyum.



Ayah bersyukur hari ini Haechan kelihatan ceria walaupun sempat menolak ajakannya tadi.




"Yah?"



Ayah menoleh melihat raut wajah putranya yang tiba-tiba berubah mendung.



"Kenapa?




"Ta.... ta-tapi... Haechan gak mau donorin darah."



Bohong kalau Haechan tidak khawatir. Pikirannya masih dipenuhi dengan ucapan gadis pucat tempo hari.







Grek!







"Kenapa berhenti yah?"



Ayah menatap Haechan teduh, "Ayah mau beli citatto sama snack buat anak-anak di rumah sakit. Mau ikut?"




Haechan menghembuskan napas dan mengangguk. Apa tadi, beli citatto? Itu tujuan Haechan ikut.


























































































Karena menunggu lama di dalam supermarket. Akhirnya Haechan memutuskan untuk keluar dan menghampiri mobilnya.


















Haechan memicingkan kedua matanya saat ada suara-suara yang saling bersautan terdengar ribut di seberang jalan. Saking fokusnya, Haechan sampai tidak sadar ada seseorang yang menabraknya.



"Arghhh!!!"




Napas Haechan tercekat, orang itu berseringai tipis setelah menabrkanya dan menggoreskan pisau di lengan tangannya yang hanya berbalut t-shirt pendek.





Bahkan orang itu sempat mencekal tangan Haechan yang berlumuran darah dan langsung pergi begitu saja.





Jantung Haechan terpacu hebat. Tubuhnya bergetar, rona wajahnya memucat. Sampai orang-orang sekitar berkerumun ke arahnya Haechan masih tak bergeming.



"Kurang ajar, dia ngelukai anak ini."





Samar-samar Haechan masih bisa mendengar suara-suara yang saling bersahutan sebelum semuanya gelap.

inside ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang