11✓

63 10 1
                                    

Di vote dong ehek :'(
Makasih klean, dah mau baca cerita abal-abal aneh Moon, terhura hiks--
★★★★★★★

"Jeong, w pergi bentar ya" Jeongin menoleh, Hyunjin sudah bersiap siap lompat dari jendela.

"Heh mau kemana?! Jangan, di culik wewe gombel nanti" Jeongin melarang lelaki tersebut dan menariknya masuk, Hyunjin menolak.

Tatapan Jeongin berubah curiga, Hyunjin menghela napasnya sebelum menjambak pucuk rambut Jeongin main main.

"Sakit ego! Ah yaudah yaudah! Mau ngapain?"

"Reuni ama setan lain"

Bulu kuduk Jeongin meremang, membayangkan banyak hantu berkumpul di suatu tempat. Dan hantu yang menyeramkan seperti suster ngesot, tuyul—

Nggak, yang ada dipikiran Jeongin itu setan setan yang kemungkinan besarnya itu pasti kayak Hyunjin, ganteng ganteng semua.

Tapi jangan menghindari fakta bahwa mereka itu dari dunia lain, mereka bisa saja menghantuimu jika mereka mau, mungkin.

"Aaa! Oke oke! Pergi! Jangan aneh aneh tapi" Izin dari Jeongin membuat wajah lesu Hyunjin berubah sumringah, tangannya melambai tanda perpisahan pada Jeongin, pria berkawat gigi itu buru buru menutup jendela seusai Hyunjin melayang ringan ke rerumputan lantai bawah.

Sunyi pun mengisi kamar Jeongin, setelahnya ia berjalan menuju gantungan baju. Mengais-ngais saku baju yang tadi ia gunakan untuk berjalan-jalan dengan arwah yang baru saja pergi berkelana lagi.

Dirasa tangannya menyentuh secarik kertas, senyum simpul terukir di wajahnya.

Tiba tiba kepala bagian kirinya terasa nyeri, tangannya yang tadi memegang secarik kertas itu terhenti.

"Ini ngapa sih, ih" Telapak tangan kanannya menampar kepalanya, nyerinya lumayan juga tapi tak cukup untuk mengalahkan rasa penasaran akan surat yang baru saja ia terima dari orang asing aneh itu.

"Oke oke let's see.. halo saudara Yang Jeongiiiin..blablbalblablablablabla—"

"Ih apasih! Surat iseng, ya? Basa basi doang isinya!" Surat itu jatuh lunglai ke lantai dingin kamar Yang Jeongin.

Yang ia baca daritadi hanya basa-basi seperti bagaimana kabarnya, kabar sang penulis yang bahkan Jeongin sendiri tidak tahu dan tak menanyakannya tapi ditulis 'saya pun juga baik baik saja disini', ditanya sudah makan atau belum, dan hal hal tak berguna lainnya.

Tapi tadi ia rasa ada kata kata 'hati hati dengannya', tapi dimana, ya?. Otak Jeongin mulai bekerja dengan segala kekuatannya.

Surat itu jatuh dengan keadaan terbalik, arah kertas yang putih polos itu menghadap keatas.

"Gua kira apaan.. surat cinta dari doi kek, tagihan listrik kek, apa kek.. yaelah surat iseng doang ternyata" Matanya melirik kebawah arah punggung kertas itu terlihat, noda tinta kecil yang seperti berbaris itu cukup mengejutkan dan menarik perhatiannya.

Tangannya terulur untuk mengambil secarik kertas itu sekali lagi, dan membaca tulisan yang terlewat kecil untuk dibaca itu.

"Baaa.. apasih ini? Oh? Bas.. ahkan.. eeee.. ke.. rr.. tas? Tas? Basahkan kertas? Diapain?"

Matanya meneliti apa yang baru saja dibacanya, tapi nihil. Hasilnya masih tetap saja, sederet perintah itu menyuruhnya untuk membasahkan kertas aneh ini.

Yaudah deh, walau seperti apa yang Jeongin tahu dari hukum alam, dimana semua kertas akan basah dan tintanya luntur kalau terkena air.

Tapi tubuh bodohnya tetap mengatakan untuk lakukan saja, ternyata dia lebih patuh dari kelihatannya.

Candy • Yang Jeongin [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang