chapter 34

3.6K 285 15
                                    

Author POV

"Jadi, bisa jelasin kamu apain Lana, Keyshana?" Bu Rosi menatap Key tajam, tangannya disilang di depan dada.

Key mendengus kecil. Sedangkan Lana di sampingnya tengah menunduk, sembari membersihkan bekas air matanya.

Key menyandarkan punggungnya ke kursi. "Gaada Bu Rosi canteek, Lana nangis sendiri."

Bu Rosi memicingkan matanya. "Benar yang di bilang Keyshana, Lana?" Bu Rosi mengalihkan pandangannya pada Lana.

Lana mendongak. Ia menunjuk Key. "Dia jahatin saya bu."

Key langsung menoleh Lana heran, ia menunjuk dirinya sendiri. "Gue? Em-"

"Cukup. Keyshana, kamu ga bisa ngelak lagi, Lana sudah bilang yang sebenernya dan karena kamu juga bolos kelas. Kamu keliling lapangan basket sepuluh kali. Sekarang." Tekan Bu Rosi menatapnya tajam.

Key menatap Lana dan Bu Rosi bergantian. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Tapi bu-"

"Lima belas kali."

Key mendelik. "Okok sekarang saya lari." Buru-buru Key berlari keluar ruang BK terbirit-birit.

Lana berdiri. "Kalo gitu saya permisi dulu bu."

"Tunggu dulu." Bu Rosi menatap Lana, menunjuk kursi; meminta Lana kembali duduk.

Lana sedikit gelisah, tetapi ia menurut dan duduk kembali.

"Kamu bolos dari kelas juga seperti Keyshana, kenapa?"

Lana menggigit bibir bawahnya; bingung ingin membuat alasan apa. "S-saya ngerasa agak ga enak badan bu."

"Kenapa kamu ke atap kalau merasa ga enak badan?"

"I-itu sebenernya saya mau turun, soalnya saya istirahatnya di atap bu." Semoga Bu Rosi percaya yang ia katakan.

Bu Rosi mengangguk-angguk. "Lain kali, kalau merasa ga enak badan itu ke UKS nak, kalau di atap 'kan kena angin terus jadinya."

Lana menghela nafas lega. "Baik bu, saya boleh keluar bu?"

"Boleh, langsung ke UKS ya nak supaya merasa mendingan."

"I-iya bu."

Setelah melewati pintu ruangan BK, Lana bisa bernafas lega. Untung dulu ia sempat menjabat sebagai ketua OSIS dengan nama yang baik, apalagi ia juga adalah murid teladan, jadi guru-guru mudah percaya padanya.

Lana memutuskan untuk pergi ke kantin. Di kantin, Lana membeli sebotol air minum. Setelah membayar, ia kembali pergi. Kali ini tujuannya bukan untuk pergi ke kelas ataupun UKS.

Lana mendudukkan bokongnya di kursi penonton. Benar, ia berada di lapangan basket. Memandang Key yang sibuk berlari di pinggir lapangan, dagunya ia pangku di atas tangan yang menumpu pada paha.

Lana merasa bersalah. Karenanya, Key jadi harus berlari di lapangan saat panas terik matahari begini. Tetapi rasa bersalahnya hanya sedikit, ia masih kesal dengan Key. Apa maksud gadis itu berpelukan dengan Callista? Di toilet! Bahkan saat ia mengantar Lana! Lana tidak suka hal itu. Lebih tepatnya, ia tidak suka jika Key berdekatan dengan gadis lain; kecuali sahabat-sahabatnya.

"Hoi!"

Plak!

"Aduh! Salah gue apa sih Na?" Key menggerutu, ia lalu berdiri setelah terjatuh akibat tamparan Lana di wajahnya.

Lana meringis. "Ya maaf, lo sih! Malah ngagetin gue." Ujarnya santai.

Key memutar bola mata. "Lo malah bengong." Ia melirik ke samping Lana. Lalu tangannya dengan gesit mengambil sebotol air yang Lana beli tadi.

My LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang