/17/
kau bukan rumah lagi untukku, kini kau bagaikan gubuk kayu asing dan tidak ingin aku tempati lagi, tidak bisa menaungi tubuhku dari derasnya hujan, tak bisa menyelimuti dari dinginnya malam, tak bisa memberi cahaya disaat gelap menggulita dan tak bisa melindungi segala patahan yang sudah lama kau tinggalkan
kini, kau bukan lagi tempat untuk berteduh, bukan juga halte bus jurursan Jogja yang atapnya sudah rusak dan tidak terawat, juga bukan tempat duduk yang terbuat dari kayu yang sudah habis dilahap rayap yang tengah kelaparan
aku menganggapmu sebagai bandara usang yang tidak pernah memiliki tujuan, pasport yang tidak pernah aku jamah dan pesawat yang terlihat sangat mengerikan, bersama suara boarding yang terdengar hampir memekakkan telingaku
sekarang, kau hanyalah bekas gedung-gedung kosong yang diliputi lumut dan akar belukar, beton retak yang setiap sudutnya menyimpan luka
kau bukan rumah (lagi) untukku.
[]
t.a
KAMU SEDANG MEMBACA
retak
Poetryretak; semua tentang lara adalah rasa yang salah letak hingga berujung retak. [Disarankan untuk menggunakan latar belakang berwarna hitam dan tipe huruf Source Sans Pro ukuran minimal] n.r