Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seoul, 2014.
Kediaman keluarga Oh.
"Park Jiyeon~" panggilan itu membuat yeoja yang tengah sibuk menata sarapan dimeja makan, menoleh pada asal suara. Lantai atas. Dengan tergesa yeoja itu melangkah setengah berlari. "Nde~" seru-nya agak keras. Agar seseorang yang memanggilnya itu tahu, Bahwa Jiyeon mendengar panggilannya.
Disebuah kamar yang baru Jiyeon masuki. Terlihat seorang namja berdiri didepan cermin besar. Tubuh tinggi proporsionalnya terbalut jas mahal. Sosok itu berbalik dan memperlihatkan masalahnya. Dasinya belum tersimpul.
Tanpa mengatakan apapun. Jiyeon paham jika namja itu memintanya untuk menyimpulkan dasi yang telah tergantung dileher namja itu. "Kau ada pertemuan?" Jiyeon memberanikan diri bertanya. Matanya fokus pada dasi yang sedang ia simpul. "Pertemuan dengan dewan direksi. Aku hanya akan pergi selama dua jam, Dan aku tak mengizinkanmu keluar hari ini." Nada itu terdengar tegas dan tak terbantahkan. "Tapi aku... " Baru saja Jiyeon ingin mengudarakan protes. Yeoja itu terkesiap.
Saat kedua pergelangan tangannya digenggam erat oleh namja itu. Tak ayal ringisan pelan meluncur dari bibirnya. Matanya beralih menatap wajah yang posisinya lebih tinggi dari kepalanya. "Aku tak suka dibantah!" sorot itu begitu mengintimidasinya dengan tekanan.
Disebuah gudang tua. Terlihat dua orang anak terikat dikursi yang mereka duduki. Yeoja kecil itu terus menangis menyerukan kata "Eomma!" dan "Aku ingin pulang!". Sementara Namja kecil disebelahnya terlihat hanya diam dan memandangi yeoja kecil itu.
" Walau kau terus menangis, Orang-orang jahat itu tak akan melepaskanmu." Namja kecil itu berujar dengan raut datarnya.
Clo_Mmerz
Seorang namja terlihat menuruni anak tangga dengan langkah ringan. Berpakaian kasual. Namun nampak tampan dan mempesona. Menuju meja makan dimana disana sudah ada kedua orangtua namja itu dan juga seorang yeoja yang sudah sangat dikenal oleh namja itu. Wang Yiren.
Yang sesungguhnya sangat tak diharapkan kehadirannya oleh namja itu. Jasper Shih.
"Aku rasa ini masih terlalu pagi untuk bertamu dirumah orang." sindir namja itu seraya mengambil dua keping roti lalu melapisi selai strawberry diatasnya.
"Uhhuukk..." Seketika yeoja itu yang tengah mengunyah rotinya, tersedak. Dengan sigap Ibu dari namja itu menyodorkan segelas susu yang ada didepan yeoja itu.
'Sialan! Kau pikir aku akan kesini jika saja Ibumu yang baik ini tak memelas padaku agar aku datang.' batin Yiren kesal.
"Jasper! Kenapa kau berbicara seperti itu?" tegur sang Ibu. Ny. Shih tak suka akan perkataan putranya.
Tn. Shih tak berkomentar akan hal itu. Tapi hanya menatap tajam sosok Jasper. Yiren tersenyum kecil pada Jasper yang menatapnya penuh celaan.
"Aku datang karna bibi mengajakku membuat cake bersama." ujarnya seakan menjelaskan.