Bab 43

1.3K 51 2
                                    

By:Rouli.Sinaga @2020

Tidak pernah lupa author mengingatkan vote dan komen terlebih dahulu sebelum membaca!😇

Clara Adinda Wijaya

Clara Adinda Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading;)😇

***
Arga meninggalkan Clara sendiri diam membatu. Dirinya berhasil membuat Arga terluka, seseorang yang selalu ada di sisinya. Clara sangat menyesalinya.

Sembilan sahabat berkumpul di rumah Karin. Mereka membicarakan mengenai masalah tempat kuliah mereka. Semuanya duduk santai di pinggiran kolam renang unik Karin. Sambil sesekali menghirup udara segar.

"Jadi elo kuliah dimana Ra?"

"Sesuai cita-cita Ara, ya kuliah desainer..."

"Jadi di London kuliahnya?"

"Mama dan Papa sih sudah setuju, meskipun susah banget membujuk mereka. Sekarang tinggal bilang dengan Bunda dan Ayah juga Axel. Trus elo semua?"

"Gue, Ayi, Dinda, sama Sinta sih di Jakarta aja..." Sahut Risa mewakili temannya yang lain.

"Gue mau ke Bandung, gue pengen cari suasana baru." Ujar Karin.

"Kalau gue mau ke Korea. Gue juga pengen banget belajar bahasa Korea disana."

"Semoga aja kita semua bisa mewujudkan cita-cita kita!" Doa Clara.

"Aminnnn..." Semuanya serempak meng-aminkan.

Hari ini adalah hari yang penting bagi Axel, Clara, dan semua anak-anak SMA yang sudah mengikuti Ujian Nasional. Hari ini akan diumumkan siapa yang berhasil menjalani Ujian Nasional.

"Gue deg-degan nih." Gita tak bisa duduk dengan tenang.

Begitu pula yang lain. Semuanya tampak cemas dan waspada. Tak ada yang bercanda maupun berbicara. Aula tampak sunyi senyap. Suara lapar dari perut seseorang memecah keheningan. Tapi tak ada yang berusaha mencari tau. Semua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Assalamualaikum dan selamat siang semuanya..." Suara nyaring Kepala Sekolah membuat perhatian semua murid tersentak.

"Dengan ini saya mengumumkan..."

Clara terduduk lemas di sofa. Dia merasa matanya berkunang-kunang. Clara meminum air putih untuk mengurangi rasa sakitnya.

"Asik ya kita semua lulus!" Ujar Axel berbicara entah dengan siapa.

"Oke bro!"

Axel mengakhiri teleponnya. Ketika Axel ingin masuk ke dalam kamarnya, Axel menangkap sosok Clara yang tampak frustasi. Axel menghampiri Clara. Menatapnya. Tapi Clara tak menghiraukannya. Wajah Clara sangat kacau.

"Kenapa elo?"

Clara tak menjawab. Dia hanya diam seribu bahasa. Axel pun duduk di sampingnya berusaha memahami apa yang di alami Clara.

Cinta Datang Karena Terbiasa (Competed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang