Nesa perlahan merasa dirinya terguncang pelan ke arah depan. Matanya masih terpejam. Ia ingat kalau tiba-tiba ada yang membekapnya tadi.
"Anjing! Lu gak bilang sih kalau bensinnya tinggal dikit! Untung ada pom bensin disini."
Nesa menajamkan pendengarannya. Sepertinya ia kenal dengan suara ini.
Mobil yang Nesa naiki itu berhenti di belakang mobil yang tengah mengisi bahan bakar juga.
"Ya maap napa, Ri. Eh gua mau ke toilet bentar yak. Lu gantiin nyetir nyampe depan dulu."
"Tsk! Kebiasaan lu, San! Sana cepet!"
Nesa mengerjap pelan begitu mendengar suara di kedua pintu depan terbuka. Nesa panik begitu melihat Hari yang sedang berjalan menuju pintu kursi kemudi. Begitu Hari masuk lagi ke dalam, Nesa langsung memejamkan matanya.
"Hahh, ribet banget sih! Kalo Lino sialan itu gak ikut campur, gua udah bawa Nesa dari pas kita ke kafe!"
Setelah mengatakan itu, Hari terdiam dan memejamkan matanya.
Nesa mengintip pelan. Ia berada di pom bensin yang suasananya cukup sepi. Di otaknya terpikir bagaimana cara ia bisa kabur dari sini.
Mobil di depannya sudah selesai mengisi bahan bakar dan kini mobil yang Nesa tumpangi maju lebih dekat ke tempat pengisian bahan bakar itu.
Brak!
Tiba-tiba terdengar suara keras dari arah kanan Nesa.
"Woy! Lu ngapain mobil gua, anjir!"
Hari segera turun, membuat Nesa menjadi sendirian di mobil. Nesa membuka matanya dan melihat Hari sedang marah-marah pada petugas pom bensin.
Nesa mengitari pandangannya. Sekitar pom tampak gelap dan sepi. Sepertinya ini bukan jalan besar.
Mata Nesa tak sengaja menangkap sosok orang lain yang menculiknya keluar dari toilet umum.
"Kak San? Jadi Hari sama temennya yang udah nyulik aku?!"
Nesa panik. Sangat.
Tanpa berpikir panjang, Nesa segera membuka pintu dan berlari ke arah petugas pom itu, menariknya mundur menjauh dari Hari.
"Woy!!" teriak Hari terkejut melihat Nesa.
"Kak! Tolong aku!" jerit Nesa pada petugas pom itu.
Sementara petugas pom yang dipeluk dari belakang oleh Nesa itu hanya menatap bingung ke arahnya dan orang di depannya.
"Eh? Kok kamu gitu sih, Nes?" kata Hari sok sok ramah.
"Kak! Tolong! Nesa gak kenal sama mereka! Mereka nyulik Nesa!" teriak Nesa panik.
"Nes, jangan marah sama aku gitu dong. Hehe maaf bro, gua sama pacar gua ini barusan berantem...dia kayaknya marah banget sama gua."
"Nesa, masih marah? Kan gua udah jelasin kalau Hari waktu itu main sama gua, dia gak selingkuh di belakang lo kok..." kata San yang tiba-tiba datang, ia sadar situasi dan langsung ikut berdrama dengan Hari.
Petugas pom itu menjadi bingung.
"Kak! Aku bener-bener gak kenal sama mereka! Tolong aku kak!"
Petugas pom itu akhirnya menggenggam tangan Nesa dan menuntunnya berdiri di belakangnya.
"Maaf, tapi kalaupun lo pacar dia...gua gabisa biarin cewek ini ngerasa gak nyaman di deket lo."
Tiba-tiba nada bicara petugas pom itu berubah. Menjadi dingin dan datar.
Hari menatapnya kesal.
"Lo udah bikin kesabaran gua habis."
Bugh!
Hari langsung memukul petugas pom itu dan melemparnya ke arah San. San yang mengerti pun langsung menahan petugas pom itu agar tak membantu Nesa yang tengah lari dari kejaran Hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIAPA?
FanficMereka tidak saling mengenal satu sama lain. Nesa kira Lino hanya bercanda saat mengumumkan pada semua orang kalau mereka berpacaran. Lino kira ia tidak perlu bertindak lebih jauh lagi. Ia akui dirinya gila karena berpacaran dengan Nesa, gadis tak i...