Bagan 1 · Tenang

754 93 47
                                    


I n t r o v e r t :
[noun] - a quiet, reserved, and thoughtful individual


__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__________

KEVIN hampir melemparkan ponsel dalam genggamannya. Pada layar datar itu, terdapat sebuah storygram berupa selfie perempuan muda dengan bralette merah berenda, memamerkan belahan dada dan senyum manis dengan selipan caption bertuliskan 'jangan lupa tugas pak Bono ya! semangat, luv <3'. 

Gila. Umpat Kevin didalam kepala. Cewek ini udah bener-bener gila. Nggak waras. Cacat logika.

"Wuih si Key, pagi-pagi udah liat yang hot-hot ...." Suara lantang Melvin berkumandang dari belakang kepala si bungsu.

"Berisik ah, Bang Em! Nggak etis tau ngintipin layar hape orang, lancang privasi." Kevin buru-buru mematikan layar ponselnya dengan tombol lock. Pagi ini sudah sukses rusak dengan kebisingan dari dunia maya dan nyata sekaligus.

"Tegang amat, kayak—"

"Bang!"

"Hehe, maap-maap. Sensi amat sihh si dedek kecil." Melvin mengacak rambut adiknya, makin semangat menggoda. 

"Aaargghh. Please, gue dah pusing kelas pagi bakal ketemu nih cewek, jangan ditambah-tambahin deh!" Ultimatum Kevin sukses membuat abangnya terdiam seketika.

"Cewek ... tadi? Yang pap di hape lo barusan? Wah, dia sekelas sama lo, Key? Sumpah, ganas banget! Nih ya, dimana bumi berpijak, disitu langit dijinjing. Kalo ada cewek yang ngajak, Ya sikatlah, nji—"

"BERISIK!" Kevin memotong kalimat nista sang kakak dengan menjejalkan roti-meses ke dalam mulutnya. 

Kacau. Pagi ini sungguh kacau.

"Ada apa ini berisik-berisik. Ayo, Kevin, cepat habiskan sarapanmu. Sebentar lagi jam setengah sembilan, kamu ada kuliah pagi kan?" Suara berat Papa memasuki ruang makan. Kevin dan Melvin mengalihkan perhatian mereka seketika.

"Iya, Pa. Ini udah mau kelar kok." Kevin meneguk sisa jus jeruk di gelas kaca, lalu memasukkan ponsel kedalam ransel.

"Shi Khey teunyata udhah gede yoh, Pha, ugah au hewek-hewek-an ...."
(Si Key ternyata udah gede loh, Pa, udah tau cewek-cewek-an ....)

Melvin berbicara dengan mulut penuh kunyahan, mengadukan perkara di meja makan mereka.

"Telan dulu itu makananmu, Melvin," tegur sang Papa sambil mengecek arlojinya. "Kamu juga ada meeting sama klien dari Cokro Group, kan? SHGB* mereka itu sudah sampai mana progress-nya?" lanjut Tuan Tjahyadewa sambil melayangkan pandangan kearah putra ke-dua nya, Melvin.

Dunia Kevin (𝘌𝘕𝘋)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang