chapter 37

4.2K 304 32
                                    

Key POV

Aku menatap pantulan diri ku di cermin kamar mandi. Aku sudah selesai mandi, pun memakai seragam.

Aku benar-benar merasa bahagia saat ini. Kalian pasti tahu mengapa bukan? Ya. Sahabat kecil ku, manusia yang aku cintai dari dulu, membalas perasaan ku. Benar-benar diluar dugaan. Aku sama sekali tidak pernah berfikir jika Lana akan menyukai ku juga. Kemarin malam, dimana saat aku dan Lana saling terbuka. Adalah hari yang paling membahagiakan di hidupku, aku yakin, saat ini aku adalah manusia yang paling bahagia di dunia.

Aku masih saja tidak percaya, beberapa kali mencubit lengan ku kembali. Dan rasa sakit yang aku rasakan. Berarti semua ini bukanlah mimpi. Sekarang, aku dan Lana telah menjadi sepasang kekasih. Aku benar-benar bersyukur, sangat. Aku berjanji akan menjaga Lana, dan membuatnya bahagia sebisa ku, apapun yang terjadi.

Tok
Tok
Tok

"Key?? Yang?? Kok mandinya lama??"

Lamunan ku terbuyar karena panggilan Lana. "Udah lese kok, lagi bentar." Ujar ku sedikit berteriak, agar terdengar oleh Lana. Sedikit malu karena panggilannya.

"Jangan lama! Nanti kita telat!"

"Iyaa princess!"

Aku mematikan keran air di wastafel yang masih menyala. Lalu mengancingkan kancing seragam, menyisakan 2 kancing yang terbuka di atas.

"Jam berapa?" Tanya ku, sibuk mencari-cari hp.

"Is, jam tuju kurang dua puluh menit!!"

"Hp ku kemanaaa..." Kesal ku, mencari-cari di kasur dan nakas, tetap tidak ketemu.

Lana mendengus kecil. "Dah sana pake spatu! Aku cariin hp-nya."

"Hehe, makasi cantik." Buru-buru turun kebawah, saat Lana mengangkat tangannya ke atas; hendak memukul ku.

Tepat di anak tangga terakhir, aku bertemu Bu Putri yang sepertinya ingin menaiki tangga. "Mo kemana buk?"

"Ah, baru mau nyamperin Key sama Lana ke atas. Buk Putri mau nanya, sarapannya gimana?"

"Ga usah dah buk, di sekolah aja, nanti telat kata Lana." Ujar ku lembut.

Bu Putri mengangguk-angguk. "Yaudah kalo gitu... Inget maem ya."

Aku ikut mengangguk-angguk. "Siap buk! Klo gitu, Key duluan ya. Mau pake spatu."

"Iya silahkan." Bu Putri memberi jalan untuk lewat.

Aku lalu memakai sepatu dengan tergesa. Takut Lana marah karena terlambat. Melihat ke arah tangga. Lana tengah turun dengan membawa 2 tas, milik ku dan miliknya.

"Isi tas kamu, cuman buku tulis aja satu? Sama rok? Kamu ga belajar?" Lana memicingkan matanya ke arah ku.

Menggaruk tengkuk. Aku lalu mengambil alih tas ku dari tangan Lana, menyampirkannya di bahu. "Di kolong bukunya. Hehe." Cengir ku.

Lana memijit-mijit pelipisnya. "Udah ah, berangkat sekarang, nanti telat."

"Siap! Silahkan princess." Aku membukakan pintu rumah untuk Lana.

Lana menggeleng-geleng heran, sebelum keluar, ia sempat mencubit pipi ku gemas.

"Aw! Sakit." Aku mengusap-usap pipi ku yang Lana cubit.

"Lebay."

Lana hendak melangkah keluar, tetapi terhenti karena aku memegang lengannya. Ia menoleh menatap ku bingung.

Aku menunjuk-nunjuk pipi ku yang ia cubit. "Kasian dia kesakitan abis kamu cubit."

Lana tersenyum kecil, ia menyilangkan lengannya di dada. "Umm... Terus aku harus gimana?"

My LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang