✨ ; puzzle

1.4K 291 20
                                    

•inside•



Haechan tidak tahu pasti apa yang sedang dialaminya. Tiba-tiba saluran pernapasannya tertutup begitu saja membuatnya seperti dicekik.








Semua anggota keluarganya sempat panik dan langsung membawa Haechan ke kamar. Setelah Haechan ditangani oleh dokter pribadi. Akhirnya Haechan bisa kembali bernapas dengan normal.






















Walapun kesadarannya yang tinggal setengah. Haechan dengan jelas bisa mendengarkan percakapan serius bunda dan ayahnya bersama dokter.








































"Gimana dok?"

"Halusinasi yang dialami Haechan cukup mengkhawatirkan. Skizofrenia memang penyakit langka, tapi saya tegaskan lagi, Haechan tidak boleh di ruang luas sendirian dan sekitarnya banyak benda berat yang bisa melukainya."

"Jadi untuk terapinya bisa kita tambah pertemuan."

































Mimpi di dalam mimpi, sangat terdengar aneh. Tapi mendengar obrolan bunda dan dokter yang baru saja menanganinya membuat Haechan kembali lupa caranya bernapas.














"Sayang...?"




Haechan tercekat ketika bunda menghampirinya.



"Bunda.. kenapa Haechan bisa tenggelam di kolam renang?"




Bunda hanya tersenyum sambil membelai rambut Haechan lembut.

"Kamu gak inget ya?"

Haechan mengangguk dengan pandangan kosong.

"Gak usah diinget-inget deh."


"Bunda.."

"Haechan," bunda menatap Haechan serius.






































"Jangan kayak gini ya, bunda takut. Kalau ada yang ganggu Haechan cepet bilang bunda ya?"






















"A-ada.."

"Iya?"












"Ma-mark..."










Bunda terdiam, "Haechan dengerin bunda. Kak Mark udah gak ada sayang—"








Haechan mengrenyit, entah kenapa tubuhnya langsung gemetaran. Telinganya juga berdengin, Haechan bangkit dan menatap bundanya aneh. Kepingan ingatan seperti puzzle tiba-tiba menggerayapi pikirannya.























Ada darah, pisau, dan tubuh seseorang yang tergeletak mengerikan.














Kepala Haechan rasanya sakit bukan main. Tubuhnya seperti dibawa ke tempat itu kembali.
























"Bu-bunda.." Haechan berulang-kali memukuli kepalanya membuat bunda kembali panik dan memanggil dokter.





Bunda kewalahan, Haechan memberontak kuat dan berteriak meminta tolong.




"Sakitttt!!"

"Sakittt!!!"





"It's okey sayang, Haechan dengerin bunda ya—"













"BERISIK! hiskk—bukan! Bukan!!!"









































































































































































































"KAK MARK MASIH HIDUP! BUKAN HAECHAN YANG BUNUH!"

inside ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang