♛16♛

255 21 24
                                    

"Ish siapa sih anjir yang nyuruh datang sore-sore begini di taman ini, bikin kesel aja huh" Kangmin berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya, sesekali ia menendang batu-batu kecil yang dilewatinya.

Jangan heran jika sekarang gaya bahasa Kangmin berubah, bahkan dia saja sudah sering berkata kasar saat ini.

Bukan karena hal lain, dia tinggal sendirian dan terpisah dari keluarganya─serta tak ada kakak-kakaknya lagi yang selalu mengajarkan kata-kata baik kepada dirinya.

"Astaga se-jam gua keliling juga ga nemu-nemu tu orang njir, akh tau gitu harusnya gua ga usah datang aja tadi" Kangmin menghempaskan dirinya di atas salah satu bangku taman.

Taman ini sedang sepi sekarang jadi aman saja bagi Kangmin untuk mengeluarkan semua umpatannya.

Ia sedang lelah hari ini, guru terlalu memberikan banyak materi dan tugas─ya sebenarnya wajar saja karena Kangmin sudah kelas 12 dan sebentar lagi ia akan lulus sekolah.

"Astaga ngajak main-main memang ya tu orang, kok bisa-bisanya ituloh dapat nomor gua sedangkan gua sendiri aja kagak kenal ma tu orang" Kangmin membuka kembali handphone dan melihat isi pesan yang dikirimkan nomor misterius itu kepadanya tadi malam.

Hanya percakapan singkat saja yang terlampir di mana nomor misterius itu menyuruh Kangmin untuk pergi mendatangi taman ini sepulang sekolah─memang awalnya Kangmin menolak karena ia mengira ini adalah ulah penjahat namun pesan itu tetap memaksanya untuk datang.

Katanya dirinya akan menyesal jika tidak menerima undangan dari si nomor misterius ini, Kangmin takut tapi disisi lain dia sangat ingin tahu apa tujuan nomor misterius ini menyuruhnya untuk datang ke taman ini dan bertemu dengan si pengirim pesan itu.

"Anjim" kata itu keluar dari mulutnya begitu saja, kemudian ia menyandarkan badannya pada bangku itu lalu menutup matanya.

Angin disini sangat sejuk karena taman ini terletak di dekat pantai, derasnya ombak di laut memberikan suara penyatuan yang indah untuk di dengar─membuat rasa kantuk tiba-tiba datang menyerang Kangmin.

"Hai" telinga Kangmin tidak tuli─ia mendengarnya, hanya saja ia terlalu malas untuk membuka matanya.

"Owh jadi lo yang minta ngajak ketemuan tadi malam?" dirinya tidak tidur hanya saja ingin menutup matanya sebentar.

"Iya itu gua" terasa sekali bahwa orang itu ikut duduk di sebelah Kangmin walaupun masih dipisahkan oleh jarak.

"Terus? Buat apa lo nyuruh gua kesini?" mungkin lama-kelamaan Kangmin bisa ketiduran jika terus menutup matanya seperti ini.

"Gapapa, gua pengen aja ketemu sama lo" oh ayolah kenapa tiba-tiba mata Kangmin terasa sangat berat untuk dibuka, ia ingin sekali melihat siapa yang berada di sebelahnya ini.

"Pfttt emang gua kenal sama lo?" Kangmin tertawa kecil di akhir kalimatnya.

"Iya lo kenal sama gua, kenal banget malah"

"Maaf ya mungkin anda salah orang, sebaiknya anda pergi sebelum saya bertindak lebih lanjut, saya sedang ingin sendiri sekarang" Kangmin tetap saja belum membuka matanya lagi.

"Owh jadi kamu ngusir kakak gitu?" tunggu─Kangmin seperti mengenal suara ini.

"Ka-kakak...." alangkah terkejutnya dirinya ketika membuka matanya dan segera menoleh ke samping.

"Sudah makin besar kamu ya sampai-sampai gaya bahasa mu aja berubah"

"I-itu kan wa-wajar, ta-tapi i-ini serius ka-kakak!?" Kangmin.

"Iya ini aku, siapa lagi emang? Hantu?"

"Astaga kak Yongseung kemana aja!? Hiks" Kangmin segera memeluk Yongseung tentu saja di balas juga oleh sang empu.

Moment || Verivery ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang