Kangmin dan Yeonho sedang berada dalam perjalanan menuju ke rumah dan sekarang mereka tengah berada di bis.
Tak seperti biasanya, Yeonho melihat Kangmin yang terus menerus diam sambil menatap ke luar jendela.
Ketika Yeonho mengintip sedikit, terlihat bahwa pupil matanya bergerak kesana kemari seperti menandakan orang yang sedang banyak pikiran.
"Min?" Yeonho memegang pundak Kangmin.
"E-eh, i-iya kak? Kenapa?" Kangmin berbalik menghadap Yeonho.
"Kamu lagi ada masalah?" Yeonho.
"Ha-hah? Ma-masalah? Eng-engga tuh" Kangmin.
"Terus kok diem mulu dari tadi" Yeonho.
"Hehe gapapa kak lagi ga mood aja" Kangmin.
"Ohh, kalo ada masalah cerita aja ya jangan dipendam sendiri" Yeonho.
Kangmin mengangguk sambil tersenyum, "Iya kak, kalo ada masalah aku bakal cerita kok".
Hening kembali melanda, Kangmin langsung menundukkan kepalanya sedangkan Yeonho menatap lurus ke depan.
"Kalo ga ada masalah kenapa Kangmin ngomongnya gugup tadi" Yeonho berkata di dalam hati.
Dia sudah tinggal lama bersama yang lain termasuk Kangmin jadi dia tau pasti sikap adiknya ini seperti apa.
"Kak" Kangmin mengangkat kembali kepalanya dan menatap ke arah Yeonho.
"Apa?" Yeonho.
"Tumben-tumbenan ga sih kak Gyehyeon ada urusan gitu, biasanya kalo pulang dari kampus dia selalu mau pulang ke rumah, bahkan lo ingat kan kak waktu itu temennya kak Gyehyeon mau ngajak jalan tapi ditolak karena kak Gyehyeon mau pulang ke rumah aja" Kangmin.
"Oh jadi itu yang dipikirin Kangmin dari tadi, sesayang itu kah kamu sama kak Gyehyeon Min?" Yeonho kembali bergumam.
"Kalo soal urusan, setiap orang pasti punya urusan masing-masing lah Min" Yeonho.
"Iyasih, cuman kayak tumben-tumbenan aja gitu" Kangmin.
"Ya gausah terlalu dipikirin lah, terkadang orang juga gamau ngasih tau hal privasinya ke orang lain, jadi ya kamu gausah ikut campur takutnya kak Gyehyeon risih entar" Yeonho.
"Iya deh kak" Kangmin.
Bus berhenti, mereka berdua turun karena harus menempuh perjalan kaki lagi untuk masuk ke dalam kompleks perumahan.
Halte bus terletak di depan kompleks perumahan, jadi setiap mereka mau menggunakan bus untuk pergi ke suatu tempat maka mereka harus berjalan kaki dulu keluar dari kompleks perumahan.
"Kangmin" Yeonho.
"Iya kak?" Kangmin.
"Nih tolong bawain belanjaannya, kamu pulang duluan aja kasian yang lain paling udah nungguin, kakak mau ikat tali sepatu bentar" Yeonho memberikan plastik belanjaan yang dia bawa dari tadi.
"Oke aku duluan ya kak" Kangmin.
"Iya" Yeonho.
Kangmin segera berjalan menuju rumah sedangkan Yeonho langsung berjongkok untuk mengikat tali sepatunya.
Selesai dengan mengikat tali sepatu sebelah kanan, Yeonho beralih mengikat tali sepatu sebelah kirinya.
Tiba-tiba seseorang datang dari belakang dan menutup mulut dan hidungnya menggunakan sapu tangan.
Yeonho berusaha memberontak namun tak lama pandangannya memudar dan ia jatuh pingsan.
Kangmin yang sedang berjalan pulang menuju rumah pun tiba-tiba merasa ada yang aneh.
Astaga, dia baru ingat kalau kunci rumah kan ada di Yeonho.
Dengan perasaan sedikit kesal akhirnya Kangmin berbalik dan berniat mendatangi Yeonho.
Namun alangkah terkejutnya dia melihat dua orang bertopeng hitam sedang membawa tubuh Yeonho yang terlihat dalam kondisi tidak sadarkan diri.
"KAK YEONHO!!" Kangmin berteriak.
Dua orang itu menoleh dan melihat Kangmin, dengan cepat mereka berdua mengangkat tubuh Yeonho kemudian memasukannya dalam mobil dan pergi dari situ.
Kangmin kehilangan akal, dia sangat panik sekarang.
Dia ingat kakaknya yang sedang berada di rumah, maka dari itu Kangmin segera berlari sembari membawa plastik-plastik belanjaan ke rumah.
"Dia bilang, dia dijodohin sama anak temen mamahnya, tapi-" ucapan Dongheon menggantung.
"Tapi apa kak?" tanya hoyoung penasaran.
"Cewenya itu lagi sakit parah" Dongheon menjawab sedikit lesu.
"Serius kak??" Hoyoung merasa seperti tidak percaya.
"Iya, Yongseung sendiri yang cerita" Dongheon terlihat semakin sedih.
"Memang dia sakit apaan?" ada banyak pertanyaan yang berputar di kepala Hoyoung.
"Yongseung bilang dia kena kanker paru-paru stadium tiga" Dongheon.
"Demi apa kak itu udah parah banget, susah juga buat disembuhin, entar malah bisa jadi stadium empat" Hoyoung.
"Makanya itu yang dipikirin sama Yongseung sampai bikin dia drop lagi" Dongheon.
"Tapi si Yongseung sendiri nerima perjodohan itu apa engga?" Hoyoung.
"Dia sendiri juga bingung, katanya mereka mau ditunangin pas mereka berdua udah lulus sekolah, kamu tau kan kalo Yongseung pengen banget jadi astronom tapi disisi lain dia juga kasian sama cewek itu" Dongheon.
"Kalau pas lulus sekolah...berarti tinggal beberapa bulan aja dong lagi" Hoyoung.
"Ya emang iya" Dongheon.
"Pantes Yongseung drop lagi kalau pikirannya begitu" Hoyoung.
Brakk!!
"KAK!!"
"Astaga Kangminn, buka pintu pelan-pelan coba" Hoyoung.
"KAK YEONHO DICULIKK!!" Kangmin.
"APAA!!??" Dongheon.
⚜
⚜
⚜
❀Lea_deyy❀
KAMU SEDANG MEMBACA
Moment || Verivery ✔
Fiksi Penggemar🄲🄾🄼🄿🄻🄴🅃🄴🄳 Perpisahan bukan berarti kalian tidak akan berjumpa kembali, perpisahan hanyalah nasihat supaya kalian tetap akrab ketika bertemu kembali. Karena sesungguhnya perpisahan itu tidak sepenuhnya berpisah, melainkan hanya jarak yang me...