10. BAPER JANGAN? (2)

11 1 0
                                    

Bel sejak 5 menit yang lalu. Saat ini Lia sedang mengendarai motor KLX milik suaminya menuju rumah ayahnya.

Pas sekali pikirnya, karena ia bisa mengemasi barang-barangnya yang masih tertinggal di kamarnya.

Hanya butuh waktu lima belas menit Lia sudah memarkirkan motor suaminya ke bagasi dirumah ayahnya.Setelah itu ia bergegas memasuki rumah menuju kamarnya.

"Assalamualaikum."Salam lia.

"Waalaikumsalam," jawab bi Elis yang sedang memungut sepatu dirumahnya.

"Loh neng kok kesini?"

Lia berjalan mendekati bi Elis dan mengambil tangannya untuk salim.

"Iya bi Acha nginep, temen kafka nginep di apart lagi ngerjai tugas OSIS."

"Oh gitu teh kirain ada naon. Neng udah makan? kalo belom itu bibi tadi masak tempe orek tuh."

"Tapi bibi teh ga bisa nemenin neng, nih mau nyuci pasukan hehe." Jelas bi Elis sambil menjunjung sepatu - sepatu yang di pungutnya tadi.

"Ga usah deh bi Acha masih kenyang, tadi di traktir sama Madan.Acha ke atas dulu deh bi capek." Pamit Lia.

"Sok atuh."

Setelah itu Lia melanjutkan langkahnya ke kamar yang di tempatinya sudah 15 tahun itu.

Cklek

Ia masuk dan menghidupkan lampu kamarnya, lalu ia berjalan menuju meja belajarnya untuk meletakkan tasnya.

Jam di dinding kamarnya menunjukkan pukul setengah lima sore, masih sempat untuk solat ashar pikirnya.

Ia bergegas kekamar mandi membersihkan dirinya.Berselang dua puluh menit ia keluar dari kamar mandi dan langsung menunaikan ibadah sholatnya.

Selesai sholat ia mengambil handphonenya dan naik ke kasur kesayangannya yang bergambar club' sepak bola asal London itu.

Entahlah ia tak tahu pasti sejak kapan ia menyukai dunia persepak bolaan.

Drttt drrtt

Getaran dari handphonenya disebabkan panggilan telfon dari suaminya, siapa lagi kalau bukan Kafka.

Al Malik is calling.

Lia langsung menekan tombol hijau di layar handphonenya dan mengarahkan ke telinga kanannya.

"Hal-"

"Dimana?"

Salam dari Lia sudah di potong oleh penerima telfon diseberang sana.

"Dirumah ayah. Kenapa?"

Bip.

Telpon terputus membuat Lia melongo, "Ini orang maunya apasih? dari kemaren nelpon terus dimatiin seenak jidat."

"Baru aja tadi pagi buat baper sekarang balik lagi nyebelinnya yaallah suami siapasih ini?"

Lia melampiaskan kekesalannya dengan melontarkan umpatan - umpatan manis untuk suaminya. Dan tanpa ia sadari dirinya tertidur pulas dikasurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MUSUH TAPI MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang