7#

117 22 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Donghan kecewa. Karna tak menemukan Yiren di kediaman yeoja itu. Dan sureprisenya terancam gagal.

"Arrgghh, Babo! Seharusnya aku memastikan terlebih dulu, ia ada dirumah." kesalnya, menggerutu sendiri.

"Lagipula kemana dia?" Geramnya, menggaruk kepalanya yang tak gatal sebenarnya.

Hyungsoo menatap adiknya itu bingung.
"Kenapa kau tak menghubunginya? Kita tak mungkin menunggunya seperti ini." namja itu memang menemani Donghan untuk menjemput Yiren. Keduanya akan membawa Yiren ketempat yang sudah mereka rancang sebagai tempat kejutan untuk Yiren.


Clo_Mmerz




Yiren menatap haru kejutan yang diberikan oleh Tn. dan Ny. Shih. Calon mertuanya.

"Ayo sayang, make a wish lalu tiup lilinnya!" Ibu Jasper mendekati Yiren dengan sebuah cake di tangannya.

Yiren merasa matanya berkabut oleh air mata, saking terharunya. Ia merasa memiliki keluarga lagi. Memiliki orangtua yang menyayanginya.

"Selamat ulang tahun, sayang." Ibu Jasper segera memberikan pelukkan setelah ia meletakkan cakenya di meja.

"Terimakasih, Bu." lirih Yiren pelan, memeluk erat tubuh yeoja paruh baya itu. Kemudian beralih memeluk Tuan Shih.
"Terimakasih, Ayah." pandangan yeoja itu sekilas melirik Jasper yang ada di belakang Tuan Shih. Ekspresi namja itu hanya datar dan dingin.



Clo_Mmerz



Seokjin baru saja memasuki rumahnya, baru menginjak anak tangga pertama, suara seseorang mengitrupsi langkahnya.
"Dari mana saja kau? larut malam seperti ini."
itu ternyata adalah Eommanya. Yang Jin lihat sudah menatap marah padanya.

"Aku hanya cari angin." itu alibi yang dibuat Jin, karna tahu sang Eomma akan sangat marah jika ia mengatakan kebenarannya.

"Jangan berbohong! Aku tahu kau pasti menemui anak itu lagi, Apa kau tak mendengarkan ku selama ini. JANGAN TEMUI ANAK SIALAN ITU LAGI...YA! KIM SEOKJIN, AKU MASIH BICARA PADAMU..."

Jin memilih meninggalkan Eommanya disaat yeoja paruh baya itu mulai berbicara dengan nada keras. Mengacuhkan panggilannya terus melenggang menuju kamarnya dilantai dua.

Bruk~

Ceklek.

Menutup pintu dengan setengah membantingnya, lalu mengunci agar Eommanya tak bisa masuk.

Menghempaskan tubuh lelahnya diranjangnya yang luas dan empuk. Matanya sekejap ia pejamkan. Mengabaikan gedoran brutal yang sudah Eommanya lakukan di pintu kamarnya.

"Ya! Kim Seokjin. Buka pintunya, Aku belum selesai bicara denganmu." teriakan yeoja paruh baya itu pun tak ia gubris. Jin mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping, membelakangi pintu kamarnya dan menghadap jendela kamar yang ia biarkan terbuka.

𝕄𝔼𝕄𝕆ℝ𝕐 || 𝐒𝐞𝐡𝐮𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang