8✓

56 10 3
                                    

"Ngagetin ah setan! Gatau gua ama Jeongin pengen nangis pas tau lu pindah ga ada kabar"

Itu Seungmin yang ngomong, oh iya, mereka setelah pergi kesana kemari dan tertawa akhirnya ketemu juga sama Felix, ada di rumahnya Bangchan

Felix pindah ke rumah Bangchan, atas suruhan orang tua nya buat pindah ke rumah sang sepupu biar ada yang jagain

"Lah Fel, gua kira lu udah ngabarin mereka" Chan menggelengkan kepalanya, kardus berisi figur kucing milik Felix tadi baru saja selesai di angkat.

Lelaki bersuara berat itu nyengir lebar sebelum akhirnya tertawa.

"Maaf yeuw, handphone gua abis, lowbet" Alasan Felix cukup buat Jeongin sama Seungmin naikin alis mereka.

"Abis? Ngapa ga di cas?" Tanya Jeongin, Seungmin mengangguk.

"Nah itu! Charger gua di bawa Hanji! Bangsat kan si tupai!" Ucap Felix sambil menaikkan satu kaki nya pada sofa.

Jeongin menepuk wajahnya dengan telapak tangannya, diikuti Seungmin.

Selanjutnya mereka bercerita, Chan juga sesekali ikut berbicara tapi kemudian dia diam lagi untuk melanjutkan match di game nya.

Felix banyak berbicara, begitu pula Seungmin.

Jeongin pihak mendengarkan, cerita kehidupan teman temannya seru didengarkan.

Lah dia? Masa bilang 'selama ini gua sih ditemenin arwahnya Hyunjin'?

Pria yang lebih tua diantara keempatnya mengecek jam dindingnya, sebelum akhirnya bertanya.

"Kalian nggak pulang?" Tanya Chan, jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Felix pun agak kaget, waktu terasa cepat.

"Bener uga, gua belum ngerjain pr, nih" Seungmin menganggukkan kepalanya, Jeongin juga.

Seungmin mengemasi tas nya, juga handphone nya yang tadi di pinjam oleh Felix.

"Kalo gitu kita pulang aja dulu, dah. Besok masuk, lho!" Perintah Seungmin, Felix menganggukkan kepalanya semangat.

"Felix, Chan, pulang dulu, ya" Jeongin pun ikut berpamitan, dua bersaudara itu melambaikan tangan mereka saat Seungmin dan Jeongin pergi menjauh.





























































"Uuh harusnya tadi nurut naik bus sama Seungmin.." Lelaki kelahiran tahun 2001 satu itu sedang merutuki dirinya yang menolak ajakan temannya untuk naik bus.

Dan inilah hasilnya, jalanan sekitar rumah Jeongin juga sepi dan gelap, membuat keadaan menjadi rawan.

Yang ada di pikiran Jeongin sekarang hanya Hyunjin, biasanya timing seperti ini ia akan bertemu dengannya, kan? Seperti kejadian cutter kemarin kemarin.

"Jin.. muncul dong.. Jin.. aduh" Jeongin berjalan agak cepat, lelaki bersurai biru itu semakin takut karena ada anjing yang baru saja menggonggong, dan suaranya menggema hingga satu gang.

Angin yang berlalu juga semakin dingin, waktu yang berlalu juga sangat cepat hingga tak terasa sudah setengah sebelas malam.

Pikirannya juga semakin kacau dan menjadi jadi. Kenapa perumahannya sepi sekali, sih? Tidak seperti biasanya, anak anak sekolah menengah biasanya masih ramai di pojokkan gang.

Hingga Jeongin menangkap tubuh samar lelaki jangkung yang sedang duduk di atas lampu jalan dengan kaki yang menggantung, tubuh yang membelakangi Jeongin dan arah tatapan lurus menuju sinar rembulan yang terlihat lebih terang dari biasanya.

Candy • Yang Jeongin [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang