Part 18

64 39 24
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

Nizar kemudian mengendarai motornya, sekolah mereka memang satu jurusan, jadi tidak perlu repot bolak balik lagi.

Sekitar kurang lebih 15 menit perjalanan, kedua remaja itu akhirnya sampai didepan SMP Tunas Harapan. Firaa turun dari motor dibantu Nizar dengan hati hati.

Siswa siswi yang melihat kejadian itu banyak yang berbisik bisik, ada juga yang berbicara terang terangan.

"Ganteng banget cowo itu"

"Masya allah calon iman gue"

"Namanya siapa kak"

"Minta nomor whatsapp nya dong"

"Siapa sih cowo itu?"

"Sok ganteng banget dia, firaa lebih cocok sama gue"

"Iya lebih cocok sama lo kok, bukan sama cowo yang sok kegantengan itu"

Begitulah sebagian ocehan ocehan dari siswa siswi SMP Tunas Harapan. Nizar dan Firaa tidak memperdulikan itu semua karena telah biasa dengan keadaan yang seperti itu.

"Belajar yang bener" ujar Nizar sambil menyisir rambut dengan tangan.

Firaa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.

Nizar yang melihat itu mengacak acak rambut Firaa. "Jangan kak, ntar berantakan ish" ucap firaa sambil cemberut.

"sini aku rapiin" kata Nizar yang dituruti oleh firaa.

Nizar fokus merapikan rambut firaa yang jarak keduanya hanya beberapa centi saja. Tentu saja itu tidak luput dari penglihatan siswa siswi lain dan juga Firaa.

Jantung firaa berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Namun, kegiatan Nizar berakhir karena bunyi klakson dari arah belakangnya.

Tin...tin...

Mobil putih berhenti tepat dibelakang mereka. Orang yang mengendarai mobil tersebut turun dari mobilnya bersama seorang siswa SMP Tunas Harapan.

"Astagfirullah masih pagi juga" ucap seorang laki laki yang berusia sekitar kurang lebih 36 tahun. Orang itu tak lain adalah Fariz, Ayah dari Firaa bersama dengan Fikri.

Nizar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan firaa sudah menggigit jari telunjuknya.

Fikri yang melihat itu menggelengkan kepalanya.

"Kalian berdua masuk sana. Kamu juga Nizar, sekarang pergi kesekolahmu nanti telat" ujar Fariz.

Firaa dan Fikri kemudian masuk ke lingkungan sekolah, tak lupa berpamitan dengan Ayahnya dan juga Nizar.

Nizar berpamitan pada Fariz kemudian mengendarai motornya menuju SMA Merah Putih. Sementara Fariz, mengendarai mobilnya menuju perusahaannya.

🌼🌼🌼

Firaa berjalan memasuki kelasnya sambil senyum senyum sendiri.

"Pagi pagi udah kerasukan aja lo" semprot Sisi.

Firaa menjulurkan lidahnya.

"Tumben lo datang pagi" ucap firaa sambil meletakkan tas ransel miliknya diatas bangku.

"Lu protes mulu dah, gue dateng telat lu protes. Gue datang cepet lu protes, mau lu apasih?" Geram sisi yang sudah mengepalkan tangannya ingin mencambuk.

"Sans, gue maunya lu ga usah kesekolah" ujar firaa santai.

"Bacot lu" ucap Sisi memutar bola matanya malas.

"Si... Lu tau gak?" tanya Firaa serius, Sisi yang tadinya ingin ngambek mengurungkan niatnya.

"Tau apa?" tanya Sisi balik, dan mendekatkan telinganya didepan mulut firaa.

"Apaan lu deket deket gue" protes Firaa.

"Bisikin aja, nanti kedengaran orang" ujar Sisi.

"ye... gue cuma mo ngasih teka teki" ucap firaa dengan muka sewot.

"kirain mo ngapain lu... Ya udah apa teka teki nya?" tanya Sisi.

"Jadi gini... Lu tau gak, kenapa Biri biri jalannya lambat?" tanya firaa, memulai teka teki nya.

"Karna..." Sisi berusaha memikir sambil melihat plafon kelasnya.

Firaa sudah tidak sabar mendengar jawaban dari Sisi. "Karna apa?" tanyanya sambil mengangkat kedua alisnya.

"Hm, karna udah ditakdirkan" tebak Sisi semangat.

Firaa menggelengkan kepalanya. "Bukan" sambil tersenyum manis.

"jadi jawabannya apa?" kata Sisi.

"lu nyerah dulu, baru gue kasih tau jawabannya" ujar firaa.

"iya iya gue nyerah, jadi apa?" pasrah Sisi.

"Jawabannya adalah..."

🌼🌼🌼

TBC

Kira kira kenapa ya,
Biri biri jalannya lambat?😂

Thanks for reading

He Is Mine! [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang