9

301 52 6
                                    

Pagi menjelang siang di hari itu, Hinata mengenakan apron lavender-nya bersiap tempur dengan alat-alat dapur.

Tangan lentiknya membentuk adonan Neri-kiri sedemikian rupa. Ada yang berbentuk rubah, anak anjing, bunga dan bentuk lucu lainnya.

Bibirnya pun tidak berhenti bersenandung. Gadis manis itu terus melantunkan lagu Love Story milik Taylor Swift.

Jam sudah menunjukan sepuluh pagi menjelang siang, tapi karena hari ini jadwal kuliahnya pukul satu siang, ia menyibukkan dirinya membuat wagashi untuk kedua sahabatnya.

"Selesai!!" Hinata menepuk tangannya pelan.

Ia membawa adonan Neri-kiri ke dalam kukusan yang sudah ia siapkan sebelumnya. Setelah memasukan adonan tersebut ke dalam kukusan, Hinata membuka apronnya dan bersiap menuju kampus.

Yahhh sebenarnya masih ada dua jam lagi sebelum kelasnya dimulai. Tapi, karena mobilnya yang masih di bengkel, Hinata terpaksa ikut bersama ke dua sahabatnya yang kebetulan ada jadwal klub masing-masing.

Tiga puluh menit berlalu, Hinata sudah rapih dan Neri-kirinya pun sudah masuk ke dalam tiga buah bento yang sudah disiapkannya.

Tin

"Pasti Kiba-kun." dengan langkah cepat, Hinata bergegas keluar dari apartemennya.

"Hinata-channnnnn~~"

Itu Ino dengan teriakan melengking nya memanggil Hinata. Sedangkan kiba yang duduk di sisinya hanya mendengus kesal karena suara Ino berhasil menulikan telinganya.

"Hai Ino-chan, Kiba-kun..." sapa Hinata tersenyum ramah.

Ino membalas senyuman Hinata kemudian menghampirinya.

Sekali lagi, Kiba mendengus kesal. Hari ini dirinya pasti dijadikan sopir oleh kedua sahabat tersayangnya.

....




Beberapa saat kemudian ketiganya sampai di Tokyo Of University. Tujuan mereka saat ini adalah taman belakang yang terdapat di kampus tersebut. Ketiganya duduk berhadapan di bangku yang disediakan oleh kampus.

"Hari ini kamu masak apa Hinata-chaaaaaannn~~~ " Tanya Ino dengan mata barbienya, kala melihat Hinata mengeluarkan bento yang tadi disiapkannya.

Hinata mengambil dua bento itu kemudian menyodorkan bento tersebut pada kedua sahabatnya.

"Aku membuat Neri-Kiri untuk hari ini" Ujar Hinata dengan senyum manisnya.

"Woahhh ini kelihatannya sangat lezat....
lihat-lihat ada Akamaru di sini... " Ucap Kiba dengan heboh kala melihat bentuk anak anjing di dalam bentonya.

"Mmmmm wanginya sangat harum membuatku ingin segera mencicipi makanan lezat ini..." Dengan mulut penuh liur, Kiba menggigit potongan wagashi manis itu.

"Woahhhh manisssss banget... " Kini Ino yang heboh kala dirinya menggigit potongan Neri-Kiri yang berbentuk bunga.

"Ino sudah jam dua belas bukannya hari ini klub drama berkumpul... " Ucap Kiba dengan seringnya jahilnya.

Seketika binaran wajah Ino meredup seketika. Ino melihat jamnya kemudian mendengus kesal kala melihat jam tersebut tepat menunjuk arah dua belas tepat.

"Dasar Baka!!! kenapa mengingatkanku sih..." Ucap Ino kesal.

Kiba tertawa ketika melihat wajah kesal dari sahabat garangnya itu.

Setelah mengecup pipi Hinata, Ino dengan tergesa meninggalkan kedua sahabatnya dengan raut wajah kesal.

"Jadi Hinata-chan bento itu untuk siapa tidak mungkin kan Hinata-chan yang langsing ini memakan semuanya sendiri." Kiba menatap Hinata dengan wajah jahilnya.

Ucapan jahil itu seketika membuat wajah Hinata memerah.

"I-itu memang bu-bukan untukku, Kiba-kun. I-itu untuk klub me-memasak." Jawab hinata gugup.

"Masa sih... Aku gak percaya lho.
Bukannya hari ini klub memasak tidak ada perkumpulan yah." Wajah Hinata semakin padam Kiba hanya tertawa melihat tingkah laku Hinata yang menurutnya sangat lucu itu.

"Sini berikan untukku aku tahu ini untuk Naruto-senpai kan... " Kiba menaik turunkan alisnya menggoda Hinata.

Hinata mencoba mengelak namun seberapa keras dirinya mengelak, Kiba terus menggoda sahabat manisnya itu. Mana mungkin ia menyia-nyiakan sahabat polosnya itu.

Dengan wajah merah, Hinatapun memberikan bento terakhirnya pada Kiba.

"To-tolong be-berikan pada Na-naruto-senpai ta-tapi ja-jangan bilang ini dari ku yaa... "  Ucap Hinata dengan wajah yang memerah sampai ke telinga.

"Ara... Ara...
Tapi, kenapa nggak Hinata-chan berikan sendiri saja?" Tanya Kiba kembali menggoda Hinata

"Aku malu...... "

Kiba tertawa mendengar jawaban Hinata. Ia mengambil bento Hinata kemudian berujar.

"Aku pergi dulu ya...
Tenang saja bento ini pasti sampai pada pangerannya..."

Hinata mendengus kesal melihat tingkah jahil sahabatnya itu. Kemudian ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan berusaha menghilangkan rona merah yang sedari tadi hinggap di wajah putihnya.

"Kiba no Baka!" kesalnya.

....





Pukul delapan malam. Hinata kini kebingungan. Ia ingin pulang, namun tidak ada kendaraan. Kedua sahabatnya itu sudah pulang lebih dulu dua jam yang lalu.

Niatnya ingin memesan taksi. Tapi ketika sebuah motor parkir di depannya, ia menghentikan langkahnya.

Wajahnya seketika memerah ketika melihat wajah rupawan orang yang menunggangi motor sport itu.

"Kenapa tidak menghubungiku jika mau pulang?" Tanya pemuda itu dengan ramahnya.

"Ti-tidak usah, Naruto-kun." Jawab Hinata gugup.

"Hahahaa padahal lusa kemarin kita jalan-jalan, tapi masih saja gugup ya..." Ucap Naruto menyindir Hinata.

"I-itu sudah bawaan sejak lahir!" Timpal Hinata kesal.

"Jangan kesal begitu. Ayo aku antar pulang. Sebelum hari semakin malam." Tawar Naruto.

Dengan hati gembira, Hinata naik ke atas motor besar Naruto dengan susah payah.

"Besok tambah tinggimu, biar enggak kesusahan saat naik motorku!"

"Apa sih!!!"

Naruto mulai melajukan motornya. Dan keduanya terdiam tanpa ada yang berucap.

"Hinata... " Panggil Naruto memecah keheningan.

"Hmmm?"

"Terima kasih Neri-kirinya. Aku suka. Apalagi bentuknya rubah...

Mereka sangat imut.

Ehh tidak, lebih imut yang membuatnya... "

Sontak pipi Hinata kembali memerah. Naruto yang melihat reaksi Hinata dari spion motornya tertawa pelan.

"Dasar pemalu. Bagaimana nanti jika aku menjadikannya milikku? Apakah reaksinya akan pingsan?" Gumam Naruto gemas.

Naruto memegang tangan Hinata yang terasa dingin. Kemudian tangan itu diarahkan pada saku jaketnya yang tebal.

"Sebagai balasannya, besok tolong buatkan aku bento."

"Nee... " Lirih Hinata masih dengan pipi yang memerah.

"Jangan lupa hubungi aku jika berangkat dan pulang dari kampus!"

"Ti-tidak Naruto-kun... Aku takut merepotkanmu... "

"Tidak apa-apa. Aku rela kau repotkan!"

Malam ini Hinata sangat kenyang dengan gombalan-gombalan yang dilayangkan oleh Naruto.

Mungkin malam ini ia akan mendapatkan mata panda karena gombalan itu.

T. B. C

Until We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang