8. FIRST DAY

38 7 0
                                    

Happy reading.

Adzan subuh sudah berkumandang dari handphone lia yang tergeletak disamping tempat tidurnya.

Membuat dirinya terusik dan membuka matanya.Ia mengecek handphonenya setelah itu bangkit menuju ke kamar mandi  untuk mengambil air wudhu.

Setelah wudhu ia langsung menunaikan ibadah solat subuh dengan mukena yang ia pakai semalam.

Merasa masih kurang tidur, setelah solat lia langsung menaiki kasurnya dan tidur disana.

Sementara itu, seorang kafka sudah duduk di meja belajarnya, menghabiskan waktu liburnya seperti biasanya apalagi kalau bukan untuk belajar dan belajar.

Ia kini tengah fokus mengikuti olimpiade fisika tingkat nasional yang di adakan satu bulan kedepan.Walaupun dirinya sudah termasuk golongan orang yang ber-IQ tinggi, tapi ia harus sering berlatih dan mendalami soal - soal fisika yang bikin mumet itu.

Tepat pada pukul delapan pagi, perutnya sudah berteriak ingin di beri makanan. Membuat dirinya mau tak mau pergi kedapur untuk menyiapkan sarapannya.

Tak ada yang spesial hanya satu telur mata sapi dengan nasi hangat menjadi santapan paginya saat ini.Baru saja ingin melangkah dirinya di kejutkan dengan seorang gadis yang baru saja memasuki dapurnya.

"Sorry gue telat bangun."Ucap gadis itu tak enak.

"Lo udah sarapan?"tanyanya lagi membuat kafka melirik ke arah gadis itu sekilas.

"Hm."

Mendengar jawaban dari kafka membuat Lia semakin tak enak, bagaimana ia bisa lupa kalau dirinya kini sudah menikah.Ya tuhan tolong jangan catat dosa lia karena tak becus jadi istri di hari pertama ini.

Kafka menyelonong pergi dari dapur menuju ruang tv sambil membawa makanannya.Lia yang melihatnya hanya mengangkat bahu dan berjalan menuju kompor membuat  sarapan untuk dirinya sendiri.

Setelah masakannya siap dirinya langsung menyantap makanannya di meja makan.

Lia itu type orang yang tidak suka membawa makanan ke kamar, karena baginya kamar hanya untuk beristirahat dan tidur saja,lagian jika membawa makanan kedalam kamar pasti akan kotor pikirnya.

Selesai sarapan dirinya langsung kembali kekamarnya.Ia tak mungkin bergabung dengan kafka dan menciptakan suasana canggung disana.

Sampai dikamar dirinya langsung mengambil ponselnya, pasti para sahabatnya sudah mencari dirinya karena dari semalam sampai detik ini dirinya tak ada kabar sedikitpun.

Baru saja menghidupkan hpnya tanda sudah lowbat memenuhi layar handphonenya.Ia bangkit berdiri menuju koper yang berisi kelengkapannya, untuk mencari carger handphonenya.

Sudah membongkar semua isi koper abu - abu di hadapannya, ia tak menemukan benda yang sedang dia cari.Jangan bilang carger satu - satu yang dimilikinya itu tertinggal di rumah ayahnya.

Ah kenapa hari ini dirinya sudah dua kali apes ya tuhan.Bagaimana ini, ia harus menghidupkan handphonenya tapi pakai apa?

"Iss ya kali harus minjem sama si buta."dirinya bermonolog sendiri.

"Tapi kalo ga dipinjem gimana mau ngabarin anak - anak?"dirinya menepuk pelan handphone itu ke tangannya.

"Aghhh lo bisa lia.Orang cuma minjem ga nyolong, santuy li jan gugup."ucapnya sendiri.

Lalu ia keluar dari kamarnya untuk mencari kafka suami dadakannya.Tak perlu pusing mencari karena baru keluar kamar saja tubuh tegap kafka sudah terlihat dimatanya.

"He'em kaf."panggil lia pelan.

"Kaf."panggilnya lagi.

"Kafkaa."

MUSUH TAPI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang